Apakah Allah Sadis…?

Maret 3, 2015

* Dalam sebuah video Dr. Zakir Naik ditanya oleh seorang penanya yang mengaku dirinya “antara agnostik dan atheis”. Agnostik maksudnya, percaya Tuhan; tapi tidak mengikatkan diri dengan agama apapun.

* Beliau ditanya pertanyaan kira-kira begini: “Kalau Allah Maha Tahu bahwa nanti manusia akan banyak masuk neraka, mengapa Dia tetap menjadikan kehidupan ini? Apakah Dia sadis, sehingga ujungnya nanti senang menyiksa manusia ciptaan-Nya di neraka?”

* Atas pertanyaan ini Dr. Zakir Naik menjawab dengan sekian jawaban. Bisa jadi memuaskan sebagian orang, atau kurang memuaskan. Wallahu a’lam. Di sini coba kami berikan jawaban versi kami. Semoga jawaban ini lebih mudah dipahami; amin Allahumma amin.

* JAWABAN TAUHID: Bahwa Allah SWT memiliki Sifat IRADAH dan QUDRAH. Ini Sifat sangat mendasar bagi setiap Muslim. Iradah adalah “Maha Berkehendak”; sedangkan QUDRAH adalah “Maha Kuasa”. Kalau dibahasakan secara mudah, IRADAH adalah “membuat planning”, sedangkan QUDRAH adalah “eksekusi planning” itu. Dalam dua Sifat ini, tidak ada tandingan bagi Allah Ta’ala. Tidak ada yang bisa mencampuri Kehendak-Nya, juga tidak ada yang bisa menghentikan Kuasa-Nya. Maka ketika Allah telah menciptakan kehidupan ini sebagai perlombaan bagi manusia untuk mencapai skor akhir kehidupan terbaik (Al Mulk ayat 2); maka kita atau siapapun tak bisa mencampuri-Nya. Andaikan kita ingin mencampuri-Nya sekali pun, tak ada gunanya. Iradah dan Qudrah Allah tidak bisa dihentikan siapapun.

* JAWABAN RIWAYAT: Diriwayatkan bahwa Nabi Musa As pernah menanyakan pertanyaan seperti itu kepada Allah Ta’ala. Beliau bertanya, kira-kira: “Ya Allah, mengapa Engkau ciptakan manusia dan mengapa nanti Engkau siksa juga mereka?” Atas pertanyaan ini, Allah tidak lantas menjawab pertanyaan itu; tapi Dia memerintahkan Musa untuk menanam gandum sampai panen. Setelah panen, Musa kumpulkan hasil gandum; ada yang berisi dan ada yang kosong isi. Gandum yang berisi Musa kumpulkan untuk diolah sebagai makanan; gandum yang kosong isi dia kumpulkan untuk dibakar. Setelah itu Allah bertanya: “Wahai Musa, mengapa engkau bakar gandum-gandum yang tak berisi itu?” Jawab Musa: “Ya apa gunanya dipakai, gandum ini tak berisi. Ya lebih baik dibakar saja, karena tak berguna.” Lalu Allah mengatakan: “Nah, begitulah Musa perlakuan kepada orang-orang yang tidak taat kepada-Ku dan mengikuti agama-Ku.” Demikian kira-kira isi riwayat itu. Wallahu a’lam.

* JAWABAN LOGIKA: Misalnya ada seorang guru mengajar di sebuah kelas. Guru ini sejak awal sangat menginginkan agar murid-muridnya sukses, berhasil, mendapat nilai terbaik. Karena TIDAK ADA GURU yang menginginkan anak didiknya gagal, bodoh, dan hancur dalam studi. Lalu sang guru telah memberikan banyak sekali didikan, latihan, arahan, bimbingan, agar anak didik sukses. Anak didik diajari sebaik mungkin, dengan segala cara yang memungkinkan. Dia berikan contoh-contoh soal ujian, cara mengerjakan yang efektif, dia tunjukkan jebakan-jebakan yang sering merugikan; dia berikan bimbingan tanpa henti. Hingga anak yang paling bodoh dan lambat berpikir sekalipun, dia serasa diperlakukan bagai anak sang raja. Bahkan ketika anak-anak itu salah, guru maafkan, dia beri dukungan, motivasi, dia perbaiki kesalahan; dia arahkan supaya tidak salah lagi. Guru menghabiskan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, memikirkan berbagai cara agar anak didiknya sukses. SETELAH semua usaha ini dilakukan, ee ternyata beberapa anak tertentu gagal juga. Mereka tidak hadir saat ujian; mereka ketahuan sedang main PS di warnet; mereka juga main media sosial sambil mencaci maki gurunya; mereka memfitnah sang guru. Malah mereka juga bermaksud menghancurkan sekolah tempat belajarnya. Anak-anak itu telah diberikan 99% jalan UNTUK SUKSES; tapi dia gunakan 1% JALAN KEGAGALAN. Jika demikian, siapa yang layak disalahkan? Sang guru atau beberapa murid durhaka itu?

* INTINYA, Allah SWT sangat menginginkan kebaikan bagi manusia. Seperti disebut dalam ayat: “Wa maa Allahu yuridu zhulma lil ‘alamiin” (Allah tidak menginginkan kezhaliman atas alam semesta ini). Ali Imran 108. Dalam hadits qudsi, Allah SWT lebih bersemangat atas kebaikan hamba-Nya; kalau sang hamba mendekat kepada-Nya sejengkal, Dia mendekat ke hamba itu sehasta, dan sebagainya.

* Allah SWT punya 100 rahmat, 1 rahmat diturunkan ke dunia, 99 rahmat disisakan untuk di akhirat. Dunia dan seisinya ini tak ada apa-apanya dibandingkan keindahan surga di akhirat nanti; perumpamaannya seperti setetes air dibandingkan samudra yang luas. Nah, Allah ingin anugerahkan rahmat yang 99 itu kepada manusia; tapi caranya harus berlomba dulu untuk berbuat amal sebaik-baiknya selama di dunia. INI adalah bentuk KASIH-SAYANG yang “Maha Baik” karena saking baiknya DIA.

* Maka itu benar yang dikatakan dalam ayat: “Wa maa zhalamu-humullahu wa lakin kanu anfusahum yazhlimun” (tidaklah Allah menzhalimi mereka, tetapi mereka itu menzhalimi dirinya sendiri).

Demikian, semoga bermanfaat. Amin Allahumma amin.

(WaterFlow).

Link videonya: https://www.youtube.com/watch?v=tduflvWZJIs