Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Bertahun-tahun silam pernah diadakan diskusi antara seorang Ustadz dari PP Persis Bandung dengan Jalaluddin Rahmat (tokoh Syiah asal Bandung). Dalam makalahnya, Ustadz Persis itu tanpa tedeng aling-aling membuat kajian berjudul, “Syiah Bukan Bagian dari Islam”.

Ketika sessi dialog berlangsung, Ustadz Persis itu -dengan pertolongan Allah- mampu mematahkan argumen-argumen Jalaluddin Rahmat. Kejadiannya mirip, ketika dilakukan diskusi di Malang antara Jalaluddin Rahmat dengan Ustadz-ustadz Persis Bangil; ketika merespon lahirnya buku Islam Aktual, karya Jalaluddin Rahmat.

Ada satu momen penting menjelang akhir diskusi di Bandung itu. Saat itu Jalaluddin mengatakan, “Kalau memang Syiah dianggap sesat dan bukan bagian dari Islam, mengapa Pemerintah Saudi masih memperbolehkan kaum Syiah menunaikan Haji ke Tanah Suci?” Nah, atas pernyataan ini, tidak ada tanggapan serius dari para Ustadz di atas.

Ternyata, Mereka Masih Butuh Tanah Suci (Makkah & Madinah).

Dan ternyata, kata-kata serupa itu dipakai oleh Prof. Dr. Umar Shibah, tokoh Syiah yang menyusup ke lembaga MUI Pusat. Ketika kaum Syiah terdesak, dia mengemukakan kalimat pembelaan yang sama. “Kalau Syiah dianggap sesat, mengapa mereka masih boleh berhaji ke Tanah Suci?”

Lalu, bagaimana kalau pertanyaan di atas disampaikan kepada Anda-Anda semua wahai, kaum Muslimin? Apa jawaban Anda? Apakah Anda akan memberikan jawaban yang tepat, atau memilih menghindar?

Sekedar catatan, konon dalam sebuah diskusi antara Jalaluddin Rahmat dengan Ustadz M. Thalib (sekarang Amir MMI). Saat disana ada kebuntuan argumentasi, katanya Ustadz M. Thalib menantang Jalaluddin melakukan “diskusi secara fisik” di luar. Ya, ini sekedar catatan, agar kita selalu mempersiapkan diri dengan argumen-argumen yang handal sebelum “bersilat” pemahaman dengan orang beda akidah.

Mengapa kaum Syiah masih boleh masuk ke Tanah Suci, baik Makkah Al Mukarramah maupun Madinah Al Munawwarah?

Mari kita jawab pertanyaan ini:

PERTAMA, sebaik-baik jawaban ialah Wallahu a’lam. Hanya Allah yang Tahu sebenar-benar alasan di balik kebijakan Pemerintah Saudi memberikan tempat bagi kaum Syiah untuk ziarah ke Makkah dan Madinah.

KEDUA, dalam sekte Syiah terdapat banyak golongan-golongan. Di antara mereka ada yang lebih dekat ke golongan Ahlus Sunnah (yaitu Syiah Zaidiyyah), ada yang moderat kesesatannya, dan ada yang ekstrim (seperti Imamiyyah dan Ismailiyyah). Terhadap kaum Syiah ekstrim ini, rata-rata para ulama tidak mengakui keislaman mereka. Nah, dalam praktiknya, tidak mudah membedakan kelompok-kelompok tadi.

KETIGA, usia sekte Syiah sudah sangat tua. Hampir setua usia sejarah Islam itu sendiri. Tentu cara menghadapi sekte seperti ini berbeda dengan cara menghadapi Ahmadiyyah, aliran Lia Eden, dll. yang termasuk sekte-sekte baru. Bahkan Syiah sudah mempunyai sejarah sendiri, sebelum kekuasaan negeri Saudi dikuasai Dinasti Saud yang berpaham Salafiyyah. Jauh-jauh hari sebelum Dinasti Ibnu Saud berdiri, kaum Syiah sudah masuk Makkah-Madinah. Ibnu Hajar Al Haitsami penyusun kitab As Shawaiq Al Muhriqah, beliau menulis kitab itu dalam rangka memperingatkan bahaya sekte Syiah yang di masanya banyak muncul di Kota Makkah. Padahal kitab ini termasuk kitab turats klasik, sudah ada jauh sebelum era Dinasti Saud.

KEEMPAT, kalau melihat identitas kaum Syiah yang datang ke Makkah atau Madinah, ya rata-rata tertulis “agama Islam”. Negara Iran saja mengklaim sebagai Jumhuriyyah Al Islamiyyah (Republik Islam). Revolusi mereka disebut Revolusi Islam (Al Tsaurah Al Islamiyyah). Data seperti ini tentu sangat menyulitkan untuk memastikan jenis sekte mereka. Lha wong, semuanya disebut “Islam” atau “Muslim”.

KELIMA, kebanyakan kaum Syiah yang datang ke Makkah atau Madinah, mereka orang awam. Artinya, kesyiahan mereka umumnya hanya ikut-ikutan, karena tradisi, atau karena desakan lingkungan. Orang seperti ini berbeda dengan tokoh-tokoh Syiah ekstrem yang memang sudah dianggap murtad dari jalan Islam. Tanda kalau mereka orang awam yaitu kemauan mereka untuk datang ke Tanah Suci Makkah-Madinah itu sendiri. Kalau mereka Syiah ekstrim, tak akan mau datang ke Tanah Suci Ahlus Sunnah. Mereka sudah punya “tanah suci” sendiri yaitu: Karbala’, Najaf, dan Qum. Perlakuan terhadap kaum Syiah awam tentu harus berbeda dengan perlakuan kepada kalangan ekstrim mereka.

KEENAM, orang-orang Syiah yang datang ke Tanah Suci Makkah-Madinah sangat diharapkan akan mengambil banyak-banyak pelajaran dari kehidupan kaum Muslimin di Makkah-Madinah. Bila mereka tertarik, terkesan, atau bahkan terpikat; mudah-mudahan mau bertaubat dari agamanya, dan kembali ke jalan lurus, agama Islam Ahlus Sunnah.

KETUJUH, hadirnya ribuan kaum Syiah di Tanah Suci Makkah-Madinah, hal tersebut adalah BUKTI BESAR betapa ajaran Islam (Ahlus Sunnah) sesuai dengan fitrah manusia. Meskipun para ulama dan kaum penyesat Syiah sudah bekerja keras sejak ribuan tahun lalu, untuk membuat-buat agama baru yang berbeda dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah; tetap saja fitrah mereka tidak bisa dipungkiri, bahwa hati-hati mereka terikat dengan Tanah Suci kaum Muslimin (Makkah-Madinah), bukan Karbala, Najaf, dan Qum.

KEDELAPAN, kaum Syiah di negerinya sangat biasa memuja kubur, menyembah kubur, tawaf mengelilingi kuburan, meminta tolong kepada ahli kubur, berkorban untuk penghuni kubur, dll. Kalau mereka datang ke Makkah-Madinah, maka praktik “ibadah kubur” itu tidak ada disana. Harapannya, mereka bisa belajar untuk meninggalkan ibadah kubur, kalau nanti mereka sudah kembali ke negerinya. Insya Allah.

KESEMBILAN, pertanyaan di atas sebenarnya lebih layak diajukan ke kaum Syiah sendiri, bukan ke Ahlus Sunnah. Mestinya kaum Syiah jangan bertanya, “Mengapa orang Syiah masih boleh ke Makkah-Madinah?” Mestinya pertanyaan ini diubah dan diajukan ke diri mereka sendiri, “Kalau Anda benar-benar Syiah, mengapa masih datang ke Makkah dan Madinah? Bukankah Anda sudah mempunyai ‘kota suci’ sendiri?”

Demikian sebagian jawaban yang bisa diberikan. Semoga bermanfaat. Pesan spesial dari saya, kalau nanti Prof. Dr. Umar Shihab, atau Prof. Dr. Quraish Shihab (dua tokoh ini saudara kandung, kakak-beradik; bersaudara juga dengan Alwi Shihab, Mantan Menlu di era Abdurrahman Wahid), beralasan dengan alasan tersebut di atas; mohon ada yang meluruskannya. Supaya beliau tidak banyak membuang-buang kalam, tanpa guna.

Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

[Abahnya Syakir].

130 Responses to Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?

  1. Ali Reza berkata:

    Ahmadinejad itu awam atau ekstrim?

  2. kanzunQALAM berkata:

    WaLlahu a’lamu bishshawab…
    jangan terlalu mudah, untuk mengkafirkan sesama muslim…

    Sejarah Kelam, Perpecahan Umat Islam
    http://kanzunqalam.wordpress.com/2010/05/17/islam-itu-satu/

  3. iwan berkata:

    Yang jelas Ahlus sunah mencintai rasul dan juga seluruh keluarganya

  4. banyugeni berkata:

    halah jawaban tanpa isi,dan hanya mengada ada dasar kepentingan anti syiah.yg jelas syiah extrim dan dinasti saud+wahaby sama sama keblinger.

  5. abisyakir berkata:

    @ Banyugeni…

    Halah jawaban tanpa isi, dan hanya mengada ada dasar kepentingan anti syiah.yg jelas syiah extrim dan dinasti saud+wahaby sama sama keblinger.

    Trus yang dinamakan “ada isi” itu macam mana? Apa seperti komentar Anda yang tidak bermutu ini? Apakah itu yang dinamakan “ada isinya”? Ironis sekali…

    AMW.

  6. Yeni sukmawaty berkata:

    Jadi prof dr qurais sihab ini org syiah to? Walah..knp dia suka ngisi kultum di tv? Pdhl sy suka dengerin ceramahnya lho..astaghfirlloh…org awam spt sy memang hrs bnyk belajar lg..jazakalloh ilmunya

  7. Airell Tuffliado berkata:

    Terhadap keluarga Shihab maupun Jalaludin Rahmat menurut saya mereka bukan Syi’ah, namun cukup pro dan memiliki afiliasi terhadapnya..
    Semoga mereka yang menjual DiinuLlah dengan harga murah Allah tawbatkan mereka sebelum waktu kepastian tempat mereka di akhirat..

  8. abisyakir berkata:

    @ Yeni Sukmawaty…

    Hati-hati Bu Yeni terhadap Quraisy Shihab. Dia menulis kitab tafsir Al Misbah. Salah satu rujukan penting dalam penulisan tafsir itu adalah kitab tabsir At Thabthaba’i, seorang ulama Syiah. Tidak mungkin orang yang concern dengan Sunnah akan memakai kitab seperti itu sebagai rujukan. Lihat pengantar tafsir Al Misbah karangan Quraisy Shihab.

    Jazakillah jaza’an hasana.

    AMW.

  9. abisyakir berkata:

    @ Airell…

    Terhadap keluarga Shihab maupun Jalaludin Rahmat menurut saya mereka bukan Syi’ah, namun cukup pro dan memiliki afiliasi terhadapnya…

    Komentar Anda ini aneh. Orang seperti itu tidak disebut Syiah, lalu yang seperti apa lagi yang mesti disebut Syiah? Jalaluddin Rahmat itu bahkan disebut-sebut sebagai amir Syiah Asia Tenggara. Ah..sudahahlah, Anda kalau kurang tahu masalah, jangan berkomentar macam-macam. Jadi seperti kebiasaan kaum Syiah, sering menyembunyikan diri di balik “retorika lembut”.

    AMW.

  10. Daus berkata:

    @abisyakir
    masalahnya sekarang yg jd ganjalan Zionis mendirikan Israel Raya tinggal Syiah (Iran dan Hizbullah) serta Hamas yg didukung syiah (lihat tayangan dari MEMRI TV dmn PEMIMPIN HAMAS berceramah di Iran http://www.youtube.com/watch?v=fqSGxfjtkhI )
    klw Syiah hancur, berati terwujud dunk Israel Raya, fakta negara2 mayoritas MUSLIM lainnya kan hanya banyak bicara tanpa TINDAKAN, klw gitu mari kita berdoa semoga ISRAEL RAYA terwujud krn dgn begitu Syiah sudah musnah atau sudah bukan lagi menjd ancaman dunk…

    Pd kmn y negara2 mayoritas SUNNI?bukankah ZIONIS jk sampai mendirikan ISRAEL RAYA jg merupakan BENCANA BESAR

    saya lahir dari keluarga murni sunni (keluarga aktifis Muhammadiyah, NU, Masyumi dll), tinggal dilingkungan sunni, awalnya dari kecil sudah mendengar fitnahan lebih hebat ttg syiah, klw syiah itu menyembah ALI hingga Nabi nya ALI, dan ternyata semua itu dusta (krn fitnahannya berubah2 terus), saat ini jg ragu klw semua itu hanya FITNAH saja..

    punya berita yg lebih dahsyat lg gak???

  11. abisyakir berkata:

    @ Daus…

    Masalahnya sekarang yg jd ganjalan Zionis mendirikan Israel Raya tinggal Syiah (Iran dan Hizbullah) serta Hamas yg didukung syiah (lihat tayangan dari MEMRI TV dmn PEMIMPIN HAMAS berceramah di Iran http://www.youtube.com/watch?v=fqSGxfjtkhI).

    Komentar: Ya, tidak begitu amat Pak. Masak hanya dari satu dua tayangan video, Anda bisa men-judgement masalah sebesar itu. Ini sangat prematur. Lho, dalam sejarah, apa Anda pernah mendengar Iran atau Hizbullah melakukan peperangan terbuka melawan Zionis? Yang berperang sejak dulu kan bangsa Arab. Sampai ada istilah Perang Arab-Israel. Kalau serangan2 sporadis, iya memang ada serangan Hizbullah. Tetapi faksi-faksi Mujahidin Islam Ahlus Sunnah kan jauh lebih banyak sejarahnya ketimbang Hizbullah. Disana ada Hamas, Jihad Islam, Fatah, Al Qa’idah, dan lain-lain.

    Anda jangan mengada-ada dengan membuat asumsi aneh-aneh. Yang melawan Zionis Israel itu seluruh kaum Muslimin Ahlus Sunnah Pak. Kalau Iran kan biasanya berupa “serangan retorika” sekedar untuk menunjukkan bahwa mereka “anti Israel”. Padahal di Iran sendiri, orang Yahudi sangat banyak. Mereka aman berada di Iran. Mereka dilindungi luar biasa. Sedangkan kaum Sunni di Iran dibabat habis.

    Klw Syiah hancur, berati terwujud dunk Israel Raya, fakta negara2 mayoritas MUSLIM lainnya kan hanya banyak bicara tanpa TINDAKAN, klw gitu mari kita berdoa semoga ISRAEL RAYA terwujud krn dgn begitu Syiah sudah musnah atau sudah bukan lagi menjd ancaman dunk…

    Komentar: Halah, logika yang dibuat-buat. Tidak ada realitasnya. Para Mujahidin Islam selama ini banyak kok reputasinya dalam Jihad melawan Zionis Israel. Banyak sekali para syuhada (insya Allah) Sunni yang sudah wafat dalam pertempuran itu, baik mereka dari Palestina atau negeri-negeri Islam lain. Justru kalau Anda membaca tanda-tanda menjelang Hari Kiamat, nanti dajjal laknatullah ‘alaih akan muncul dari Isfahan (Iran). Maka itu tak aneh kalau banyak orang Yahudi kini bermukim di Iran, dalam rangka menyambut datangnya si terkutuk dajjal.

    Saya lahir dari keluarga murni sunni (keluarga aktifis Muhammadiyah, NU, Masyumi dll), tinggal dilingkungan sunni, awalnya dari kecil sudah mendengar fitnahan lebih hebat ttg syiah, klw syiah itu menyembah ALI hingga Nabi nya ALI, dan ternyata semua itu dusta (krn fitnahannya berubah2 terus), saat ini jg ragu klw semua itu hanya FITNAH saja.. punya berita yg lebih dahsyat lg gak???

    Komentar: Ya, suatu saat, kalau militansi kesyiahan Anda sudah semakin menebal, Anda akan mendapati keyakinan-keyakinan syirik itu. Hanya soal waktu saja. Sudahlah…Anda tidak usah beralasan dengan background yang “Sunni murni”. Tidak usah begitu. Ahlus Sunnah selalu mulia dan tidak bisa diciderai oleh perilaku manusia yang sering berubah-ubah.

    Ya kita semua paham, bahwa dalam agama Syiah, segala hawa nafsu manusia bisa diwadahi sebaik-baiknya. Hal-hal yang dilarang dalam agama, disana bisa dihalalkan semua. Ya maklum, dalam agama seperti itu yang diibadahi hanyalah HAWA NAFSU manusia, bukan tuntunan agama Allah.

    Semoga Allah memberi Anda petunjuk “jalan pulang”. Sebelum, nilai hidup Anda tidak berharga sama sekali, di Mata Allah, manusia, dan alam. Nas’alulllah al ‘afiyah.

    AMW.

  12. […] [d]. Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci? […]

  13. Dafa Sani berkata:

    Saya tertarik dengan pertanyaan yg satu ini : “Kalau Anda benar-benar Syiah, mengapa masih datang ke Makkah dan Madinah? Bukankah Anda sudah mempunyai ‘kota suci’ sendiri?”

    Kalau saya yang dipersangkakan sebagai syiah maka akan saya jawab begini : Justru dengan diijinkannya kami memasuki kota Mekkah ini membuktikan bahwa kami tetaplah merupakan bagian dari kaum muslimin dan adalah sikap inkonsistensi bagi kalian sendiri yg memfatwakan bahwa syiah berada diluar Islam pada satu sisi dan pada sisi yang lain pemerintah Saudi sendiri masih menerapkan kebijakan akan bolehnya orang2 syiah melaksanakan ibadah haji.

    Dan ini sekali gus membuktikan bahwa “wibawa” fatwa tersebut ternyata tak memiliki nilai dimata pemerintah Saudi sendiri, apatah lagi diluar batas jazirah.

  14. abisyakir berkata:

    @ Dafa Sani…

    Justru dengan diijinkannya kami memasuki kota Mekkah ini membuktikan bahwa kami tetaplah merupakan bagian dari kaum muslimin dan adalah sikap inkonsistensi bagi kalian sendiri yg memfatwakan bahwa syiah berada diluar Islam pada satu sisi dan pada sisi yang lain pemerintah Saudi sendiri masih menerapkan kebijakan akan bolehnya orang2 syiah melaksanakan ibadah haji.

    Komentar: Masalahnya rumit. Orang-orang Syiah di Iran, dalam kartu identitasnya tertulis agama ISLAM. Sedangkan dari Iran, tidak semua orang Syiah. Ada juga warga Sunni asal Iran. Andaikan dalam identitasnya ada kejelasan, agama = Syiah Rafidhah, besar kemungkinan mereka akan dikeluarkan dari Kota Makkah. Kalau semua warga Iran dianggap Syiah, toh ada warga Sunni asal Iran. Untuk mengetahui apakah mereka Syiah atau Sunni juga tidak mudah, sebab kaum Syiah sudah biasa BOHONG. Bohong jadi agama di mereka. Dan betapa sulitnya untuk meneliti orang per orang, sebelum mereka boarding masuk ke Makkah/Madinah.

    Jadi, soal hakikat Syiah Rafidhah itu bukan Islam, berdasarkan Syariat Islam. Adapun kebijakan politik Pemerintah Saudi kalau salah, harus diingatkan, dan ditunjukkan cara yang benar. Dan bagi kaum Syiah, dorongan hati mereka untuk ziarah ke Makkah/Madinah, hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak bisa memungkiri fitrahnya sendiri, bahwa tidak ada kota suci di Najaf, Karbala, dan Qum.

    AMW.

  15. Dafa Sani berkata:

    @abisyakir

    Masalahnya rumit. Orang-orang Syiah di Iran, dalam kartu identitasnya tertulis agama ISLAM. Sedangkan dari Iran, tidak semua orang Syiah.

    Jawaban saya : Serumit itukah persoalannya ?! Hanya karena segelintir orang sunni yg ada di Iran menjadi alasan bagi anda dan pemerintah Saudi untuk membenarkan masuknya orang-rang Syiah Iran yg mayoritas itu ketanah suci ?

    Lantas apa alasan anda lagi terkait foto presiden Iran diatas ? Apakah luput bagi anda dan pemerintah Saudi sehingga tetap mengijinkan seorang Ahmadinejad untuk melaksanakan ibadah haji ataukah ia seorang Sunni?
    Memang asal menjawab itu mudah walaupun hal itu bertentangan dengan akal sehat !

  16. Dafa Sani berkata:

    Komentar pada foto diatas yg berbunyi :

    “Ternyata, Mereka Masih Butuh Tanah Suci (Makkah & Madinah).”

    tampaknya kurang tepat dan sangat tidak cerdas, dimana pilihan kata yg mungkin lebih tepat menurut saya adalah :

    “Ternyata mereka masih merasa bagian dari umat Islam dan ibadah Haji adalah salah satu kewajiban mereka.”…..salam

  17. abisyakir berkata:

    @ Dafa Sani…

    1. Muslim Sunni di Iran itu tidak sedikit, sekitar 10-20 %. Itu bukan “segelintir” Om. Itu banyak.
    2. Harusnya, di KTP orang Syiah Iran disebutkan, religion: Syiah Imamiyyah. Harusnya begitu, biar tidak menyulitkan Pemerintah Saudi untuk menolak mereka.
    3. Ahmadinejad itu tokoh politik. Perlakuan ke tokoh politik beda dengan orang biasa. Pak Harto waktu jamaah Haji kesana juga diperlakukan khusus. Di balik membolehkan Ahmadinejad kesana -menurut hemat saya- mungkin sekalian untuk mendakwahi orang Syiah, agar mereka taubat dari agama made in Persia mereka.
    4. ‘Ala kulli hal, sikap yang benar adalah sikap Syariat Islam. Intinya, siapapun yang mencela, mengutuk, melaknat, mendoakan keburukan kepada isteri-isteri Nabi, dan para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, mereka adalah KUFUR, KELUAR DARI ISLAM, dan TIDAK BOLEH masuk Tanah Suci. Kalau ada pemerintahan yang tidak tegas, itu salah mereka; bukan salah Syariat Islamnya.

    5. Ucapan Anda: “Ternyata mereka masih merasa bagian dari umat Islam dan ibadah Haji adalah salah satu kewajiban mereka.”

    Orang Syiah yang “jujur” akan terus berusaha menjadi bagian dari Islam, apapun caranya. Tetapi caci-maki, kutukan, dan sumpah serapah mereka kepada para Shahabat Nabi dan isteri-isteri Nabi, semua itu membuat jiwa mereka selalu gelisah, dibayang-bayangi ketakutan, selalu resah karena mereka telah melakukan DOSA SANGAT BERAT, lantaran menodai kehormatan manusia-manusia yang Allah muliakan.

    Kami (kaum Sunni) akan selalu mencintai Ali bin Abi Thalib Ra, Fathimah Ra, Husein Ra, Hasan Ra dan para ahlul bait Nabi Saw. Kami mencintai mereka, sebagai bagian dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi kami tidak melampaui batas seperti orang-orang Rafidhah (celaka) itu.

    Demi Allah, cintanya kaum Sunni kepada Ahlul Bait lebih baik, lebih suci, dan lebih jujur dari seluruh cintanya orang-orang sesat Rafidhah -semoga Allah menuntun hati mereka kembali kepada Islam-. Amin Allahumma amin.

    Semoga kaum Rafidhah sadar diri dan kembali kepada Islam. Amin ya Rahiim.

    AMW.

  18. Dafa Sani berkata:

    @abisyakir…

    3. Ahmadinejad itu tokoh politik. Perlakuan ke tokoh politik beda dengan orang biasa. Pak Harto waktu jamaah Haji kesana juga diperlakukan khusus.

    Lho….yg kita persoalkan disini bukanlah Ahmadinejad dalam kapasitasnya sebagai presiden Iran yg melakukan kunjungan kenegaraan ke negara Saudi Arabia, sehingga membawa-bawa kisah bagaimana Pak Harto diperlakukan tatkala ber-Haji disana tampaknya kurang relevan dan tidak bisa diterima sebagai penjelasan mengapa seorang Presiden dari sebuah negara yang mayoritas penduduknya adalah Syi’ah dapat berlenggang dengan bebas untuk menjalankan ibadah Haji yg seharusnya diwajibkan hanya bagi seorang muslim dan bukan orang kafir.

    “…Di balik membolehkan Ahmadinejad kesana -menurut hemat saya- mungkin sekalian untuk mendakwahi orang Syiah, agar mereka taubat dari agama made in Persia mereka….”

    Ngomong-ngomong sejak kapan orang kafir (siapapun dia ! ) diperbolehkan memasuki tanah suci sekali gus melaksanakan ritual haji dengan alasan untuk mendakwahi mereka…..aneh !!
    Bukankah ada kaidah bahwa : Apabila bertemu dua kewajiban agama berupa larangan dan perintah maka mutlak didahulukan larangan. Artinya ketentuan larangan Allah bagi orang kafir untuk memasuki Tanah Suci mestilah didahulukan di atas perintah untuk mendakwahi orang-orang kafir itu.

    Satu lagi kaidah yg mengatakan : “Menolak mafsadat lebih didahulukan dari mengambil manfaat.”
    Lantas manfaat apa yang diperoleh selama ini dari diperbolehkannya orang Syi’ah memasuki tanah suci yg justru kebijakan ini berdampak tertanamnya syubhat dikepala kaum muslimin bahwa mereka bagian dari Islam yang sekaligus merusak wibawa ulama itu sendiri akibat fatwa yn mereka keluarkan dianggap “angin lalu” oleh pemerintah Saudi sendiri.
    Semoga jadi renungan….salam.

  19. Dafa Sani berkata:

    @abisyakir…

    1. Muslim Sunni di Iran itu tidak sedikit, sekitar 10-20 %. Itu bukan “segelintir” Om. Itu banyak.

    Kalau begitu Om ganti kalimatnya menjadi :

    Serumit itukah persoalannya ?! Hanya karena ada sekitar 10-20 % orang sunni yg ada di Iran menjadi alasan bagi anda dan pemerintah Saudi untuk membenarkan masuknya sekitar 80-90 %orang-orang Syiah Iran itu ketanah suci ? Hhmmm….sebuah kebijakan yg sangat sulit untuk dipahami dengan akal sehat. Sekiranya persentase nya di balik, mungkin masih bisa dipahami dan wajar.

  20. abisyakir berkata:

    @ Dafa Sani…

    Serumit itukah persoalannya ?! Hanya karena ada sekitar 10-20 % orang sunni yg ada di Iran menjadi alasan bagi anda dan pemerintah Saudi untuk membenarkan masuknya sekitar 80-90 %orang-orang Syiah Iran itu ketanah suci ? Hhmmm….sebuah kebijakan yg sangat sulit untuk dipahami dengan akal sehat. Sekiranya persentase nya di balik, mungkin masih bisa dipahami dan wajar.

    Komentar: Ya, intinya ini kan soal “kebijakan politik Saudi”. Kebijakan semisal itu bisa dilandasi aneka pertimbangan, yang tentu saja mereka lebih tahu alasan sebenarnya. Yang jelas, posisi kita disini hanya menduga-duga saja. Bisa benar, bisa salah.

    Terkait yang Anda katakan, masalah utamanya adalah SIFAT MUNAFIK orang-orang Syiah itu sendiri. Mengapa mereka tidak jelas-jelas menuliskan dalam ID card-nya: “Religion: Syiah Imamiyyah“. Kalau begini kan mudah. Para administratur di Saudi tinggal mengarahkan mereka agar “berhaji” ke Qum, Najaf, dan Karbala. Bukan ke Tanah Suci Haramain Syarifain. Mestinya Anda mengusulkan atau berjuang ke Pemerintah Syiah Iran agar mengubah keterangan agama dalam Id itu. Cobalah Anda lakukan hal itu…

    Mengapa Syiah Rafidhah harus mengganti Id-nya? Ya, karena dalam akidah mereka, kaum Sunni ini dianggap kafir, keluar dari Islam, dianggap terlaknat, boleh dilakukan kejahatan-kejahatan atasnya. Jadi, kalau di negeri Iran sana, kaum Syiah menetapkan hukum murtad atas kaum Sunni, mestinya tidak sulit bagi mereka untuk mengubah ID Card-nya, menjadi “religion: Syiah Imamiyyah”.

    Islam itu identik dengan Ahlus Sunnah. Kalau Syiah mengkufurkan Ahlus Sunnah, berarti mereka menolak ajaran Islam. Semestinya tidak sulit bagi mereka untuk memakai ID khusus Syiah. Kalau ID itu sudah dicantumkan dalam paspor orang Syiah asal Iran…pasti akan mudah untuk menyikapinya, apakah mereka boleh masuk ke Tanah Suci atau tidak.

    AMW.

  21. abisyakir berkata:

    @ Dafa Sani…

    Lho….yg kita persoalkan disini bukanlah Ahmadinejad dalam kapasitasnya sebagai presiden Iran yg melakukan kunjungan kenegaraan ke negara Saudi Arabia, sehingga membawa-bawa kisah bagaimana Pak Harto diperlakukan tatkala ber-Haji disana tampaknya kurang relevan dan tidak bisa diterima sebagai penjelasan mengapa seorang Presiden dari sebuah negara yang mayoritas penduduknya adalah Syi’ah dapat berlenggang dengan bebas untuk menjalankan ibadah Haji yg seharusnya diwajibkan hanya bagi seorang muslim dan bukan orang kafir.

    Komentar: Secara administrasi bagaimana paspor Ahmadinejad? Disana tertulis, agama : Islam, atau agama : Syiah Imamiyyah? Mohon dijelaskan dulu masalah itu. Sebab kalau tertulisnya, agama : Islam, secara administratif Pemerintah Saudi tidak salah. Iya kan? Soal hatinya sesat atau bagaimana, itu urusan Ahmadinejad. Yang penting, hanya orang “berlabel Islam” yang boleh masuk Tanah Suci.

    Ngomong-ngomong sejak kapan orang kafir (siapapun dia ! ) diperbolehkan memasuki tanah suci sekaligus melaksanakan ritual haji dengan alasan untuk mendakwahi mereka…..aneh !! Bukankah ada kaidah bahwa : Apabila bertemu dua kewajiban agama berupa larangan dan perintah maka mutlak didahulukan larangan. Artinya ketentuan larangan Allah bagi orang kafir untuk memasuki Tanah Suci mestilah didahulukan di atas perintah untuk mendakwahi orang-orang kafir itu.

    Komentar: Dalam ID Card-nya misal tertulis Muslim, SECARA ADMINISTRASI apa bisa dikatakan sebagai kafir? Contoh, Jalaluddin Rahmat, tokoh Syiah asal Kiaracondong Bandung itu. Apa ID Card-nya tertulis, agama : Syiah Imamiyyah? Jadi secara administrasi, orang2 ini masih diperlakukan sebagai Muslim. Justru yang selalu menjadi pertanyaan: Mengapa orang Syiah tak berani pasang Id secara jujur, bahwa agama mereka Syiah Imamiyyah? Ini masalah utamanya.

    Jadi trouble maker nya dari kaum Syiah sendiri. Kok Anda jadi malah menyalahkan Ahlus Sunnah? Aneh sekali. Mereka yang berbuat kok kita disuruh tanggung-jawab?

    Soal hikmah mendakwahi orang sesat (kufur Rafidhah), itu kan alasan2 yang bisa saya kemukakan, yang nilainya duga-menduga. Tetapi sebagai catatan. Ini perlu Anda tahu ya… Waktu Pak Harto naik Haji secara resmi ke Tanah Suci, pengaruhnya sangat kuat. Sejak itu para birokrat, pejabat, akademisi, perwira militer, pengusaha, dll. mereka tidak segan-segan lagi naik Haji ke Tanah Suci. Anda bisa tanyakan hal ini ke pegawai-pegawai senior Depag, yang sejak awal mengurusi Haji. Jadi Haji-nya seorang pemimpin memiliki efek sangat kuat bagi rakyatnya.

    Dalam soal Ahmadinejad ke Tanah Suci. Pertanyaannya: Apakah acara itu disiarkan secara live di TV-TV Iran? Apakah Ahmadinejad dalam Haji-nya menggunakan tata-cara ibadah kaum Sunni? Kalau hal demikian terjadi…maka Anda akan melihat bahwa ibadah Ahmadinejad itu akan memiliki efek besar di tengah rakyat Syiah Iran; seperti efek ibadah Pak Harto di mata rakyat Indonesia.

    Anda sebut mendakwahi orang Iran mestinya dibelakangkan daripada membolehkan Ahmadinejad masuk Tanah Suci. Bukankah yang namanya dakwah disana, ialah menyelematkan kaum Syiah Iran dari kekufuran agama mereka? Bukankah hal itu juga bermakna melakukan sesuatu untuk mencegah kemungkaran besar rakyat Syiah Imamiyyah di Iran? Kalau dihitung-hitung, nilai kemungkaran Ahmadinejad masuk ke Tanah Suci lebih kecil daripada kalau rakyat Iran terus-menerus memeluk agama Syiah Persia Imamiyyah mereka. Agama semodel itu kan lebih dekat ke keyakinan Majusi bangsa Persia masa lalu.

    Terimakasih.

    AMW.

  22. Dafa Sani berkata:

    @abisyakir…

    Ya, intinya ini kan soal “kebijakan politik Saudi”. Kebijakan semisal itu bisa dilandasi aneka pertimbangan, yang tentu saja mereka lebih tahu alasan sebenarnya. Yang jelas, posisi kita disini hanya menduga-duga saja. Bisa benar, bisa salah.

    Tanggapan saya : Kalau Arab Saudi memiliki “kebijakan politik”, maka demikian pula hal nya pemerintah Iran yg memilih untuk tidak mencantumkan status sebagai “syi’ah imamiyah” pada ID Card warga negaranya juga merupakan kebijakan politik yang tentu saja mereka lebih tahu alasan sebenarnya. Yang jelas, posisi kita disini hanya menduga-duga saja. Bisa benar, bisa salah.

    “Terkait yang Anda katakan, masalah utamanya adalah SIFAT MUNAFIK orang-orang Syiah itu sendiri. Mengapa mereka tidak jelas-jelas menuliskan dalam ID card-nya:…bla…bla…bla…”

    Anda pikir pemerintah Saudi tidak memiliki sifat yg sama, yaitu KEMUNAFIKAN pada diri mereka ? Tatkala diabaikannya “fatwa” Ulama Kibar yg jelas-jelas memfatwakan kafirnya Syi’ah,dan mereka dengan tenang malah memasukkan orang-orang semacam Ahmadinejad, sementara di sisi yang lain dengan tidak malunya mereka meng klaim sebagai sebuah negara yg sangat menjunjung dan menjaga kemurnian syariat Islam !
    Kalau ini bukanlah “KEMUNAFIKAN”, maka saya tidak tahu lagi apa yg dinamakan “SIFAT MUNAFIK”…..salam

  23. abisyakir berkata:

    @ Dafa Sani…

    Anda pikir pemerintah Saudi tidak memiliki sifat yg sama, yaitu KEMUNAFIKAN pada diri mereka ? Tatkala diabaikannya “fatwa” Ulama Kibar yg jelas-jelas memfatwakan kafirnya Syi’ah,dan mereka dengan tenang malah memasukkan orang-orang semacam Ahmadinejad, sementara di sisi yang lain dengan tidak malunya mereka meng klaim sebagai sebuah negara yg sangat menjunjung dan menjaga kemurnian syariat Islam !

    Kalau ini bukanlah “KEMUNAFIKAN”, maka saya tidak tahu lagi apa yg dinamakan “SIFAT MUNAFIK”…..

    Komentar:

    Ya alhamdulillah, Anda sudah bisa bedakan antara sikap politik pemerintahan dengan sikap Syariat. Itu sangat penting.

    Dalam ilmu politik Islami, peran para ulama, dai, pejuang Islam memang menyuarakan kebenaran, sesuai dalil-dalilnya. Adapun soal sikap pemerintahan yang tidak lurus, itu tanggung-jawab mereka. Yang penting, para ulama, dai, pejuang Islam sudah memberikan nasehat, penjelasan, juga amar makruf nahi munkar.

    Adapun masih ada celah bagi pemerintah Saudi untuk berkelit, kalau diserang orang seperti Anda. Yaitu lagi-lagi -maaf ya kalau mulai bosan- soal ID Card. Orang Syiah mestinya mengganti tulisan agamany dengan: Syiah Imamiyyah. Begitu… Kalau data ini tak diubah, tokoh sekaliber Jalaluddin Rahmat pun secara administrasi tetap dianggap Muslim.

    Jadi “munafik”-nya pemerintah Saudi dalam soal itu, mereka masih punya landasan administratif. Sementara munafiknya orang Syiah kan bersifat MENYEJARAH, selama ribuan tahun. Iya kan…

    Terimakasih.

    AMW.

  24. Dafa Sani berkata:

    @abisyakir

    OK…deh. Terima kasih pula ats kejujuran jawaban anda yg terakhir….salam.

  25. Dafa Sani berkata:

    Sebagai tambahan :

    Saya meragukan apakah kebijakan politik “kura-kura dlm perahu” yg diterapkan oleh pemerintah Saudi terkait identitas orang2 syiah yg memasuki tanah suci tadi dapat menjadi “udzur syar’i” bagi mereka umtuk lepas dari azab Allah subhanahu wa ta’ala sebagai sebuah pertanggung jawaban ukhrawi mereka di alam sana.
    Semoga saja keraguan saya tidak salah

  26. Dafa Sani berkata:

    Satu lagi :

    “Sementara munafiknya orang Syiah kan bersifat MENYEJARAH, selama ribuan tahun. Iya kan… ”

    Iya ..betul sekali. Adapun “KEMUNAFIKAN” pemerintah Saudi yg anda katakan masih ” bersifat admnistratif ” tampaknya akan bergeser kepada “KEMUNAFIKAN” yg bersifat “MENYEJARAH” juga manakala mereka enggan untuk mengoreksi ulang kebijakan mereka selama ini terhadap orang-orang Syiah….. dan itu hanya soal waktu…..

  27. Daus berkata:

    Komentar: Ya, tidak begitu amat Pak. Masak hanya dari satu dua tayangan video, Anda bisa men-judgement masalah sebesar itu. Ini sangat prematur. Lho, dalam sejarah, apa Anda pernah mendengar Iran atau Hizbullah melakukan peperangan terbuka melawan Zionis? Yang berperang sejak dulu kan bangsa Arab. Sampai ada istilah Perang Arab-Israel. Kalau serangan2 sporadis, iya memang ada serangan Hizbullah. Tetapi faksi-faksi Mujahidin Islam Ahlus Sunnah kan jauh lebih banyak sejarahnya ketimbang Hizbullah. Disana ada Hamas, Jihad Islam, Fatah, Al Qa’idah, dan lain-lain.
    Anda jangan mengada-ada dengan membuat asumsi aneh-aneh. Yang melawan Zionis Israel itu seluruh kaum Muslimin Ahlus Sunnah Pak. Kalau Iran kan biasanya berupa “serangan retorika” sekedar untuk menunjukkan bahwa mereka “anti Israel”. Padahal di Iran sendiri, orang Yahudi sangat banyak. Mereka aman berada di Iran. Mereka dilindungi luar biasa. Sedangkan kaum Sunni di Iran dibabat habis.
    Response: anda ini punya televisi gak sih, lah tahun 2006 itu, perang atau main2 di Libanon Selatan?Jmlh ribuan jiwa terbunuh ktk itu Cuma bercanda?Libanon Selatan itu mayoritas Syiah, kok anda terlihat bodoh tp bangga, 2x Hizbullah berperang dgn israel dan nyata terlihat tp anda katakan hanya sandiwara???
    Jd pemimpin HAMAS di video tsb hanya menunjukkan kemunafikan, dgn ceramah2nya?
    Komentar: Ya, suatu saat, kalau militansi kesyiahan Anda sudah semakin menebal, Anda akan mendapati keyakinan-keyakinan syirik itu. Hanya soal waktu saja. Sudahlah…Anda tidak usah beralasan dengan background yang “Sunni murni”. Tidak usah begitu. Ahlus Sunnah selalu mulia dan tidak bisa diciderai oleh perilaku manusia yang sering berubah-ubah.
    Response : anda yg lebih syirik, anda seperti orang2 pendahulu anda yg memerangi kaum muslim di Jamal, Siffin dan Nahrawan, mereka semua mengaku Islam tp memerangi Pemimpin yg sah!!!
    Itu contoh nyata dari IDOLA anda kan, para pembunuh dan Pemberontak (Perang Jamal dan Siffin)!!!
    Semoga Allah memberi Anda petunjuk “jalan pulang”. Sebelum, nilai hidup Anda tidak berharga sama sekali, di Mata Allah, manusia, dan alam. Nas’alulllah al ‘afiyah
    Response : Semoga Allah memberikan apa yg layak buat anda, semoga semua dusta dan fitnahan anda hanyalah ujian, hidup anda (jk seperti ini terus) tidak berbeda jauh dgn para penguasa Muawiyah dan Abbasiyah, Islam dimulut namun hati penentang yg paling utama…
    Saya anti DOKTRIN, krn saya yakin nanti di Yaumil Mahsyar, saya sendiri yg mempertanggung jawabkan keyakinan saya, bukan krn orang tua saya, guru2 saya dll, jd beragama dgn akal itu perlu bukan hanya sebatas mayoritas!!!

  28. Liong berkata:

    “Kalau seandainya
    agama itu dengan akal niscaya bagian
    bawah khuf lebih utama untuk
    dibasuh daripada bagian atasnya, sungguh
    aku telah melihat Rasulullah
    mengusap bagian atas khufnya. “

    ini perkataan Ali bin Abi Thalib… jaga komentarmu hai daus, jgn menyelisihi perkataan beliau.

  29. galih berkata:

    Janganlah kamu mengaku orang yang suci..ngaku golongan ahlul sunah wal jamaah..sudah dapet stampel dari ALLAH??sudah dapet janji dari ALLAH???sekarang gw tanya yang bantu fasilitasi zionis amerika+israel siapa ha??gw tanya balik yang berani lawan amerika siapa ha?? negaramu indonesia ini?? pemerintahan arab??ha?? ato kamu yang ngaku ahlul sunah wal jamaah??
    Sekarang gw simpel aja tanya nya. Anda sekalian sudah liad kalo syiah menghina nabi dan sahabat ato cuman katanya???Adapun kalo ada ulama syiah menghina nabi dan sahabat apa semua syiah itu sesad??Kalo ngaku ahlul sunah wal jamaah baca balik tu kitab mu Al Hujurat ayat 6. Kebiasaan.

  30. abisyakir berkata:

    @ Galih…

    Lho, apa tidak boleh kami mengaku sebagai kaum Ahlus Sunnah? Kok orang Syiah boleh mengklaim sebagai kaum pembela Ahlul Bait? Mereka boleh mengklaim, sedang Ahlus Sunnah tidak boleh. Aneh sekali…

    Lho Anda tidak lihat ya Jihad Ahlus Sunnah di berbagai negara? Pernahkan Syiah berjihad seperti itu? Ya mereka berjihad dalam rangka merusuhi kehidupan Ahlus Sunnah (baca: membantu kaum kufar).

    Penghinaan, celaan, caci-maki itu banyak di kitab-kitab asli kaum Syiah yang ditulis ulama2 panutan mereka. Yang beginian bukan berita baru. Anda saja yang pura-pura tidak tahu.

    Surat Al Hujurat itu kan bukan “perlindungan” bagi kaum sesat. Itu adalah akhlak yang semestinya dilakukan oleh sesama Muslim, bukan antar Muslim dengan pengikut aliran sesat. Aliran sesat boleh masuk, kalau mereka sudah meninggalkan kesesatannya. Jadi jangan berdalil semaunya lah…

    Terimakasih.

    AMW.

  31. jawad berkata:

    anda sepertinya benci sekali ya sama syiah or iran..
    anda menggunakan kalimat “wallahualam bissawab ”
    udah tau Allah AW yang tau, yang lebih tau, kenapa anda sok tau tentang syiah.

    inti na pertanggungjawaban atas apa yang anda yakini.

  32. abisyakir berkata:

    @ Jawad…

    Anda sepertinya benci sekali ya sama syiah or iran.. anda menggunakan kalimat “wallahualam bissawab”. udah tau Allah AW yang tau, yang lebih tau, kenapa anda sok tau tentang syiah. inti na pertanggungjawaban atas apa yang anda yakini.

    Respon: Alhamdulillah. Pokoknya, siapa saja yang menghalalkan caci-maki, celaan, dan laknat bagi para Shahabat Ra, maka tidak ada kemuliaan atas mereka. Mereka adalah hina, murtad, dan wajib dianggap sebagai musuh. Seperti perkataan Abu Zur’ah Ar Razi, “Siapa yang mencaci-maki para Shahabat, mereka lebih layak ditetapkan sebagai orang zindiq, karena Islam tidak akan pernah sampai kepada kita, selain melalui Shahabat.”

    AMW.

  33. Tami berkata:

    Mudah2han perbedaan pandangan akidah ini bukan akibat kekuasaan politik dunia…

  34. hamba ALLAH berkata:

    setan2 mulai emosi melihat artikel ini..hahaha.. klo berbeda pandangan jng pke emosi tohh..malu sma anak tk..hihihi..

  35. Abu Kandahar berkata:

    Om Abi Syakir, saya lihat anda ini sebenarnya USTADZ YANG DIBINA OLEH INTELIGEN. Tugas anda memecah belah umat. Dilihat alasan anda tentang kenapa orang syiah diizinkan masuk mekah dan madinah, terlihat anda menafikan intelektualitas. Sudah jelaslah siapa anda sebenarnya.

  36. anas berkata:

    @kandahar, kalo dibalik gimana ? kamu yg dibina oleh ANTEK SYIAH, untuk menyerang wahabi, dan memecah belah Ahlussunnah

  37. angie berkata:

    lho kok tahu pak ANAS ini @ kandahar menyerang Wahabi? Benar dunk kalau pak Anas ini intel juga?

  38. herlina siregar berkata:

    @ abi syakir.
    dari beberapa tulisan anda yg saya baca, tidak terlihat niat baik anda untuk mempersatukan umat, proses pengkafiran dan pemurtadan yg anda gembar gemborkan malah makin membingungkan, saya malah jadi balik berfikir kalau anda adalah orang yg di bina intel utk memecah belah umat.
    sudah terlalu banyak orang yg merasa paling benar di negara ini hanya dengan mengkafir kafirkan sesama muslim.
    tunjuk diri sendiri, apakah anda sudah menjadi seorang muslim yg bisa jadi contoh yg baik utk muslim yg lain!
    Berkacalah, apa yg sudah anda perbuat utk dunia islam selain mengkafirkan muslim lain?
    Banyak banyak lah belajar dengan orang yg tulus dalam beragama, bukan hanya soleh individu, tapi jadilah kesolehan sosial.

  39. abisyakir berkata:

    @ Herlina Siregar…

    Posisi saya disini kan memberi jawab atas sebuah isu yang sering digunakan oleh Syiah untuk membingungkan kaum Ahlus Sunnah di Nusantara. Boleh dong kita berpendapat…

    AMW.

  40. ucicachev berkata:

    yg jd pertayaan sy mengapa hanya negara iran yg mau terang2an membela rakyat palestina n mau memusuhi israel ? Jg menolak holocoust.
    Knapa hanya ulama iran yg memberi fatwa mati kpd penghna nabi Salman Rusdy dlm Satanic verses?
    Sdangkan ngara2 islam sndri bungkam,bahkan bkerja sama dgn israel,Paradok !mksh n wassalam.

  41. Shia berkata:

    jangan memvonis kalau ndak pernah belajar tentang syia
    i love sunni becau i am syiah

  42. bahagia berkata:

    @ ucicachev
    Banyak orang Indonesia yang juga terang-terangan membela palestina.
    Semua yang mengaku umatnya nabi Muhammad saw pasti menolak bukunya Salman Rusdi. Namun apakah fatwa mati harus diberikan oleh MUI, sedangkn Salman Rusdi bukan WNI & tidak di wilayah Indonesia.

    @Shia
    Justru klo belajar tentang syiah, kita tidak perlu memvonis2 lagi. Karena kita tahu bahwa syiah adalah sesat sejak awal.
    Anda syiah mana kok mengaku mencintai sunni? Di Iran, masjid & madrasah sunni ditutup. Di suriah, rakyat sunni dibantai, ditembak, dibakar. Sedangakan di Indonesia, orang2 syiah bisa hidup nyaman.

  43. Hedi berkata:

    Jangan cuma syiah yang anda kira sesat di sunni pun banyak yang menyesatkan, semua tergantung dari cara anda mendalami agama itu bukan karena pengaruh luar, tapi benar2 dari nurani/kolbu anda, insyallah…

    Di antara ciri-ciri yang lain al-firqah al-najiyah (kelompok manusia yang selamat) menurut kaum Sunni diantaranya adalah:

    1. Mengakui dan mengimani sepenuhnya bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya.
    2. Mengakui dan mengimani bahwa nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) sebagai Nabi-Nya.
    3. Mengakui dan mengimani bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah SWT dan bukan makhluk seperti anggapan muktazilah, orientalis dan Islam Liberal.
    4. Mengakui dan mengimani bahwa Al-Qur’an yang benar adalah Mushaf Utsmaniy, yaitu Al-Qur’an yang ada di tangan umat Islam ini, bukan Al-Qur’an Fathimah sebagaimana diyakini Syi’ah dan bukan pula Tadzkirah (Al-Qur’an yang diyakini agama Ahmadiyah.
    5. Tidak menambah, mengurangi, merobah atau memalsukan Al-Qur’an atau membuat Al-Qur’an Sendiri.
    6. Menerima dan mengakui serta menjadikan hadis Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), sebagai landasan hukum yang ke-dua setelah Al-Qur’an dan tidak pula mengingkari.
    7. Mengimani dan mempercayai bahwa Rukun Islam yang benar ada lima dan menolak segala bentuk Rukun Islam buatan manusia.
    8. Mengimani dan meyakini bahwa Rukun Iman yang benar ada enam dan menolak segala bentuk Rukun Iman palsu.
    9. Mengimani dan meyakini bahwa ibadah Haji umat Islam adalah di Baitullah (Ka’bah) Makkah al-Mukarramah. Dan menolak segala anggapan yang mengatakan bahwa tempat Ibadah Haji selain di Makkah adalah di Qum (Teheran Iran) di Lahore (India) dan tempat-tempat lainnya.
    10. Mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT mempunyai nama-nama dan sifat-sifat yang patut bagi kebesaran-Nya, dan menolak segala anggapan yang mengatakan bahwa Allah SWT tidak mempunyai sifat dan nama-nama. Dan bahkan ada di antara mereka yang mengharamkan membaca sifat-sifat Allah SWT.
    11. Mengimani dan meyakini bahwa nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) adalah nabi terakhir penutup para nabi dan rasul dan menolak semua nabi-nabi palsu.
    12. Mencintai dan menghormati keluarga Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) (Ahlul Bait) secara wajar dan proposional.
    13. Mencintai dan menghormati sahabat Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) termasuk kepada Khalifah yang emat secara wajar, tidak berlebihan dan tidak membenci salah satu di antara mereka dan mengkultuskan yang lainnya.
    14. Mengimani dan mempercayai bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), Isra’ dan Mi’raj dengan jasad dan ruh.
    15. Mengimani dan meyakini adanya siksa dan nikmat kubur.
    16. Mengimani dan meyakini adanya hari kebangkitan.
    17. Mengimani dan meyakini adanya Shirat (sebuah jembatan atau titian yang melintang di atas neraka Jahannam). Dan menolak segala anggapan kaum orientalis, skularis, Islam Liberal – yang mengatakan bahwa Shirat itu tidak ada.
    18. Mengimani dan meyakini adanya Mizan (Timbangan amal manusia di akhirat kelak).
    19. Mengimani dan meyakini ada dan telah adanya surga dan neraka, serta menolak anggapan muktazilah yang mengatakan bahwa surga dan neraka tidak ada dan tidak akan pernah ada.
    20. Mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT dapat dilihat oleh penduduk surga di akhirat kelak.
    21. Mengimani dan meyakini bahwa umat Islam dari umat Nabi Muhammad bila telah meninggal dunia masih mendapat manfaat dari amal perbuatannya semasa hidup dan amal orang lain yang pahalanya dihadiahkan kepadanya.
    22. Tidak membuat syari’at atau ajaran agama sendiri dengan mengatasnamakan Islam, dan menjadikan pemimpin alirannya sebagai nabi atau mempunyai otoritas kenabian atau bahkan menganggapnya mempunyai otoritas ketuhanan.

    Dari 22 item tersebut ada diantaranya 8 Item yang
    menimbulkan suatu konflik, yang karenanya saling
    ada doktrin-doktrin yang karena cara penafsiran,
    dipaksakan padahal mereka (Ahli Sunnah Waljamaah) tahu dikalangan masyakat majemuk cukup tajam perbedaan cara penafsirkannya, misalnya pada item:
    – Item 3, hanya perbedaan sebuah penafsiran tentang definisi mahluk.
    – Item 4, di kalangan Syiah sendiri ini diyakini sebagai alat oleh pendengki untuk memojokkan Syiah dengan berbagai tuduhan.
    – Item 6, “Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur’an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam: 115], padahal masih banyak hadis dhoif namun masih diyakini itu sumbernya dari Nabi, dan banyak hadis yang bertentangan dengan Quran, terutama menyangkut penjesalan ilmiah.
    – Item 7, 8, diyakini bahwa rukun Islam itu hasil penjabaran firmaNYA?
    – Item 14, masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat
    – Item 15, masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat
    – Item 17, sebuah penafsiran harfiah sumber yang perlu dipertanyakan
    – Item 21, tentang amal orang lain yang pahalanya dihadiahkan kepadanya? Kontrakdiktif dengan sebuah dalil Bila seorang anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: Shadaqah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shalih yang mendoakan kepada orang tuanya.

  44. abisyakir berkata:

    @ Hedi…

    “Jangan cuma syiah yang anda kira sesat di sunni pun banyak yang menyesatkan, semua tergantung dari cara anda mendalami agama itu bukan karena pengaruh luar, tapi benar2 dari nurani/kolbu anda, insyallah… Dari 22 item tersebut ada diantaranya 8 Item yang menimbulkan suatu konflik, yang karenanya saling
    ada doktrin-doktrin yang karena cara penafsiran, dipaksakan padahal mereka (Ahli Sunnah Waljamaah) tahu dikalangan masyakat majemuk cukup tajam perbedaan cara penafsirkannya, misalnya pada item:
    – Item 3, hanya perbedaan sebuah penafsiran tentang definisi mahluk.
    – Item 4, di kalangan Syiah sendiri ini diyakini sebagai alat oleh pendengki untuk memojokkan Syiah dengan berbagai tuduhan.
    – Item 6, “Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur’an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam: 115], padahal masih banyak hadis dhoif namun masih diyakini itu sumbernya dari Nabi, dan banyak hadis yang bertentangan dengan Quran, terutama menyangkut penjesalan ilmiah.
    – Item 7, 8, diyakini bahwa rukun Islam itu hasil penjabaran firmaNYA?
    – Item 14, masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat
    – Item 15, masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat
    – Item 17, sebuah penafsiran harfiah sumber yang perlu dipertanyakan
    – Item 21, tentang amal orang lain yang pahalanya dihadiahkan kepadanya? Kontrakdiktif dengan sebuah dalil Bila seorang anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: Shadaqah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shalih yang mendoakan kepada orang tuanya.”

    Komentar:

    3. Mengakui dan mengimani bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah SWT dan bukan makhluk seperti anggapan muktazilah, orientalis dan Islam Liberal. (Hedi: Hanya perbedaan sebuah penafsiran tentang definisi mahluk).

    Masalah ini sudah masyhur di kalangan ahli ilmu, sejak Imam Ahmad rahimahullah. Ahlus Sunnah, hingga Asy’ariyah, sudah sepakat bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah. Andaikan masalah ini hanya “beda penafsiran soal makhluk”, tentu ia tidak menjadi pembahasan besar sejak zaman imam-imam Ahlus Sunnah. Para ulama besar itu tentu lebih bisa dipercaya perkataannya daripada Anda, Idahram, dkk.

    4. Mengakui dan mengimani bahwa Al-Qur’an yang benar adalah Mushaf Utsmaniy, yaitu Al-Qur’an yang ada di tangan umat Islam ini, bukan Al-Qur’an Fathimah sebagaimana diyakini Syi’ah dan bukan pula Tadzkirah (Al-Qur’an yang diyakini agama Ahmadiyah). [Hedi: di kalangan Syiah sendiri ini diyakini sebagai alat oleh pendengki untuk memojokkan Syiah dengan berbagai tuduhan].

    Anda berdusta. Bukankah Syiah meyakini bahwa para Shahabat Nabi Radhiyallahu ‘Anhum telah mengubah-ubah Kitabullah, dengan tuduhan, mereka menyembunyikan hak-hak Ali seputar Wilayah? Apakah Anda mengingkari keyakinan Syiah ini? Kalau ingkar, berarti Anda belum tahu apa-apa tentang Syiah.

    6. Menerima dan mengakui serta menjadikan hadis Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), sebagai landasan hukum yang ke-dua setelah Al-Qur’an dan tidak pula mengingkari. (Hedi: padahal masih banyak hadis dhoif namun masih diyakini itu sumbernya dari Nabi, dan banyak hadis yang bertentangan dengan Quran, terutama menyangkut penjesalan ilmiah).

    Hal ini ada model berpikir talbis (campur-aduk) ala Syiah. Ini sudah dikenal. Tentu yang menjadi hujjah/dalil Syariat ialah hadits-hadits shahih, sebagaimana yang dijelaskan ulama. Di antara mereka ada yang mengatakan, “Idza shahha al hadits, wa huwa madzhabiy” (jika telah shahih suatu hadits, itulah madzhabku). Perkataan ini disandarkan kepada Imam Syafi’i rahimahullah, tetapi ada juga yang menyandarkan kepada Imam Abu Hanifah rahimahullah. Disini jelas, bahwa yang menjadi dasar Syariat ialah hadits shahih, bukan hadits dhaif.

    7. Mengimani dan mempercayai bahwa Rukun Islam yang benar ada lima dan menolak segala bentuk Rukun Islam buatan manusia. (Hedi: diyakini bahwa rukun Islam itu hasil penjabaran firmaNYA?).

    Wah, Anda keliru. Untuk Rukun Islam itu ada hadits shahih yang menjelaskannya. Disana dikatakan, bahwa Nabi Saw bersabda, kurang lebih: “Buniyal Islamu ‘ala khamsin, an tasyhadu alla laa ilaha illa Allah, wa anna Muhammadan Rasulullah, wa aqimus shalah wa atuz zakah, wa hijjul baiti, wa shaumu Ramadhan.” (bahwa Islam itu didirikan di atas 5 perkara: Bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat, membayar zakat, berhajji ke Baitullah, dan shaum Ramadhan). Ini ada haditsnya. Bukan penafsiran seperti persangkaan Anda.

    8. Mengimani dan meyakini bahwa Rukun Iman yang benar ada enam dan menolak segala bentuk Rukun Iman palsu.

    Ini juga salah. Rukun Iman itu dijelaskan dalam hadits shahih, dari Umar bin Khattab Ra dan Shahabat lain. Disana dijelaskan ketika ada orang asing bertanya kepada Nabi Saw, “Akhbirniy minal iman?” (ceritakan kepadaku, apa itu iman). Lalu Nabi Saw menjelaskan Rukun Iman, seperti yang kita yakini selama ini. Hadits ini terkenal. Dan ia juga dikuatkan dengan ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menjelaskan Sifat Allah, Malaikat, Kitab, Nabi dan Rasul, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan buruk.

    14. Mengimani dan mempercayai bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), Isra’ dan Mi’raj dengan jasad dan ruh. (Hedi: masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat).

    Para ulama sudah menjelaskan, memang ada perbedaan seputar perincian peristiwa Mi’raj itu. Tetapi secara umum, Isra’ Mi’raj adalah benar. Buktinya, dalam Al Qur’an ada Surat Al Isra’. Lalu, dari Isra’ Mi’raj itu kemudian ada kewajiban Shalat 5 Waktu bagi kaum Muslimin. Belum lagi alasan-alasan lain. Soal perbedaan perincian peristiwa, itu sudah terjadi sejak lama. Tapi soal hakikat Isra’ Mi’raj tidak ada yang meragukan, selain Syiah Rafidhah (semoga Allah Al Hadi mengembalikan mereka kepada Islam, amin ya Rahmaan).

    15. Mengimani dan meyakini adanya siksa dan nikmat kubur. (Hedi: masih debatable, tidak ada suatu dalil yang bersifat muhkamat).

    Dalam Al Qur’an memang tidak disebutkan nash yang tegas soal adzab kubur. Tetapi dalam hadits-hadits shahih, banyak disebutkan hal itu. Misalnya, hadits yang menjelaskan, bahwa suatu hari Nabi Saw melintas di dekat sebuah makam, lalu beliau sebutkan bahwa penghuni makam itu disiksa di kubur karena cipratan air pipis yang mengenai kakinya, ketika buang air (maksudnya, cipratan itu sampai kering di kaki, tidak dibersihkan dengan air). Beliau juga jelaskan tentang para ahli kubur dari orang-orang musyrik Makkah yang mati dalam perang Badar, mereka disiksa dikubur. Dan lain-lain. Hingga ketika Sayyid Sabiq rahimahullah menjelaskan hukum orang murtad, salah satunya menyebutkan dia ingkar terhadap siksa kubur.

    17. Mengimani dan meyakini adanya Shirat (sebuah jembatan atau titian yang melintang di atas neraka Jahannam). Dan menolak segala anggapan kaum orientalis, skularis, Islam Liberal – yang mengatakan bahwa Shirat itu tidak ada. [Hedi: sebuah penafsiran harfiah sumber yang perlu dipertanyakan].

    Ya, menurut kaum kafir atau ahlul bid’ah, Shirat masih debatable. Tapi menurut Ahlus Sunnah, ia jelas maknanya. Hingga Nabi Saw ketika mensifati Abdurrahman bin ‘Auf Ra yang terkenal kaya, beliau sebut dia nanti akan melintasi Shirat dengan merangkak, karena banyak yang mesti ditanyakan soal kekayaannya. Beliau juga jelaskan keutamaan datang lebih awal ke masjid, saat hari Jum’at; hal itu memudahkan dalam urusan Shirat nanti. Ahlus Sunnah tidak berdebat soal hakikat Shirat ini.

    21. Mengimani dan meyakini bahwa umat Islam dari umat Nabi Muhammad bila telah meninggal dunia masih mendapat manfaat dari amal perbuatannya semasa hidup dan amal orang lain yang pahalanya dihadiahkan kepadanya. (Hedi: tentang amal orang lain yang pahalanya dihadiahkan kepadanya? Kontrakdiktif dengan sebuah dalil Bila seorang anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: Shadaqah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shalih yang mendoakan kepada orang tuanya).

    Untuk bagian ini, kami persilakan kawan-kawan dari NU, Habaib, ahli tasawuf, untuk menjawanya; karena mereka lebih berhak untuk itu. Sedangkan kami sendiri memilih sikap tertentu dalam persoalan tersebut.

    Intinya, perbedaan di kalangan Ahlus Sunnah, bukanlah perbedaan diametral seputar pokok-pokok akidah, seperti yang Anda sangka. Perbedaan ini rata-rata dalam masalah perincian, sehingga dalam level perkara-perkara prinsipil, Ahlus Sunnah sepakat atasnya. Singkat kata, jangan samakan antara Sunni dengan Syiah; karena keduanya sangat berbeda; sangat jauh, seperti jauhnya Barat dan Timur.

    Walillahil izzatu, wa li Rasulih, wa lil Muslimin.

    Admin.

  45. abdullah berkata:

    Judul dari wordpress ini benar2 mengaburkan.

    Orang syiah, kristen, budha, hindu, konhucu, ato agama lainnya kl cantumin identitas sbg muslim juga bisa masuk ke tanah suci.

    Daripada ngebahas kepanjangan, kenapa nggak tanya dubes Saudi di Jkt biar lebih jelas?

    Syiah itu sesat bukan karena boleh atau tidak masuknya tanah suci, tapi karena ajarannya sendiri yang bertentangan dg Alquran, seperti meninggikan imam2 setinggi langit (imam2 nggak pernah salah hingga mesti dipatuhi, tau hal2 gaib, bumi kepunyaan imam, dll), mengkafirkan dan mencaci maki sahabat2 dan istri2 rasul, taqiyya/berbohong dalam ibadah, meragukan / mengubah / menolak Alquran, mengubah2 shalat, mengubah syahadat, menghalalkan perzinahan (mutah), dll.

    Bacalah kitab2 mereka jika anda ingin meyakinkan sendiri.

    Saudara-saudara Muslim, hati-hatilah dengan ajaran Syiah. Jangan anda mengikuti suatu tanpa petunjuk dan tanpa mempelajarinya dengan baik.

  46. Ireng S berkata:

    Sedih hati saya membaca tulisan2 di situs ini yg ditulis oleh saudara2ku umat muslim. Saya yakin bahwa Syiah itu tidak benar,namun saya pikir banyak cara yg lebih layak bagi kita untuk menyikapi mereka dan masalah Syiah ini.
    Dan…saya YAKIN bahwa Quraish Shihab BUKANLAH penganut Syiah dan bahkan beliau pasti akan tegas mengatakan bahwa Syiah itu TIDAK BETUL. Tidak seperti apa yg dituduhkan sebagian saudara2ku disini. Sedih sekali melihat anda tuduh menuduh seseorang/pihak2 tanpa bukti yg otentik yg pada akhirnya adalah mencemarkan nama baik seseorang. Wallahualam.

    Marilah lebih santun menjalani agama kita. Amin.

    Mohon maaf jika ada kata yg kurang berkenan.

  47. Dida Hidayat berkata:

    @dafa sani : anda ini seorang yang menganut syiah imamiyah yah? kok anda seneng banget kalau bela-bela soal syiah.

  48. abdullah berkata:

    Saudara Ireng, keyakinan anda bahwa syiah itu tidak benar sudah sesuai dengan Alquran.

    Bagaimanakah menurut anda mengenai cara yang lebih layak mengenai masalah ini agar saudara2 kita yg lainnya tidak terjerumus?

  49. Ireng S berkata:

    @abdullah:

    Mohon maaf sebelumnya atas segala tulisan saya yg tidak berkenan dihati.

    Kapasitas saya sangat kurang untuk mengusulkan sesuatu ttg itu, namun saya yakin tindakan menuduh, menjelekkan seseorang, atau yg lebih ‘buruk’ drpd itu dsb BUKANLAH termasuk kedalamnya.
    Barangkali yg harus sering dilakukan adalah informasi sosialisasi yg seluas-luasnya dg cara2 yg santun dan simpatik mengenai apakah itu Islam, apakah itu Syiah dan mengapa Syiah itu menyalahi ajaran Islam, shg dengan sendirinya, tanpa mendiskreditkan pihak2 tertentu dsb, lambat laun masyarakat akan dapat menilai sendiri dan bahkan bersimpati kepada perjuangan Islam yg murni.
    Saya percaya bahwa kadang2 ‘kekerasan’ dibutuhkan pada kondisi2 tertentu, namun secara umum, ‘kelembutan’ jauh lebih mengakar, mendapat simpati dan diterima didalam hati manusia, khususnya dalam masalah2 seperti ini.

    Wallahualam bisawab

  50. I-mahdi berkata:

    Dengan memalsukan identitas sebagai muslim.=Haji palsu
    atau dengan takiyah padahal pengikut aliran munafiqin=Haji munafik

  51. […] Sumber: https://abisyakir.wordpress.com/2012/01/02/kalau-syiah-sesat-mengapa-boleh-masuk-tanah-suci/ […]

  52. bangumar berkata:

    1.sebenarnya alasan no. 5 sudah cukup.

    2.kehormatan seorang muslim lebih mulia dari ka’bah

    “Namun, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kehormatan seorang mukmin jauh lebih besar di sisi Allah dibanding engkau(Ka’bah), baik kehormatan harta maupun darah (jiwa)nya” [HR Ibni Majah, Ash-Shahihah 3420]

    3.dalam tindakan pribadi, benar bahwa qaidah fiqh dar-ul mafaasid muqaddamun ila jalbil mashalih.

    tapi dalam menghukum justru sebaliknya. membebaskan penjahat lebih baik daripada menghukum orang yang benar.
    sampai 2 karena qaidah ini, pencuri yahudi masuk islam di depan Ali, RA. karena keadilan islam.

    hajar aswad pernah di rampok dan dibawa syiah qaramitah. ka’bah pernah dihancurkan al hajjaj bin yusuf ats tsaqafi
    konsep tanah suci (makaan al muqaddassah) itu karena sejarah kenabian ( attiin 1-3). dia harus jadi tempat baladan aamina..
    dimana darah muslim haram tertumpah. dan tempat mensucikan diri..

    wallahu’alam.

  53. bangumar berkata:

    oya, @abusyakir, jihad Islam itu SYIAH. dan HAMAS tetap berlaku adil pada mereka.

  54. abisyakir berkata:

    @ Bangumar…

    Jihad Islam itu Syiah? Wah, saya baru tahu itu dari Anda. Selama ini yang kami tahu, Hizbullah Libanon itu Syiah. Kalau Jihad Islam, masih dalam lingkup Ahlus Sunnah; namun di masa kini namanya kurang populer. Kalau ada sumber-sumber yang bisa kita baca, silakan sampaikan. Terimakasih.

    Admin.

  55. prasasti berkata:

    Islam terbagi menjadi beberapa golongan. Namun hanya. 1 golongan yang bisa masuk ke surga. “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan aku bersaksi bahwa muhammad itusan allah” ketika ada yang melafadkan itu di hati dan perbuatannya, apakah masih di bilang kafir?

  56. abisyakir berkata:

    @ Prasasti…

    Meskipun dia sudah bersyahadat, dalam hati atau di lisan; tetapi kalau perbuatannya sangat membahayakan Islam, Tauhid, dan kehidupan kaum Muslimin; dia bisa jatuh hukumnya murtad dari Islam. Misalnya, menuduh Abu Bakar Ra dan Umar bin Khathab Ra sebagai “dua berhala Quraisy”. Tuduhan ini bisa mencabut pilar-pilar agama, karena kedua tokoh itu merupakan dua Shahabat terbaik Nabi Saw; menuduh keji keduanya, sama dengan menuduh keji kepada sahabat keduanya (yaitu Nabi Saw). Maka menuduh Abu Bakar dan Umar Ra sebagai “dua berhala Quraisy” adalah kekufuran. Harus dijauhi sejauh-jauhnya.

    Admin.

  57. Rdiana berkata:

    Yang jelas, Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni) adalah Islam yg hakiki. Ini karena langsung mengacu pada apa yg benar2 diajarkan Muhammad SAW. Sedangkan syiah sejak wafatnya Rasulullah, mereka senantiasa menjadi perusuh. Mereka seperti Yahudi. Ya ampun, lha wong mereka terbentuk emang karna fitnah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba, kok.
    Dan untuk syiah rafidhah, imamiyah dkk: you’re just bullshit!

  58. mukhlis berkata:

    pada siapa lagi mengadu jika orang2 pinter udah keblinger mempertontonkan kepinterannya…
    kepada siapa lagi aku bertanya bila membaca sejarah kehidupan putri kesayangan Rasul di pukul sehingga keguguran janinnya dan diujung usianya menjatuhkan wasiat untuk tidak di sholatkan oleh orang2 yang mengingkari kedudukannya sebagai Az Zahra..
    owhh Rabb yang Maha Adil, tunjukkanlah bagi kami dengan segera jalur yang benar dalam memahami masalah Agama Rasul-Mu yang kami sayang ini…
    Sungguh jauh jarak untuk dapat kami ketahui mana yang benar dan yang tidak..

  59. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    Anda ini mau saja dibohongi oleh cerita-cerita palsu yang dikarang oleh ulama2 Syiah, terus Anda telan cerita2 itu, lalu besarlah kebencian hati Anda kepada Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma.

    Andaikan benar Umar memukul Fathimah sehingga keguguran janin-nya, pasti akan ditegakkan hukum QISHASH kepadanya. Tapi masalahnya cerita2 begituan kan dikarang2 oleh ulama Syiah untuk merusak kehormatan Umar, Abu Bakar, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.

    Coba mana ada Shahabat yang mengingkari kedudukan Fathimah Radhiyallahu ‘Anha? Coba tunjukkan siapa Shahabat yang semodel itu? Fathimah itu sampai akhir hayatnya dalam keadaan terhormat, tidak terhina dan terlecehkan. Andaikan ada perselisihan pribadi dengan Shahabat tertentu, hal itu tidak mengurangi kehormatannya sedikit pun; karena perselisihan pribadi itu ada, dimana saja, di segala zaman.

    Anda dan kawan2 yang pro Syiah, umumnya seperti orang yang “sok paling mencintai Ahlul Bait”, tetatpi nanti ujungnya jadi menyembah Ahlul Bait. Ahlus Sunnah itu amat mencintai Ahlul Bait, tetapi tetap meletakkan Ahlul Bait secara terhormat, tidak membuat mereka seolah seperti “musuh” Allah.

    Sangat mengherankan, orang Syiah ini otaknya tidak keluar dari urusan “penderitaan Ahlul Bait”. Sejak lahir sampai mati, sejak bangun sampai tidur lagi, otak mereka isinya “penderitaan Ahlul Bait” semua. Bukan karena kita tidak simpati terhadap Ahlul Bait; tapi masak ada agama yang isinya begituan melulu? Kasihan sekali orang-orang itu, kok mau dibegitukan secara sistematik sejak lahir sampai mati.

    Admin.

  60. mukhlis berkata:

    @abusyakir..
    anda boleh bilang apa saja ttg keburukan syiah saya tidak akan membantah.. itu hak abusyakir.
    saya hanya bertanya dalam hati..
    mengapa putri kesayangan Rasul dimakamkan dimalam hari…
    klw memang pemakaman putri Rasul dimakamkan pada malam hari juga karangan kaum syiah tolong anda (abusyakir) tuliskan riwayatnya secara otentik..
    atas perhatian abusyakir saya ucapkan terimakasih

  61. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    saya hanya bertanya dalam hati.. mengapa putri kesayangan Rasul dimakamkan dimalam hari… klw memang pemakaman putri Rasul dimakamkan pada malam hari juga karangan kaum syiah tolong anda (abusyakir) tuliskan riwayatnya secara otentik.. atas perhatian abusyakir saya ucapkan terimakasih.

    Jawab:

    Berikut salah satu riwayat seputar wafatnya putri Nabi Saw, wanita agung yang mulia dan dicintai kaum Muslimin; sejak era Nabi sampai Hari Kiamat, insya Allah. Ia dicintai secara benar, jujur, adil, dan manusiawi; tidak seperti cinta berlebihan orang Syiah, yang telah menjadikan Fathimah seperti berhala “Bunda Maria” di kalangan kaum Nasrani.

    أخبرنا أبو محمد الحسن بن محمد بن يحيى ابن أخي طاهر العقيقي العلوي ببغداد ، ثنا جدي يحيى بن الحسن ، ثنا بكر بن عبد الوهاب ، ثنا محمد بن عمر الواقدي ، ثنا محمد بن عمر بن علي ، عن أبيه ، عن علي بن الحسين ، عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : « قد مرضت فاطمة مرضا شديدا فقالت لأسماء بنت عميس : ألا ترين إلى ما بلغت أحمل على السرير ظاهرا ؟ فقالت أسماء : ألا لعمري ، ولكن أصنع لك نعشا كما رأيت يصنع بأرض الحبشة ، قالت : فأرنيه ، قال : فأرسلت أسماء إلى جرائد رطبة ، فقطعت من الأسواف وجعلت على السرير نعشا وهو أول ما كان النعش ، فتبسمت فاطمة ، وما رأيتها متبسمة بعد أبيها إلا يومئذ ، ثم حملناها ودفناها ليلا »

    Telah menceritakan kepada kami, Abu Muhammad Al Hasan bin Muhammad bin Yahya, putra saudaraku Thahir Al Aqiqi Al Alawi di Baghdad; menceritakan kakekku Yahya bin Hsan, menceritakan Bakr bin Abdul Wahhab; menceritakan Muhammad bin Umar Al Waqidi; menceritakan Muhammad bin Umar bin Ali; dari ayahnya, dari Ali bin Al Hasan, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, dia (Ibnu Abbas) berkata:

    Sungguh Fathimah telah mengalami sakit berat, lalu dia berkata kepada Asma’ binti Umais: Tidakkah engkau lihat keadaanku ini, bawalah aku ke tempat pembaringan yang tinggi?

    Asma’ berkata: Wahai demi umurku, aku telah membuatkan untukmu sebuah keranda seperti yang aku saksikan dibuat di Habasyah (Ethiopia). Fathimah berkata: Tunjukkan kepadaku.

    Ibnu Abbas berkata: Maka Asma’ memotong batang-batang pohon basah dengan pedang, lalu dia jadikan keranda, dan itu adalah keranda pertama yang dibuat.

    Maka TERSENYUM-lah Fathimah, dan aku tidak pernah melihatnya tersenyum, setelah (wafat) ayahnya, kecuali pada hari itu. Kemudian kami membawanya ke makam, dan menguburkannya disana.

    [HR. Al Hakim, dalam Al Mustadrak ala Shahihain lil Hakim].

    Jadi dimakamkan malam itu karena dalam Islam dikenal kaidah, semakin cepat mengurus jenazah, semakin baik. Hal itu sesuai Sunnah Nabi Saw. Dan beliau wafat karena sakit berat, beliau juga diurus oleh para Shahabat. Ibnu Abbas mengklaim, bahwa mereka memakamkan Fathimah di Baqi’.

    Tetapi masalahnya: Kaum Syiah membuat agama dengan menanamkan cerita2 bohong tentang Ahlul Bait, tujuannya supaya manusia benci para Shahabat Nabi; lalu kaum Syiah akan memperlakukan Ahlul Bait lebih tinggi dari Allah Ta’ala; nas’alullah al ‘afiyah.

    Admin.

  62. mukhlis berkata:

    hahahaha…
    klw mmg benar begitu versi-nya… mengapa seorang khalifah tidak diperbolehkan menyolati jenazah Putri Rasul tersebut..(spt wasiat Az Zahra)
    mmgnya sejarah bisa berubah ya ya pak Abusyakir…?

  63. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    Anda jangan takabur begitu, pakai sok ketawa “ha ha ha”. Apanya yang lucu ya? Kan Anda meminta riwayat. Sudah diberikan, malah ketawa. (Memang ya manusia kalau sudah terjerumus bid’ah, mendadak kelakuannya aneh-aneh. Seperti dibuat lupa oleh Allah akan dirinya sendiri).

    Tentang Wasiat Az Zahra yang meminta agar dia tidak dishalati Khalifah Abu Bakar Ra… coba Anda sebutkan riwayat itu? Tapi jangan yang diriwayatkan oleh imam-imam Syiah; tidak akan kita terima. Wong riwayat begituan banyak bohongnya.

    Coba perhatikan:

    = Dalam fikih Islam, mengurus jenazah tidak mesti oleh Khalifah. Oleh keluarga dan Muslim sekitarnya juga boleh. Karena hakikatnya ia fardhu kifayah; kalau sudah ditunaikan oleh sebagian Muslim, yang lain bebas dari tanggung-jawab. Tidak mungkin Khalifah harus menyalati semua rakyatnya yang meninggal.

    = Memang telah terjadi perselisihan pribadi antara Abu Bakar Ra dengan Fathimah Ra. Pasalnya soal tanah fadak, yang di masa Nabi Saw memberi manfaat income bagi keluarga beliau. Fathimah Ra berpandangan, tanah itu adalah warisan untuk keluarganya. Abu Bakar Ra berpandangan, Nabi Saw tidak meninggalkan warisan dinar-dirham (harta), selain warisan ilmu. Maka harta peninggalan Nabi kembali ke negara. Itu asal perselisihannya. Ini masalah penafsiran belaka terhadap teks Syariat Islam.

    = Anda jangan membuat dusta macam2 tentang Khalifah Abu Bakar Ra, sebab sosok beliau sangat dimuliakan dan dicintai oleh kedua oangtua Fathimah Ra (Nabi Saw dan Khadijah Ra). Mereka itu sudah dekat, sudah akrab di Makkah, sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi Saw. Abu Bakar itu banyak mengorbankan harta dan kehidupan di awal-awal Islam, sehingga kemudian Anda dan keluarga bisa menjadi Muslim (kecuali kalau kemudian terjerumus ke dalam kesesatan Syiah Rafidhah; nas’alullah al ‘afiyah).

    = Dalam konteks perselisihan pribadi, Fathimah Ra boleh bersikap seperti yang beliau inginkan. Ini boleh. Misalnya beliau minta supaya dia dimakamkan secara pribadi (tertutup) oleh keluarga saja. Ini boleh sama sekali. Tetapi nanti kaum Muslimin tetap takziyah (bela sungkawa) kepada keluarga yang wafat itu. Ini masalah pribadi; bukan masalah AKIDAH seperti yang kaum Syiah tuduhkan.

    = Setelah Fathimah Ra wafat, terbukti Ali Ra selalu berada di belakang Khalifah2 kaum Muslimin, untuk mendukung mereka, di segala keadaan. Hingga beliau sendiri terpilih sebagai Khalifah. Itu membuktikan masalah seperti penguburan keluarga itu, semata masalah pribadi; bukan masalah AKIDAH.

    = Tapi kaum Syiah Rafidhah sangat senang “memakan” fitnah di balik kasus-kasus spesifik itu. Mereka memakan fitnah seperti anjing-anjing memakan sisa-sisa daging dalam tulang. Nah, itulah agama mereka. Maka itu, agama seperti itu seperti PAGANISME BARU yang diatasnamakan Ahlul Bait. Nas’alullah al ‘afiyah.

    Terimakasih, walhamdulillahil A’la.

    Admin.

  64. mukhlis berkata:

    @abusakir

    saya ketawa koq dibilang takabur.. hahhaha.. (huffftt..!)

    anda tidak memperbolehkan saya menuliskan riwayat dari kaum syiah… ga mengapalah, saya ini kan manusia bodoh, beda dengan mr.abusakir yg pinter.

    baguslah klw abusakir menuliskan saya dan keluarga bisa islam dari abu bakar saja… ‘gak pake ketawa’
    (koq aneh ya..bisa2nya mengklaim gara2 abubakar saya dan keluarga jadi muslim… ck..ck..ck..)
    (gak pake ketawa juga)

    anda katakan abubakar sangat dihargai oleh orangtua Sy Fatimah,
    itu hak anda wahai abusakir…

    * Kisah Rasul Murka disaat perang Uhud.
    Rasul saw kemudian berkata kepada Abubakar : “Sungguh aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan sepeninggalku”. Dan kemudian Abubakar menangis.
    Referensi Ahlusunnah : Imam Malik, dalam “Al-Muwatta’”, kitab “Jihad”. [Lihat Catatan Kaki no. 38]

    * Abubakar dan Umar telah melarikan diri dari perang Uhud, Khaibar dan Hunain. Padahal Allah murka kepada mereka yang lari dari perang sebagaimana Firman-Nya pada[ Q.S. Al-Anfaal 15-16 ].
    Lihat juga [Q.S. Ali Imran 153], tentang kejadian perang Uhud dimana sebagian sahabat lari meninggalkan Rasul saw, sebagai berikut : “(Ingatlah) ketika kalian lari dan tidak menoleh kepada seorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawan kalian yang lain, memanggil kalian…”.
    Referensi Ahlusunnah : Haikal, “Hayat Muhammad”, bab “perang uhud” dan “perang khaibar”.,,Al-Waqidi, dalam “Al-Maghazi”.

    dan hak Sy Fatimah juga untuk tidak disholatkan oleh orang yang dikagumi kedua orangtuanya (baca ; Abu Bakr )
    bilamana anda mengetahui kisah amarah Sy Fatimah kepada Abu Bakr, apa masih anda bilang itu bukan amarah, hanya salahpaham seorang putri kesayangan Rasul dengan sahabat orangtuanya?

    atau Mr.abusakir masih bilang saya dusta dgn marahnya Sy Fatimah kepada sang Khalifah

    @abusakir… fadak bukanlah rampasan perang, tanah fadak adalah pemberian orang Yahudi kepada Rasul yg meminta perlindungan ‘kebetulan’ setelah Benteng Khaibar takluk kepada Kaum Muslimin…
    hak Rasul juga untuk memberi tanah fadak kepada Putrinya setelah diberikan oleh orang Yahudi tadi.
    Hadits pemberian Fadak kepada Sy Azahra memang cuma disaksikan oleh Amirul Mukminin Ali.
    kesaksian Sy Ali dibantah oleh Abu Bakr krn tidak kuat (dgn alasan krn Sy Ali suaminya Sy Fatimah, bukan org yg netral)
    gpp deh klw mmg itu argumen sang Khalifah,
    namun Hadist ttg :
    “Kami para nabi tidak diwarisi, apa-apa yang kami tinggalkan adalah shadaqah”
    malah ga ada saksi sama sekali, namun ttp kekeuh dijadikan hujjat oleh sang Khalifah.,,(makin aneh)…

    didalam riwayat tidak pernah tertulis kalau Ahlibayt menggunakan hasil Fadak untuk kesenangan pribadi meskipun hasil tanah Fadak sangat berlimpah, hasil Fadak tetap diberikan kepada Kaum Muslimin yg membutuhkan. Keluarga Sy Fatimah ttp miskin dan kelaparan… mereka hanya diberikan mandat Oleh Rasul yg suci untuk mengurus Fadak.
    .
    ((bilamana permintaan Sy Fatimah ttg hak Fadak aja tidak diberikan, apalagi perkara besar ttg ke-Pemimpin-an Muslimin (baca; Khalifah) yg notebene dipegang Abu Bakr.. yang seharusnya ditampuk oleh orang yg pantas sesuai arahan Rasul.

    setelah wafatnya Rasul itulah awal dari fitnah, dan sampai sekarang saya masih bertanya, sebenarnya siapa yg memfitnah dan siapa yg difitnah..))

    Setelah peristiwa (permintaan) fadak , Abubakar dan Umar meminta persetujuan Imam Ali r.a untuk berkunjung ke rumah Fatimah as, dikarenakan mereka merasa bersalah telah menyakiti Sy Fatimah as.
    Kemudian Sy Fatimah as berkata : ”Apakah kalian tidak mendengar Rasul SAW bersabda ‘Keridhoan Fatimah adalah keridhoanku, Kemurkaan Fatimah adalah kemurkaanku. Barangsiapa mencintai Fatimah, puteriku, berarti mencintaiku dan barangsiapa membuat Fatimah murka berarti membuat aku murka’ ?”
    Mereka berdua menjawab : “Ya, kami telah mendengarnya dari Rasulullah”.
    Fatimah as berkata : “Aku bersaksi kepada Allah dan para malaikat-Nya, sesungguhnya kalian berdua telah membuat aku marah dan kalian berdua membuat aku tidak ridho. Seandainya aku bertemu Nabi SAW nanti, aku akan mengadu kepada beliau tentang kalian berdua”.
    Kemudian Fatimah as berkata kepada Abubakar : “Demi Allah, sungguh aku akan mengadukan engkau kepada Allah di setiap sholatku”.
    Referensi dari kitab Ahlusunnah :
    a Ibn Qutaibah, dalam “Al-Imamah Was Siyasah”, hal. 14.
    b. Ibn Qutaibah, dalam “Khulafaur Rasyidin”, hal. 13-14.

    Dan Fatimah as tidak berbicara dengan Abubakar sampai wafatnya. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Fatimah as bersumpah untuk tidak berbicara selama-lamanya dengan Abubakar dan Umar. Dan Fatimah as minta dikuburkan secara diam-diam pada malam hari.
    Referensi dari kitab Ahlusunnah :
    a.. Al-Hakim, dalam Mustadrak, jilid 3, saat menceritakan wafatnya Fatimah.
    b. Ibnu Sa’ad, dalam “Thabaqat”, jilid 2, bab 2, hal. 84.
    c. Muttaqi Al-Hindi, dalam “Kanzul Ummal”, jilid 7, hadits no 18769.
    dan perlu diingat, pengurusan, menyolatkan dan pemakaman Putri kesayangan Rasul hanya disaksikan oleh AhlulBayt… meski kaum Muslimin sangat berhasrat utk mengurus dan menyolatkannya sebagai bentuk penghormatan terakhir.

    dan ingat lagi, saat Sy Ali mengangkat Zulfikar sebagai ancaman bagi orang yg berani menuruti perintah Umar bin Khattab menyuruh kaum muslimah untuk membongkar kuburan Sy Fatimah untuk mereka Sholatkan.

    yaaa klw inipun msh dibilang kisah palsu… apalagi mau dikata.

    ((aduhh sebenernya masih banyak lagi referensi yg mau dimasukkan namun yg baca jadi males..
    segitu aja yg coba saya masukkan ya Mister Abusakir..))

    saya adalah pencari, bukan pakar seperti Mr Abusakir.
    hanya saja saya paling tidak suka bilamana ada orang yang terlalu cepat menjatuhkan suatu kaum atau pribadi itu telah sesat, sementara kita tidak pernah berbuat kebaikan seperti yg diperbuat kaum atau pribadi tersebut.
    lihatlah keburukan kepada diri sendiri bukan melihat keburukan orang lain.

    kali ini saya cuma ketawa tp terus mingkem, maaf ya abusakir klw saya kritik pendapat anda ttg Syiah..

  65. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    saya ketawa koq dibilang takabur.. hahhaha.. (huffftt..!) anda tidak memperbolehkan saya menuliskan riwayat dari kaum syiah… ga mengapalah, saya ini kan manusia bodoh, beda dengan mr.abusakir yg pinter. baguslah klw abusakir menuliskan saya dan keluarga bisa islam dari abu bakar saja… ‘gak pake ketawa’
    (koq aneh ya..bisa2nya mengklaim gara2 abubakar saya dan keluarga jadi muslim… ck..ck..ck..) (gak pake ketawa juga)

    Respon: Lho kan tadinya Anda minta saya sebutkan riwayat. Nah, waktu sudah saya sebutkan, mengapa ketawa? Apa yang salah dari riwayat itu, sehingga Anda ketawa? Saya hanya merasa aneh saja, tidak ada yang lucu, kok jadi ketawa.

    anda katakan abubakar sangat dihargai oleh orangtua Sy Fatimah, itu hak anda wahai abusakir…

    Respon: Lho, kok kamu bilang “hak saya”? Itu kan fakta sejarah. Dalam kitab Khalifah Haular Rasul, Khalid M. Khalid; dan dalam kitab-kitab sejarah disebutkan, bahwa Abu Bakar Ra termasuk salah satu orang Makkah yang termasuk generasi pertama masuk Islam, bersama Khadijah Ra, Ali Ra, Zaid bin Haritsah Ra. Mereka sangat dekat saat-saat mula awal Islam di Makkah. Kisah Abu Bakar Ra membelanjakan hartanya untuk menolong kaum Muslimin di Makkah sangat terkenal, termasuk menolong Bilal bin Rabbah Ra. Kok kamu bilang itu “hak saya”? Saya kan tidak ikut-ikutan membentuk sejarah itu. Aneh.

    * Kisah Rasul Murka disaat perang Uhud. Rasul saw kemudian berkata kepada Abubakar : “Sungguh aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan sepeninggalku”. Dan kemudian Abubakar menangis. Referensi Ahlusunnah : Imam Malik, dalam “Al-Muwatta’”, kitab “Jihad”. [Lihat Catatan Kaki no. 38]

    Respon: Tidak ada kisah “murka” ini. Wong Abu Bakar Ra, Umar Ra, dan Shahabat-shahabat senior lain, mereka terus berada di samping Nabi Saw, menjaga beliau dari serangan kaum musyrik, setelah mereka terdesak ke arah gunung. Ketika itu Abu Sufyan berteriak di hadapan barisan kaum Muslimin, apakah Muhammad sudah terbunuh? Lalu Umar meminta izin untuk menjawab perkataan Abu Sufyan. Umar Ra berkata, bahwa Nabi mendengar kata-kata Abu Sufyan; itu untuk menunjukkan bahwa beliau masih hidup. Kuat dugaan, kalau kisah “murka” itu tercantum di Al Muwattha; itu termasuk kisah lemah, tidak kredibel.

    * Abubakar dan Umar telah melarikan diri dari perang Uhud, Khaibar dan Hunain. Padahal Allah murka kepada mereka yang lari dari perang sebagaimana Firman-Nya pada[ Q.S. Al-Anfaal 15-16 ]. Lihat juga [Q.S. Ali Imran 153], tentang kejadian perang Uhud dimana sebagian sahabat lari meninggalkan Rasul saw, sebagai berikut : “(Ingatlah) ketika kalian lari dan tidak menoleh kepada seorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawan kalian yang lain, memanggil kalian…”. Referensi Ahlusunnah : Haikal, “Hayat Muhammad”, bab “perang uhud” dan “perang khaibar”.,,Al-Waqidi, dalam “Al-Maghazi”.

    Respon: Darimana Anda tahu Abu Bakar Ra dan Umar Ra ikut melarikan diri? Masya Allah, begitu entengnya mulutmu menuduh manusia-manusia agung itu dengan tuduhan keji. Iya sih memang di sisi orang sepertimu, memakan fitnah itu jadi menu sehari-hari, melebihi makan-minum seperti manusia normal. Kalian tidak bisa hidup, kecuali dengan memakan fitnah dan menebar dusta atas manusia-manusia agung tersebut.

    Abu Bakar Ra pernah dipukuli di Makkah sampai pingsan-pingsan karena cintanya kepada Nabi Saw. Umar Ra pernah baku pukul dengan orang-orang Makkah, karena cintanya kepada Nabi Saw. Mereka itu lebih takut Nabi tertusuk duri daripada nyawanya sendiri. Kok bisa mereka berdua dituduh melarikan diri dari medan Uhud, Khaibar, Hunain? Di medan Uhud, yang melarikan diri itu orang-orang yang memburu kekayaan dan pasukan pemanah; Abu Bakar dan Umar tidak termasuk bagian itu. Di medan Khaibar tidak ada yang melarikan diri, wong itu sifatnya pengepungan benteng Khaibar. Hanya prosesnya makan waktu. Di medan Hunain, yang melarikan diri itu adalah orang2 yang baru masuk Islam dari Makkah, atau orang-orang musyrikin yang ikut perang dari Makkah.

    Anda ini seenak perutnya membuat dusta dan tafsiran sejarah menurut nafsu Anda sendiri. Aneh. Prof. Ali As Shalabi menyebut buku Husein Haikal itu bukan rujukan sejarah yang baik; banyak kritik atasnya. Rujukan yang bagus misalnya, Shafiyurrahman Al Mubarakfury.

    dan hak Sy Fatimah juga untuk tidak disholatkan oleh orang yang dikagumi kedua orangtuanya (baca ; Abu Bakr ) bilamana anda mengetahui kisah amarah Sy Fatimah kepada Abu Bakr, apa masih anda bilang itu bukan amarah, hanya salahpaham seorang putri kesayangan Rasul dengan sahabat orangtuanya? atau Mr.abusakir masih bilang saya dusta dgn marahnya Sy Fatimah kepada sang Khalifah

    Respon: Aku sudah bilang sejak awal, itu masalah pribadi antara Khalifah dengan Fathimah Ra. Boleh kan ada masalah pribadi di antara manusia, di antara pemimpin dan rakyatnya? Di antara Ali Ra dan Aisyah Ra, juga ada masalah pribadi tertentu. Semua ini tidak mengeluarkan mereka semua dari koridor Syariat dan Akidah. Berbeda dengan Anda dkk…masalah pribadi dijadikan urusan AKIDAH, sehingga akhirnya banyak kaum Syiah menyembah manusia (Ahlul Bait) karena sangat ekstrem dalam perkara semacam itu.

    @abusakir… fadak bukanlah rampasan perang, tanah fadak adalah pemberian orang Yahudi kepada Rasul yg meminta perlindungan ‘kebetulan’ setelah Benteng Khaibar takluk kepada Kaum Muslimin… hak Rasul juga untuk memberi tanah fadak kepada Putrinya setelah diberikan oleh orang Yahudi tadi.
    Hadits pemberian Fadak kepada Sy Azahra memang cuma disaksikan oleh Amirul Mukminin Ali. kesaksian Sy Ali dibantah oleh Abu Bakr krn tidak kuat (dgn alasan krn Sy Ali suaminya Sy Fatimah, bukan org yg netral). gpp deh klw mmg itu argumen sang Khalifah, namun Hadist ttg :
    “Kami para nabi tidak diwarisi, apa-apa yang kami tinggalkan adalah shadaqah”. malah ga ada saksi sama sekali, namun ttp kekeuh dijadikan hujjat oleh sang Khalifah.,,(makin aneh)…

    Respon: Lho hadits bahwa Nabi Saw tidak meninggalkan dinar-dirham, tetapi meninggalkan ilmu; itu jelas haditsnya. Disebutkan Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Shalihin. Jadi masalah fadak ini, hanya soal INTEPRETASI yang berbeda. Khalifah punya intepretasi, Fathimah Ra punya intepretasi yang lain. Perbedaan dalam masalah ilmiah ini kan biasa. Kata Nabi Saw, bagi para mujtahid, kalau ijtihadnya benar dapat dua pahala, kalau salah dapat satu pahala. Khalifah Abu Bakar Ra bersikap “sangat ketat” begitu karena beliau sangat takut kalau nanti ditanya soal tanah fadak itu di sisi Allah; dia khawatir tanah itu memang bagian dari hak kaum Muslimin secara umum.

    didalam riwayat tidak pernah tertulis kalau Ahlibayt menggunakan hasil Fadak untuk kesenangan pribadi meskipun hasil tanah Fadak sangat berlimpah, hasil Fadak tetap diberikan kepada Kaum Muslimin yg membutuhkan. Keluarga Sy Fatimah ttp miskin dan kelaparan… mereka hanya diberikan mandat Oleh Rasul yg suci untuk mengurus Fadak. ((bilamana permintaan Sy Fatimah ttg hak Fadak aja tidak diberikan, apalagi perkara besar ttg ke-Pemimpin-an Muslimin (baca; Khalifah) yg notebene dipegang Abu Bakr.. yang seharusnya ditampuk oleh orang yg pantas sesuai arahan Rasul. setelah wafatnya Rasul itulah awal dari fitnah, dan sampai sekarang saya masih bertanya, sebenarnya siapa yg memfitnah dan siapa yg difitnah..))

    Respon: Tanpa harus disebut dalam riwayat pun, kita sdh paham bahwa para Shahabat Ra bukan manusia “mata duitan” atau manusia “hamba dunia”; seperti yang banyak dituduhkan kaum Syiah yang hobi melecehkan Shahabat Ra.

    Dari fadak, Anda bicara soal kepemimpinan… Ya ya…ini sudah tipikal Syiah memang. Mereka menempatkan masalah POLITIK di atas segala-galanya, melebihi perkara TAUHID, IBADAH, KENABIAN, dan seterusnya. Dalam mata hati kaum Syiah, masalah jabatan KHALIFAH adalah puncak peribadahan tertinggi bagi mereka, karena orang Syiah terkenal menyembah Ali Ra; dan menjadikan Ali sebagai SESEMBAHAN selain Allah.

    Wahai kaum paganis… jabatan Khalifah itu bukan hak Khalifah Abu Bakar Ra; itu hak umat Islam kala itu untuk mengangkat beliau sebagai pemimpin. Kalau kalian protes, proteslah kepada para Shahabat yang membaiat Khalifah Abu Bakar Ra. Sedangkan urusan fadak dan lainnya, itu domain Khalifah untuk memberi kebijakan. Soal imamah/jabatan khalifah, saya sdh berulang2 membahas disini. Coba kamu cari saja di bagian artikel lain.

    Setelah peristiwa (permintaan) fadak , Abubakar dan Umar meminta persetujuan Imam Ali r.a untuk berkunjung ke rumah Fatimah as, dikarenakan mereka merasa bersalah telah menyakiti Sy Fatimah as. Kemudian Sy Fatimah as berkata : ”Apakah kalian tidak mendengar Rasul SAW bersabda ‘Keridhoan Fatimah adalah keridhoanku, Kemurkaan Fatimah adalah kemurkaanku. Barangsiapa mencintai Fatimah, puteriku, berarti mencintaiku dan barangsiapa membuat Fatimah murka berarti membuat aku murka’ ?” Mereka berdua menjawab : “Ya, kami telah mendengarnya dari Rasulullah”. Fatimah as berkata : “Aku bersaksi kepada Allah dan para malaikat-Nya, sesungguhnya kalian berdua telah membuat aku marah dan kalian berdua membuat aku tidak ridho. Seandainya aku bertemu Nabi SAW nanti, aku akan mengadu kepada beliau tentang kalian berdua”. Kemudian Fatimah as berkata kepada Abubakar : “Demi Allah, sungguh aku akan mengadukan engkau kepada Allah di setiap sholatku”. Referensi dari kitab Ahlusunnah : a Ibn Qutaibah, dalam “Al-Imamah Was Siyasah”, hal. 14. b. Ibn Qutaibah, dalam “Khulafaur Rasyidin”, hal. 13-14.

    Respon: Tidak setiap referensi sejarah kalangan Ahlus Sunnah otomatis benar. Tidak begitu. Contoh, riwayat2 dari Ibnu Jarir At Thabari, tidak otomatis bisa diterima begitu saja. Perlu penelitian hadits atasnya. Kisah yang Anda sebutkan di atas, menurut saya termasuk bagian yang lemah, atau tidak valid. Alasannya sederhana: Yang memutuskan kasus fadak bagi Fathimah Ra adalah Khalifah Abu Bakar Ra, mengapa yang dikecam oleh Fathimah Ra adalah Abu Bakar Ra dan Umar Ra? Apa salah Umar Ra disini? Padahal para ahli sejarah sepakat, kasus fadak itu perselisihan antara Khalifah Abu Bakar dan Fathimah, bukan dengan Umar Ra? Tapi kaum Syiah selalu mengaitkan Abu Bakar dan Umar, karena mereka punya dendam tersendiri disini.

    Dan Fatimah as tidak berbicara dengan Abubakar sampai wafatnya. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Fatimah as bersumpah untuk tidak berbicara selama-lamanya dengan Abubakar dan Umar. Dan Fatimah as minta dikuburkan secara diam-diam pada malam hari.
    Referensi dari kitab Ahlusunnah :
    a. Al-Hakim, dalam Mustadrak, jilid 3, saat menceritakan wafatnya Fatimah.
    b. Ibnu Sa’ad, dalam “Thabaqat”, jilid 2, bab 2, hal. 84.
    c. Muttaqi Al-Hindi, dalam “Kanzul Ummal”, jilid 7, hadits no 18769.
    dan perlu diingat, pengurusan, menyolatkan dan pemakaman Putri kesayangan Rasul hanya disaksikan oleh AhlulBayt… meski kaum Muslimin sangat berhasrat utk mengurus dan menyolatkannya sebagai bentuk penghormatan terakhir.

    dan ingat lagi, saat Sy Ali mengangkat Zulfikar sebagai ancaman bagi orang yg berani menuruti perintah Umar bin Khattab menyuruh kaum muslimah untuk membongkar kuburan Sy Fatimah untuk mereka Sholatkan. yaaa klw inipun msh dibilang kisah palsu… apalagi mau dikata.

    Respon: Sekali lagi, kasus fadak itu tidak melibatkan Umar Ra, karena beliau memang tidak memutuskan kebijakan. Fathimah memang dikuburkan di malam hari, sebagaimana disebut dalam riwayat. Jika itu permintaan Fathimah Ra dan keluarganya Ra; ya tidak mengapa dilaksanakan; karena memang secara Syariat hal itu boleh. Masalah pengurusan jenazah dalam Islam, sangat berkaitan dengan hak pribadi sebuah keluarga; dicepatkan atau ditunda, tergantung kesepakatakan mereka, meskipun lebih baik kalau urusan itu dicepatkan.

    Dalam kacamata Ahlus Sunnah, pengurusan jenazah ini termasuk urusan kemanusiaan, bukan masalah AKIDAH atau POLITIK. Kalau keluarga besar Ali Ra menginginkan mengurus jenazah sendiri, ya silakan. Tetapi ummat Islam secara umum, jelas ikut bertakziah setelah tahu Fathimah Ra meninggal. Mereka juga mendoakan kebaikan, rahmat, ampunan baginya. Tanpa ikut mengurus jenazah, tetap saja para Shahabat mencintai dan memuliakan Fathimah Ra. Hanya dalam urusan tertentu, pribadi Khalifah punya intepretasi atas masalah fadak. Beliau tidak mewakili sikap seluruh Shahabat Ra.

    Dan sangat berlebihan kalau ada riwayat bahwa Umar Ra meminta agar makam dibongkar lagi. Sungguh berlebihan. Sebab kalau sudah dimakamkan, berapapun yang menshalatkan, ya sudah, biar tetap dimakamkan. Tidak usah dibongkar lagi. Orang lain cukup mendoakan baginya; bagi sebagai kalangan disyariatkan melakukan “shalat ghaib” baginya.

    Jadi masalah-masalah demikian ini damai-damai saja kok di sisi Ahlus Sunnah. Ia menjadi sangat horor, mengerikan, dramatik…di mata manusia yang selama ini menyembah Fathimah Ra, Ali Ra, Hasan Ra, Husein Ra. Mereka menyembah manusia-manusia mulia itu, dan mengabaikan Allah; seperti kaum Nuh As menyembah: Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.

    Ya begitulah tipikal kaum paganis dimana-mana… Sudah ditunjukkan jalan Tauhid yang benar, tapi malah menyukai menyembah sesembahan selain Allah. Nas’alullah al ‘afiyah fid dini wad dunya wal akhirah. amin ya Rahiim.

    Admin.

  66. mukhlis berkata:

    @abusyakir…
    dah saya duga klw Mr Abusyakir menuliskan masalah tanah Fadak hanya perbedaan inteprestasi…
    Mungkin Mister Abusyakir lebih faham ttg pendapat Khalifah Abu Bakr dan maksud Sy Fatimah… shga memberi jawab “cuma salah interprestasi..

    dan mengenai pengurusan Jasad Sy Fatimah dilakukan oleh Ahlulbayt juga ditulis “tidak mengapa dilaksanakan; karena memang secara Syariat hal itu boleh. Masalah pengurusan jenazah dalam Islam, sangat berkaitan dengan hak pribadi sebuah keluarga; dicepatkan atau ditunda, tergantung kesepakatakan mereka, meskipun lebih baik kalau urusan itu dicepatkan”.

    apa kata dunia?
    saya yg awam bertanya.. orang terdekat Rasul koq malah saling benci..
    nah loe…. ? makin runyam kan?…
    ntar dibilang pulak itu kepandaian syiah mengarang kisah.

    mengenai jabatan Khalifah itu bukan hak Abu Bakr, itu hak kaum Muslimin.. (?)
    di referensi yg saya ketahui, ahlulbayt berkata..Kaum Muslimin yang mana?
    kaum Ahlulbayt masih disibukkan oleh pengurusan jenazah Rasul SAWW…
    mengapa mereka sibuk memilih pengganti tanpa diketahui Ahlulbayt sebagai pihak terdekat dgn Rasul SAWW…?
    nah loo…
    nti klw dibahas masalah ini…pasti makin ngelantur lagi dan pake alasan sebagai POLITIK Syiah.
    karena Mr Abusyakir suruh klw mau protes silakan protes ke Sahabat yang membaiat..hehhehehe…

    inilah yg menjadi pertanyaan saya diawal tulisan…
    mau bertanya kepada siapa lagi mau bertanya bila orang pinter sudah keblinger…
    (padahal saya tidak menanyakan kepada Abusyakir)

    ya ini hasilnya…jawaban Mister tidak tuntas dan hanya membawa jawaban versi sendiri…
    versi dari Syiah yg saya baca ga dibolehin ditulis krn dibilang banyak ngaconya karena Syiah suka berbohong dus tidak valid… 🙂

    demi ALLAH yg memiliki hidup dan diri saya, saya tidak pernah sekalipun untuk berdialog langsung dengan satu-orang-pun berfaham Syiah… saya dalam pencarian kebenaran agama Islam.

    Karena Tulisan Mister Abusyakir sendiri yg tergoogle saya ttg “Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?”
    hingga saya tertarik menelaah kebenaran tulisan Anda…

    dalam pencarian saya terdapat kejanggalan2 sejarah yg berbeda dgn apa yg saya ketahui dari Sejarah Islam hingga timbul istilah Sunni dan Syiah….

    Namun saya makin heran karena jawaban Mister kepada saya seolah bisa melebihi Ulama Besar..

    Abusyakir berani menuduh suatu kaum sebagai berpaham fagan dan menyembah berhala…
    tp gpp itu hak Mister sebagai orang pinter.
    mungkin karena pertanyaan saya tertuju kepada orang pinter yg keblinger mengusik pikiran Abusakir shga Mister Abusyakir tergugah.. hehhehehhe

    Sorry Mister, slowdown aja.. jgn pake ngumpat tulisan kasar dan nuduh .. nanti bisa kena stroke 🙂

    masalah Syiah berpaham jabatan Khalifah adalah puncak peribadatan tertinggi juga ga saya temukan.. apalagi menyembah Imam Ali.. ga ada saya temukan Mister..

    namun ttg larinya sahabat dari perintah Rasul berperang ada saya temukan, juga ttg Sahabat yg mengumpulkan harta untuk kesenangan kelompoknya atau pribadinya ada juga.
    ga usah di bahaslah.. nti kaum yg benci Agama Islam malah senang.

    trus Mister malah bilang ” masalah-masalah demikian ini damai-damai saja kok di sisi Ahlus Sunnah. Ia menjadi sangat horor, mengerikan, dramatik…di mata manusia yang selama ini menyembah Fathimah Ra, Ali Ra, Hasan Ra, Husein Ra. Mereka menyembah manusia-manusia mulia itu, dan mengabaikan Allah; seperti kaum Nuh As menyembah: Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.

    berarti Mr Abusyakir di pihak yg damai2 saja…
    hehehehe
    trus kenapa Ahmadinejad ber-haji ke Makka koq Mister ngamuk ga kejuntrungan?
    harusnya Mister bilang, nahhhh Syiah bergandengan dengan Sunni.
    itu baru tulisan orang yg cinta damai.
    bukan malah nulis,
    “Kalau Anda benar-benar Syiah, mengapa masih datang ke Makkah dan Madinah? Bukankah Anda sudah mempunyai ‘kota suci’ sendiri?
    ini namanya nyari perpecahan.

    damai itu indah koq seperti yg Abusyakir pahami.
    tp klw mmg udah dibawa nafsu ya bisa emosi juga akhirnya.

    jd saya mohon ttplah berkarya namun jangan cepat nuduh, krn zaman skrg byk orang mudah mendapat informasi..
    dan saya yaqin klw Abusyakir ga nyangka tulisan yg merendahkan Syiah ini malah bisa berbalik membuat orang makin penasaran dan akhirnya berdiri di sisi Ahlulbayt (dibaca; Syiah).

    makasih Mister Abusyakr..
    wasallam

    ehh..nti aku dituduh JIL pulak sama Mister whahahahhaha…

  67. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    [dan mengenai pengurusan Jasad Sy Fatimah dilakukan oleh Ahlulbayt juga ditulis “tidak mengapa dilaksanakan; karena memang secara Syariat hal itu boleh. Masalah pengurusan jenazah dalam Islam, sangat berkaitan dengan hak pribadi sebuah keluarga; dicepatkan atau ditunda, tergantung kesepakatakan mereka, meskipun lebih baik kalau urusan itu dicepatkan”.]

    apa kata dunia? saya yg awam bertanya.. orang terdekat Rasul koq malah saling benci.. nah loe…. ? makin runyam kan?… ntar dibilang pulak itu kepandaian syiah mengarang kisah.

    Respon: Fathimah Ra punya pendirian dalam soal tanah fadak, Khalifah Abu Bakar Ra juga punya pendirian. Namun karena yang menjadi pemimpin adalah Khalifah Abu Bakar Ra, maka kebijakan beliau yang berlaku; dengan konsekuensi beliau bertanggung-jawab atas kebijakan itu, hingga di Akhirat.

    Kalau misalnya Anda katakan, orang terdekat Rasul “kok saling benci”. Andaikan kata-kata Anda ini dibenarkan, lalu siapa yang “membenci” itu? Bukankah Fathimah Ra yang menginginkan beliau dimakamkan segera di malam hari, secara tertutup? Apakah ada kesalahan Khalifah Abu Bakar Ra dalam soal keputusan pemakaman tertutup itu? Apakah Khalifah setuju dengan pemakaman tertutup, andai masalah itu dibicarakan ke beliau? Jelas beliau tidak akan setuju, sebab semakin banyak yang menshalati, itu lebih baik. Tetapi kan Khalifah sangat menghargai pendirian (sensitivitas perasaan) putri Nabi Radhiyallahu ‘Anha. Ya bagaimana lagi, wong beliau menginginkan hal itu, apakah bisa dicegah?

    Mengapa kok Anda ingin menyalahkan Khalifah Abu Bakar Ra? Apa salah beliau dalam hal ini? Soal praktik pemakaman adalah domain keluarga Fathimah Ra. Mereka yang menentukan dan memutuskan.

    Jika dikaitkan dengan tanah fadak; itu sudah jadi kebijakan beliau sebagai pemimpin. Beliau takut ditanya nanti di Akhirat soal itu, maka beliau masukkan tanah tersebut sebagai hak kaum Muslimin secara umum. Apakah dengan kebijakan ini, Khalifah Ra memperkaya diri, menyerobot harta Fathimah Ra, atau hidup senang-senang? Wong di akhir hayatnya, harta yang beliau tinggalkan amat sangat sedikit.

    mengenai jabatan Khalifah itu bukan hak Abu Bakr, itu hak kaum Muslimin.. (?) di referensi yg saya ketahui, ahlulbayt berkata..Kaum Muslimin yang mana? kaum Ahlulbayt masih disibukkan oleh pengurusan jenazah Rasul SAWW… mengapa mereka sibuk memilih pengganti tanpa diketahui Ahlulbayt sebagai pihak terdekat dgn Rasul SAWW…? nah loo… nti klw dibahas masalah ini…pasti makin ngelantur lagi dan pake alasan sebagai POLITIK Syiah.
    karena Mr Abusyakir suruh klw mau protes silakan protes ke Sahabat yang membaiat..hehhehehe…

    Respon: Orang ini aneh. Siapa sih yang mengangkat Abu Bakar Ra sebagai Khalifah? Siapa yang mengangkat? Itu kan para Shahabat Anshar dan Muhajirin dalam persitiwa di Saqifah Bani Sa’idah. Asal mandatnya dari para Shahabat (kaum Muslimin), lalu diberikan kepada Abu Bakar Ra. Ini kan jelas, sangat jelas.

    Andaikan hak kepemimpinan itu menjadi hak khusus untuk Ahlul Bait (Ali dan keluarganya Ra), tidak mungkin para Shahabat Ra akan sepakat mengingkari hak mereka. Wong kenyataannya, mereka bermusyawarah dan memutuskan pemimpin, meskipun keluarga Ali Ra tidak hadir disana. Bahkan semula, kalangan Anshar yang akan maju menggantikan Nabi Saw. Sekaligus, hal ini menjadi BANTAHAN besar atas klaim kaum Syiah bahwa hak kekhalifahan hanya monopoli Ahlul Bait (Ali dan keluarganya Ra). Ijma’ para Shahabat Ra bahwa kepemimpinan merupakan hak kaum Muslimin secara umum, tidak dibatasi buat Ahlul Bait saja.

    inilah yg menjadi pertanyaan saya diawal tulisan… mau bertanya kepada siapa lagi mau bertanya bila orang pinter sudah keblinger… (padahal saya tidak menanyakan kepada Abusyakir). ya ini hasilnya…jawaban Mister tidak tuntas dan hanya membawa jawaban versi sendiri… versi dari Syiah yg saya baca ga dibolehin ditulis krn dibilang banyak ngaconya karena Syiah suka berbohong dus tidak valid… 🙂 demi ALLAH yg memiliki hidup dan diri saya, saya tidak pernah sekalipun untuk berdialog langsung dengan satu-orang-pun berfaham Syiah… saya dalam pencarian kebenaran agama Islam. Karena Tulisan Mister Abusyakir sendiri yg tergoogle saya ttg “Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?” hingga saya tertarik menelaah kebenaran tulisan Anda… dalam pencarian saya terdapat kejanggalan2 sejarah yg berbeda dgn apa yg saya ketahui dari Sejarah Islam hingga timbul istilah Sunni dan Syiah…. Namun saya makin heran karena jawaban Mister kepada saya seolah bisa melebihi Ulama Besar.. Abusyakir berani menuduh suatu kaum sebagai berpaham fagan dan menyembah berhala… tp gpp itu hak Mister sebagai orang pinter. mungkin karena pertanyaan saya tertuju kepada orang pinter yg keblinger mengusik pikiran Abusakir shga Mister Abusyakir tergugah.. hehhehehhe Sorry Mister, slowdown aja.. jgn pake ngumpat tulisan kasar dan nuduh .. nanti bisa kena stroke 🙂

    Respon: Dari corak bahasa yang Anda gunakan, sulit disimpulkan bahwa Anda sedang tulus mencari kebenaran. Bahasa Anda seperti itu. Bahkan saya sangat heran, ketika Anda meminta riwayat, lalu saya sebutkan, ternyata awal komentar Anda: Ha ha ha… Ini apa gitu? Masak yang begini sedang mencari kebenaran?

    Seperti Syaikh As Shabuni, dalam sebuah ceramah di Indonesia, beliau menyebut Iran sebagai “negara Majusi”. Padahal Majusi kan kaum pagan. Yang menyebut kaum Syiah identik dengan kaum musyrikin (paganis) bukan satu dua. Coba Anda lihat di web… http://www.syiahindonesia.com atau http://www.qiblati.com atau http://www.gensyiah.com (mudah-mudahan web2 ini masih eksis).

    Pangkal masalahnya, mereka begitu berlebihan thd Ahlul Bait; seluruh konstruksi keagamaan yang mereka bangun, berporos pada penghambaan kepada “hak-hak Ahlul Bait”, bukan ibadah kepada Allah Al Wahid. Inilah yang membuat mereka layak disamakan dengan kaum paganis.

    trus kenapa Ahmadinejad ber-haji ke Makka koq Mister ngamuk ga kejuntrungan? harusnya Mister bilang, nahhhh Syiah bergandengan dengan Sunni. itu baru tulisan orang yg cinta damai. bukan malah nulis,

    Respon: Damai yang saya maksud bukan perdamaian Ahlus Sunnah dan Syiah; wong di berbagai belahan bumi Ahlus Sunnah banyak berjihad menghadapi keganasan Syiah. Tetapi kami sikapi perselisihan antara Fathimah Ra dengan Khalifah Abu Bakar Ra, dan perselisihan antar para Shahabat Nabi lainnya, dengan cara yang baik, etik, dan tidak mendramatisasi semua itu seperti kebiasaan kaum Syiah.

    Ibaratnya begini…kami ini apa sih kok bicara, menilai, mengkritik, mengevaluasi Khalifah Abu Bakar Ra, Umar Ra, Fathimah Ra… dan seterusnya. Kami ini siapa kok pakai mengevaluasi Ali Ra, Hasan Ra, Husein Ra, dan seterusnya? Kami sadar diri lah…kami ini tidak ada sebutir debunya dari sosok para Shahabat Nabi Saw.

    Beda dengan Anda, kaum Syiah Rafidhah, dll. Anda ini kan memposisikan diri setara dengan Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra… Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah.

    Satu hal saya tanyakan kepada Anda: Tidak lama setelah Fathimah Ra wafat, Ali bin Abi Thalib Ra sebagai mantan suaminya, beliau menikah dengan wanita lain. Kalau tidak salah, lebih dari satu wanita. Bahkan dari pernikahan itu Ali juga mendapatkan anak. Bahkan selama hidupnya, ketika Fathimah Ra masih hidup; Ali Ra pernah mau menikah dengan seorang putri Abu Jahal. Menurut Anda, bagaimana sikap Ali Ra ini kalau ditinjau dari sisi kesetiaan?

    Kalau kami Ahlus Sunnah, tidak menyoal masalah itu; tidak sama sekali mencela Ali Ra, karena beliau tetap mulia sebagai seorang Mukmin sejati dan pahlawan Islam. Tetapi kalau Syiah yang mendewa-dewakan Fathimah Ra, bagaimana sikap mereka terhadap “imam pertama Syiah” itu?

    Soal Ahmadinejad, saya tidak marah-marah begitulah… Tidak segitunya. Tapi itu cuma sebatas “ngetes” komitmen kaum Syiah terhadap “tanah suci” yang mereka klaim: Karbala, Najaf, Kufah.

    damai itu indah koq seperti yg Abusyakir pahami. tp klw mmg udah dibawa nafsu ya bisa emosi juga akhirnya. jd saya mohon ttplah berkarya namun jangan cepat nuduh, krn zaman skrg byk orang mudah mendapat informasi.. dan saya yaqin klw Abusyakir ga nyangka tulisan yg merendahkan Syiah ini malah bisa berbalik membuat orang makin penasaran dan akhirnya berdiri di sisi Ahlulbayt (dibaca; Syiah). makasih Mister Abusyakr.. wasallam

    Respon: Andai kaum Syiah menjaga lisan dan penanya dari mencaci-maki kehormatan Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra, dan para Shahabat Ra seluruhnya… tentu jalan menuju damai itu terbentang luas, insya Allah. Tapi masalahnya, bagaimana teologi Syiah akan berdiri, kalau tidak menghancurkan teologi Shahabat Nabi Ra? Ya itu memang masalah utamanya.

    Sama-sama terimakasih.

    Bisa dibaca juga: https://abisyakir.wordpress.com/2012/10/28/apakah-ali-bin-abi-thalib-haus-kekuasaan/

    Admin.

  68. mukhlis berkata:

    @abusyakir…makin panjang nih.. hahhahha…
    baiklah.. gpp klw mmg anda mau.
    ABusakir: Satu hal saya tanyakan kepada Anda: Tidak lama setelah Fathimah Ra wafat, Ali bin Abi Thalib Ra sebagai mantan suaminya, beliau menikah dengan wanita lain. Kalau tidak salah, lebih dari satu wanita. Bahkan dari pernikahan itu Ali juga mendapatkan anak. Bahkan selama hidupnya, ketika Fathimah Ra masih hidup; Ali Ra pernah mau menikah dengan seorang putri Abu Jahal. Menurut Anda, bagaimana sikap Ali Ra ini kalau ditinjau dari sisi kesetiaan?

    respon (niru abusakir)
    Sy Fatimah memberi wasiat agar Imam Ali menikahi saudaranya yg bernama Umamah binti Abil Ash setalah kewafatannya, krn menurut Sy Fatimah tidak baik seorang pria muda tidak beristri. dan mewasitkan bagilah malammu satu bagian untuk anak-anakku dan semalam untuk istrimu agar anak-anakku tidak merasa kesepian. Mengapa Umamah yg dipilih Sy Fatimah, ya mgkn krn talian persaudaraan.
    dan kalau kepada wanita2 lain Imam Ali menikah dan punya anak, ya itu haq Imam. krn di Islam pernikahan ga diharamkan,
    sedangkan keinginan Imam Ali untuk menikahi Ftimah binti Abu Jahal semasa hidup Sy Fatimah, itu tidak sempat terjadi pernikahan.
    Kalau ditanyakan sikap Imam Ali ditinjau dari sisi kesetiaan, ya saya jawab itulah yg dikatakan “setia”. krn Imam mendengar dan patuh terhadap orang yg disayanginya.
    nahh klw menurut versi Mr Abusyakir ntah-lah.

    @abusyakir: Beda dengan Anda, kaum Syiah Rafidhah, dll. Anda ini kan memposisikan diri setara dengan Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra… Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah.
    Respon : terimakasih Mister BAusyakir ,,, hahhahhaa
    anda pantes koq menuduh sikap orang lain.

    @Abusyakir: Soal Ahmadinejad, saya tidak marah-marah begitulah… Tidak segitunya. Tapi itu cuma sebatas “ngetes” komitmen kaum Syiah terhadap “tanah suci” yang mereka klaim: Karbala, Najaf, Kufah.
    Respon : ngetes niihyee… 😉

    (kalau ngetes jangan sepihak…. apakah Ka’bah punya Mr Abusyakir, shga pantes ngetes keyakinan orang lain?)
    saya rasa tuh bukan ngetes, mgkn anda mau bilang Ngapain Syiah ke Ka’ba sedangkan mereka punya Karbala, Najaf, Kufah..
    yg perlu di test itu Organisasi Islam Sedunia… kenapa Iran yg mayoritas majab Syiah masih dijadikan anggota OKI..
    gitu loh Mister. (koq saya seperti ngajarin ya..?)

    @abusyakir:Mengapa kok Anda ingin menyalahkan Khalifah Abu Bakar Ra? Apa salah beliau dalam hal ini? Soal praktik pemakaman adalah domain keluarga Fathimah Ra. Mereka yang menentukan dan memutuskan.
    Respon : saya tidak ada ingin menyalahkan Khalifah ABuBakr..
    saya menilai dan memahami lajur sejarah saja…
    ada apa dibalik peristiwa tersebut?
    dan perlu kita ketahui, dijaman Kepemimpinan Umar Abdul Aziz, tanah Fadak dikembalikan koq ke anak keturunan Sy Fatimah..
    nah loee… sementara dikepemimpinan sebelum Khalifah Umar Abdul Aziz tidak diberikan.. malah dikavling2kan kekerabat dan sahabat yg disukai.
    itu sejarah juga.. perlu dijadikan pertimbangan, kenapa pernah dikembalikan ke AhlulBayt?
    jangan2 Mister akan jawab “itu hak sang Khalifah Umar Abdul Aziz donk.. tanya aja beliau.”

    gitu loh mister, saya masih pembelajaran. kalau anda katakan
    ” Dari corak bahasa yang Anda gunakan, sulit disimpulkan bahwa Anda sedang tulus mencari kebenaran. Bahasa Anda seperti itu. Bahkan saya sangat heran, ketika Anda meminta riwayat, lalu saya sebutkan, ternyata awal komentar Anda:
    Ha ha ha… Ini apa gitu? Masak yang begini sedang mencari kebenaran?”
    Respon : ya saya ketawa donk karena sebelumnya anda telah menuliskan :
    Anda dan kawan2 yang pro Syiah, umumnya seperti orang yang “sok paling mencintai Ahlul Bait”, tetatpi nanti ujungnya jadi menyembah Ahlul Bait. Ahlus Sunnah itu amat mencintai Ahlul Bait, tetapi tetap meletakkan Ahlul Bait secara terhormat, tidak membuat mereka seolah seperti “musuh” Allah.
    Respon : riwayat yang Anda kutip juga ga tuntas…
    dan permasalahnnya kenapa tidak ada orang yg tau dimana Makam Sy Fatimah sebenarnya.. Ada ApA?
    Mister bilang sebagai pecinta Ahlulbayt kan?
    diriwayat terekam dgn misteri : terdapat beberapa makam yg dbuat seperti baru untuk mengelabui para Sahabat yg ingin mengurus dan menyolatkan.
    ini yg dibilang pecinta AhlulBayt?
    saya yg mulanya awam-pun heran, mengapa sejarah ini tidak dijelaskan secara rinci oleh pakar pecinta AhlulBayt?
    sedemikian sepelenya-kah dijawab dengan “terserah AhlulBayt mau dimakamkan dimana, dan mau disholatkan oleh siapa?
    memangnya ada riwayat berkata beberapa sahabat melakukan solat Ghaib utk Sy Fatimah…?

    loeee.. saya ketawa krn yg lgsg nyolot itu Mister sendiri… mgkn Mister tersinggung krn punya blog ini ya? hehhehhe
    padahal saya bertanya bila orang pinter udah keblinger.
    gpp dehh.. no problemo mister.
    saya minta maaf kalaw dah membakar jenggot mister 🙂

    @Abusyakir : Andai kaum Syiah menjaga lisan dan penanya dari mencaci-maki kehormatan Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra, dan para Shahabat Ra seluruhnya… tentu jalan menuju damai itu terbentang luas, insya Allah. Tapi masalahnya, bagaimana teologi Syiah akan berdiri, kalau tidak menghancurkan teologi Shahabat Nabi Ra? Ya itu memang masalah utamanya.
    Respon : jangan “berandai-andai: donk mister… krn yg suka berandai andai itu dekat dengan syaiton.
    lebih baik kita saling belajar lagi, ga usah merasa paling benar dan berani mengklaim sesat bagi pribadi dan kelompok yg tidak sepaham dengan kita itu saja.
    InsyaALLAH kita akan dapat nikmatnya beragama.

    @abusyakir : Ibaratnya begini…kami ini apa sih kok bicara, menilai, mengkritik, mengevaluasi Khalifah Abu Bakar Ra, Umar Ra, Fathimah Ra… dan seterusnya. Kami ini siapa kok pakai mengevaluasi Ali Ra, Hasan Ra, Husein Ra, dan seterusnya? Kami sadar diri lah…kami ini tidak ada sebutir debunya dari sosok para Shahabat Nabi Saw.
    Reson : Mister spt pura-pura dalam perahu.
    kisah para sahabat antar sahabat dijadikan hujjah utk mengkalim pribadi dan kelompok bersebrangan dgn mister di masa sekarang… hasilnya ga nyambung kan?

    kalau saya bertanya.. Mister ABusyakir sekarang berpegang kepada Teoligi yg mana..atau faham apa?

    sekali lagi saya pinta… itu dijadikan pelajaran, bukan memvonis atau mengadili orang lain.
    bisa saya tuliskan begini :
    diriwayat pasca wafatnya Rasul SAWW jelas dan terang.
    suatu kaum berkata “kami cinta Rasul” sedangkan sahabatnya, kerabatnya, anak dan cucunya dizholimi,,, ditindas, ditipu, diracun bahkan sampai dibunuh oleh kaum yg berkata Cinta Rsuk tadi.
    bahkan saya pernah baca, ada para-sahabat dekat yang ogah-ogahan ketika diwajibkan Rasul SAWW untuk berperang.
    ada pula sahabat yg enggan mematuhi permintaan terakhir Rasul SAWW meminta wadah untuk menulis wasiat agar umat ISlam tidak sesat setelah wafatnya.
    nah loeee kacau kan mister?
    saya tidak tuntut Mister untuk menjelaskannya, niscaya saya akan anda katakan mencari pembenaran atau merendahkan sahabat yg dikisahkan tersebut lalu meninggikan Sahabt yang di-ingin-kan…. atau seperti yg mister tuliskan diatas, saya akan dituduh setaraf dengan Sahabat AbuBakr, Umar, Utsman dan sahabat lainnya…
    gpp-lah mmg hak Mister untuk menuduh.

    saya sayangkan orang sepinter mister hari gini masih berdalih dalih dan menuduh nuduh orang lain sesat sebagai penyembah berhala.
    inget mister..yg baca blog anda ini bukan hanya orang dewasa, anak2 juga bisa… orang yg benci islam juga bisa baca.
    jangan pernah memaksakan tulisan utk dijadikan pedoman oranglain, krn tulisan dapat salah tafsir bagi pembacanya, karena manusia itu berbeda-beda pemahaman dan mengartikan tulisan.
    mgkn niat Mister baik, tapi bisa di artikan orang jadi ga baik.

    diSyia juga saya lihat mereka ber-Syahadat… tanpa ada embel2 mengatakan Sy Fatimah sembahanku, atau Imam Ali sebagai Tuhanku… nahh apa salahnya klw sesama pen-syahadat saling ber-damai dalam agama Damai ini.

    mgkn gitu aja ya Mister Abusyakir….

    saya ucapkan terimakasih… Aslamu’alaikum
    cling…!!!

  69. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    Sy Fatimah memberi wasiat agar Imam Ali menikahi saudaranya yg bernama Umamah binti Abil Ash setalah kewafatannya, krn menurut Sy Fatimah tidak baik seorang pria muda tidak beristri. dan mewasitkan bagilah malammu satu bagian untuk anak-anakku dan semalam untuk istrimu agar anak-anakku tidak merasa kesepian. Mengapa Umamah yg dipilih Sy Fatimah, ya mgkn krn talian persaudaraan. dan kalau kepada wanita2 lain Imam Ali menikah dan punya anak, ya itu haq Imam. krn di Islam pernikahan ga diharamkan, sedangkan keinginan Imam Ali untuk menikahi Ftimah binti Abu Jahal semasa hidup Sy Fatimah, itu tidak sempat terjadi pernikahan. Kalau ditanyakan sikap Imam Ali ditinjau dari sisi kesetiaan, ya saya jawab itulah yg dikatakan “setia”. krn Imam mendengar dan patuh terhadap orang yg disayanginya. nahh klw menurut versi Mr Abusyakir ntah-lah.

    Jawab: Ya ini kan untuk membantah omongan kotormu semula. Kamu kan mempersoalkan, mengapa Fathimah Ra meminta dimakamkan malam hari, diam-diam? Ada apa antara Fathimah dengan Khalifah? Masalahnya, itu kan hak privat mereka, untuk dimakamkan seperti apa saja; selama sesuai Syariat. Kalau Khalifah dan para Shahabat jelas maunya Fathimah Ra dimakamkan “secara normal” seperti umumnya wafatnya kaum Muslimin di masa itu. Tetapi kan mereka tidak bisa mencampuri hak pribadi Fathimah dan keluarga Ra.

    Untuk soal pemakaman Fathimah Ra yang memang merupakan hak privat, kamu marah-marah, seolah para Shahabat Ra itu anak kecil yang lebih hina dari anak-anakmu atau keponakanmu. Tetapi soal PERNIKAHAN dengan Umamah dan lainnya; kamu menganggap semua itu “kecil” belaka. Padahal namanya pernikahan, jelas merupakan masa yang panjang, sedang pemakaman hanya satu momen saja. Bahkan di kemudian hari Ali Ra juga punya isteri-isteri lain, sehingga memiliki anak dari isteri lain tersebut. Seperti Muhammad Al Hanafiyah Ra. Bahkan Ali juga menikahi putri Abu Bakar Ra, yang merupakan janda Zubair bin Awwam, Asma binti Abi Bakar Ra.

    (kalau ngetes jangan sepihak…. apakah Ka’bah punya Mr Abusyakir, shga pantes ngetes keyakinan orang lain?) saya rasa tuh bukan ngetes, mgkn anda mau bilang Ngapain Syiah ke Ka’ba sedangkan mereka punya Karbala, Najaf, Kufah.. yg perlu di test itu Organisasi Islam Sedunia… kenapa Iran yg mayoritas majab Syiah masih dijadikan anggota OKI.. gitu loh Mister. (koq saya seperti ngajarin ya..?)

    Jawab: Ya kalau Syiah benar-benar Muslim, mereka pasti tahu bahwa dalam Al Qur’an dan Sunnah, yang menjadi kota suci kaum Muslimin adalah Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah. Ada yang menambahkan Al Aqsha sebagai kota suci ketiga (meskipun ada juga yang memperselisihkannya). Kalau sudah begitu, buat apa membuat kota-kota suci lain? Itu kan namanya bikin masalah. Kalau mau konsisten dengan teologi kota suci versi Syiah itu, ya buat apa kaum Syiah datang ke Makkah dan Madinah?

    Di situ kan saya bilang “ngetes komitmen” orang Syiah thd teologi kota suci versi mereka. Kalau soal keyakinan Syiah Rafidhah dll…bukan kami yang ngetes, tetapi Kitabullah dan Sunnah itu yang menjadi rujukan untuk menilai sesat tidaknya keyakinan itu.

    saya tidak ada ingin menyalahkan Khalifah ABuBakr.. saya menilai dan memahami lajur sejarah saja…
    ada apa dibalik peristiwa tersebut? dan perlu kita ketahui, dijaman Kepemimpinan Umar Abdul Aziz, tanah Fadak dikembalikan koq ke anak keturunan Sy Fatimah.. nah loee… sementara dikepemimpinan sebelum Khalifah Umar Abdul Aziz tidak diberikan.. malah dikavling2kan kekerabat dan sahabat yg disukai. itu sejarah juga.. perlu dijadikan pertimbangan, kenapa pernah dikembalikan ke AhlulBayt? jangan2 Mister akan jawab “itu hak sang Khalifah Umar Abdul Aziz donk.. tanya aja beliau.”

    Jawab: Sudah saya katakan sebelumnya, Khalifah Abu Bakar Ra sangat takut andai nanti di Akhirat, beliau ditanya soal tanah Fadak itu; apakah ia hak pribadi keluarga Nabi atau hak ummat? Ini kembali ke kebijakan setiap pemimpin. Andai pun tanah fadak itu dikembalikan ke Fathimah Ra dan tidak diganggu gugat, insya Allah kaum Muslimin juga tidak merugi. Ini adalah bentuk sikap ikhtiyat (kehati-hatian) Khalifah Ra. Saking hati-hatinya, beliau berani berselisih dengan Fathimah Ra, yang notabene masih kerabat beliau sendiri. Kok masih kerabat sih? Lha, ayah Fathimah Ra kan menikah dengan putri Abu Bakar Ra. Aisyah Ra itu masih terhitung “ibu” bagi Fathimah, meskipun usianya lebih muda. (Saya ingatkan Anda, mohon jangan mencampuri kesucian pertalian kekerabatan antara Nabi Saw, Abu Bakar Ra, Aisyah Ra, Fathimah Ra… dan seterusnya. Kalau Anda masuk ke dalamnya untuk merusuhi pertalian kekerabatan ini, yakinlah Anda akan dilaknati Allah, Nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya di langit dan bumi).

    Soal kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apa yang mesti dipersoalkan? Ini kan tergantung style kepemimpinan setiap Khalifah yang berkuasa; sebab mereka yang kelak bertanggung-jawab di hadapan Allah. Sekali lagi, andai masalah tanah fadak itu tidak dipersoalkan sejak awal, diserahkan secara bebas kepada anak-keturunan Nabi Saw, hal ini insya Allah tidak akan merugikan kaum Muslimin. Hanya saja, kita mesti menghormati kebijakan politik setiap Khalifah, karena itu sesuai tanggung-jawab mereka kelak di Akhirat. “Kullukum raa-in wa kullukum mas’ulun ‘an raiyyatih”.

    Respon : riwayat yang Anda kutip juga ga tuntas… dan permasalahnnya kenapa tidak ada orang yg tau dimana Makam Sy Fatimah sebenarnya.. Ada Apa? Mister bilang sebagai pecinta Ahlulbayt kan? diriwayat terekam dgn misteri : terdapat beberapa makam yg dbuat seperti baru untuk mengelabui para Sahabat yg ingin mengurus dan menyolatkan. ini yg dibilang pecinta AhlulBayt? saya yg mulanya awam-pun heran, mengapa sejarah ini tidak dijelaskan secara rinci oleh pakar pecinta AhlulBayt? sedemikian sepelenya-kah dijawab dengan “terserah AhlulBayt mau dimakamkan dimana, dan mau disholatkan oleh siapa? memangnya ada riwayat berkata beberapa sahabat melakukan solat Ghaib utk Sy Fatimah…?

    Jawab: Lho, sekarang kamu jawab pertanyaan, siapa yang memaksakan memakamkan Fathimah Ra di malam hari? Siapa yang ingin “menyembunyikan” makam itu, jika benar demikian? Coba siapa itu? Kan yang melaksanakan semua itu atas keputusan keluarga Fathimah Ra sendiri (andai saya ikuti deskripsi sejarah kamu ini). Lha, kaum Muslimin akan bersikap bagaimana, wong mereka dicegah untuk mendekat?

    Apa untuk menunjukkan soal kecintaan sejati itu mesti dengan formalitas dalam urusan pemakaman? Kamu tahu tidak, para Shahabat Ra yang terbunuh dalam Perang Badar, ada yang satu lubang dimasukkan beberapa jenazah. Itu atas perintah Nabi Saw sendiri. Kalau kita ke pemakaman Uhud lalu mencari, dimana makam Hamzah bin Abdul Muthalib Ra? Kita juga tidak tahu. Apakah ketika itu Nabi Saw tidak mencintai para Syuhada Uhud tersebut?

    Kayaknya agama yang kamu anut itu, tidak jauh dari soal penyembahan kuburan. Sebagai Muslim, sudah diberi karunia kemerdekaan hakiki oleh Allah; tetapi ia lagi-lagi dibawa kepada ke arah kemusyrikan lagi. As’alullah al ‘afiyah li wa lil muslimin.

    Respon : jangan “berandai-andai: donk mister… krn yg suka berandai andai itu dekat dengan syaiton. lebih baik kita saling belajar lagi, ga usah merasa paling benar dan berani mengklaim sesat bagi pribadi dan kelompok yg tidak sepaham dengan kita itu saja. InsyaALLAH kita akan dapat nikmatnya beragama.

    Jawab: Berandai-andai kalau sifatnya positif tidak apa-apa. Kalau berandai-andai negatif terhadap masa lalu yang sudah lewat, misalnya dengan bicara: “Coba kalau dia begini begini, pasti akan begini.” Nah, pengandaian begitu yang tidak boleh. Kalau pengandaian positif kan termasuk sifat husnuzhan. Misalnya dalam Surat Al A’raff dikatakan: Wa lau anna alhal qura amanuu wat taqau… (kalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa…) Apa yang begini yang kamu maksud dengan “dekat dengan syaiton” ??????

    Sudahlah, tidak ada damai dan persaudaraan bagi siapa yang mencela dan menghujat Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra, isteri-isteri Nabi Ra, dan para Shahabat Ra secara umum. Percuma bicara perdamaian dengan manusia penghujat Shahabat. Pertikaian antara Sunni dan Syiah di Iran, Irak, Suriah, Pakistan, dst. masih ringan dibandingkan penghujatan kaum Rafidhah terhadap para Shahabat Nabi Ra. Karena dengan menghujat Shahabat Nabi, seperti Abu Zur’ah Ar Razi, itu sama dengan menghujat Islam dari dasar-dasarnya.

    Reson : Mister spt pura-pura dalam perahu. kisah para sahabat antar sahabat dijadikan hujjah utk mengkalim pribadi dan kelompok bersebrangan dgn mister di masa sekarang… hasilnya ga nyambung kan? kalau saya bertanya.. Mister ABusyakir sekarang berpegang kepada Teoligi yg mana..atau faham apa? sekali lagi saya pinta… itu dijadikan pelajaran, bukan memvonis atau mengadili orang lain. bisa saya tuliskan begini: diriwayat pasca wafatnya Rasul SAWW jelas dan terang. suatu kaum berkata “kami cinta Rasul” sedangkan sahabatnya, kerabatnya, anak dan cucunya dizholimi,,, ditindas, ditipu, diracun bahkan sampai dibunuh oleh kaum yg berkata Cinta Rsuk tadi. bahkan saya pernah baca, ada para-sahabat dekat yang ogah-ogahan ketika diwajibkan Rasul SAWW untuk berperang. ada pula sahabat yg enggan mematuhi permintaan terakhir Rasul SAWW meminta wadah untuk menulis wasiat agar umat ISlam tidak sesat setelah wafatnya. nah loeee kacau kan mister?

    Dalam melihat posisi Shahabat Nabi Radhiyallahu ‘Anhum, setidaknya ada tiga poin:

    SATU, ijma’ atau kesepakatan para Shahabat dalam urusan Islam dan ummat. Nah, inilah yang menjadi acuan utama akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, setelah Kitabullah dan Sunnah Nabi.

    DUA, pendapat pribadi person Shahabat Ra yang berbeda satu sama lain. Kita kaum Muslimin, boleh memilih salah satu pendapat mereka; atau mencari yang terkuat di antara pendapat itu (jika mampu).

    TIGA, perselisihan pribadi antar person-person Shahabat Ra. Kita kaum Muslimin harus mengunci mulut, tangan, dan hati dari perselisihan-perselisihan ini. Sebagai manusia, mereka punya potensi berselisih; tetapi kalau kita masuk dalam perselisihan itu, apalagi melakukan tafsiran-tafsiran subyektif; hal ini jelas akan merusak agama seseorang, karena dia akan jatuh dalam fitnah (seperti umumnya kaum Rafidhah).

    Kalau kami mengingkari kaum Syiah Rafidhah, alasannya: Pertama, karena mereka menghujat hasil kesepakatan para Shahabat, misalnya dalam menetapkan Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman Radhiyallahu ‘Anhum. Termasuk kesepakatan mereka untuk memuliakan seluruh isteri-isteri Nabi Ra. Kesepakatan mereka tentang bersihnya Al Qur’an dari segala perubahan dan penggantian. Dan lain-lain.

    Kedua, karena kaum Syiah Rafidhah itu menjadikan perselisihan pribadi antar person Shahabat Ra sebagai AZAS AGAMA mereka. Ahlus Sunnah berusaha membersihkan lisan, pena, pikiran, dan hatinya dari perselisihan itu; malah mereka selalu “pesta pora” di atas perselisihan tersebut. Ini benar-benar kami ingkari, sebab pada gilirannya nanti; tafsiran-tafsiran subyektif itu akan menodai kehormatan Ali, Fathimah, Hasan, Husein, Radhiyallahu ‘Anhum dan anak-keturunan mereka juga rahimahumullah.

    Dengan sendirinya, dasar pemikiran Anda dipatahkan disini. Syiah Rafidhah jelas menghujat ijma Shahabat; mereka juga memakan fitnah dalam soal perselisihan pribadi Shahabat; bahkan mereka menolak pendapat mayoritas para Shahabat. Apa yang saya lakukan disini, tak lebih dari menjaga kehormatan para Shahabat Ra, termasuk Ahlul Bait Ra, semampu kesanggupan.

    saya sayangkan orang sepinter mister hari gini masih berdalih dalih dan menuduh nuduh orang lain sesat sebagai penyembah berhala. inget mister..yg baca blog anda ini bukan hanya orang dewasa, anak2 juga bisa… orang yg benci islam juga bisa baca. jangan pernah memaksakan tulisan utk dijadikan pedoman oranglain, krn tulisan dapat salah tafsir bagi pembacanya, karena manusia itu berbeda-beda pemahaman dan mengartikan tulisan.
    mgkn niat Mister baik, tapi bisa di artikan orang jadi ga baik. diSyia juga saya lihat mereka ber-Syahadat… tanpa ada embel2 mengatakan Sy Fatimah sembahanku, atau Imam Ali sebagai Tuhanku… nahh apa salahnya klw sesama pen-syahadat saling ber-damai dalam agama Damai ini.

    Jawab: Lho, itu bukan mengada-ada. Buktinya banyak. Keyakinan imamah, bahwa para imam syiah lebih berkuasa dari Allah Ta’ala; bahwa akidah imamah merupakan azas agama, melebihi Tauhidullah; bahwa makam imam-imam disembah, dithawafi, disujudi, dimintai pertolongan; bahwa doa-doa kaum Syiah memohon kepada Haidar (Ali Ra); bahwa kaum Syiah memperlakukan Fathimah Ra seperti “Bunda Maria” di mata Kristiani; dan sterusnya. Ini ada fakta dan datanya. Video-videonya juga ada.

    Intinya, Islam datang untuk membebaskan manusia dari “ibadatul ibad” (penghambaan kepada sesama manusia) menuju “ibadatullah”. Tetapi kaum Syiah ingin membalikkan lagi esensi Tauhidullah itu kepada penghambaan kepada imam-imam Syiah, dan ulama-ulama Syiah. Maka itu Zainal Abidin Rahimahullah pernah berkata kepada orang-orang Syiah: “Janganlah kalian jadikan kami ini seperti berhala.” Ada riwayatnya, tercatat dalam buku kami, “Mendamaikan Ahlus Sunnah”.

    Islam membawa cahaya Tauhid; maka ideologi non Islam akan menjauhkan manusia dari Tauhid, dan menawarkan paganisme baru; meskipun covernya bisa macam-macam, semisal “cinta Ahlul Bait”.

    Admin.

  70. mukhlis berkata:

    hahahaha….

    @abusyakir :Ya ini kan untuk membantah omongan kotormu semula. Kamu kan mempersoalkan, mengapa Fathimah Ra meminta dimakamkan malam hari, diam-diam? Ada apa antara Fathimah dengan Khalifah? Masalahnya, itu kan hak privat mereka, untuk dimakamkan seperti apa saja; selama sesuai Syariat. Kalau Khalifah dan para Shahabat jelas maunya Fathimah Ra dimakamkan “secara normal” seperti umumnya wafatnya kaum Muslimin di masa itu. Tetapi kan mereka tidak bisa mencampuri hak pribadi Fathimah dan keluarga Ra.
    Respon : gini lo Bausyakir… waktu saya menelaah sejarah awal islam ada kisah yg terang dan ada kisah menutup-nutupi, setelah dicari akan ditemukan beberapa kejanggalan.

    Mister tulis ‘hak private mereka’ dan di sisi lain mister tulis
    ” Lha, ayah Fathimah Ra kan menikah dengan putri Abu Bakar Ra. Aisyah Ra itu masih terhitung “ibu” bagi Fathimah, meskipun usianya lebih muda.”
    Respon :hehehe… makasih mister udah makin menjelaskan kepinteran mister berkelit-kelit dalam memahami sejarah..
    satu sisi mister menormalkan ttg wasiat Sy Fatimah kepada Ahlulbait untuk mengizinkan suaminya (Sy Ali) menikah setelah wafatnya lalu mengurus jenazahnya dan memakamkannya tanpa diketahui oleh Abu Bakr, disisi lain Mister membuang kejanggalan kisah tersebut ttg mengapa saudara dekat (bisa dibilang AbuBakr adalah Kakek nya Sy Fatimah tidak dibolehkan untuk menyolatkan beliau padahal rumah mereka tidaklah terlalu jauh jaraknya)

    @Abusyakir: Saya ingatkan Anda, mohon jangan mencampuri kesucian pertalian kekerabatan antara Nabi Saw, Abu Bakar Ra, Aisyah Ra, Fathimah Ra… dan seterusnya. Kalau Anda masuk ke dalamnya untuk merusuhi pertalian kekerabatan ini, yakinlah Anda akan dilaknati Allah, Nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya di langit dan bumi.
    Respon : saya ingatkan juga Abusyakir, jangan pernah sepele dengan orang yg anda anggap bodoh.
    dan Yakinlah bahwa yg busuk akan ketahuan juga akhirnya.

    @Abusyakir: Berandai-andai kalau sifatnya positif tidak apa-apa. Kalau berandai-andai negatif terhadap masa lalu yang sudah lewat, misalnya dengan bicara: “Coba kalau dia begini begini, pasti akan begini.” Nah, pengandaian begitu yang tidak boleh. Kalau pengandaian positif kan termasuk sifat husnuzhan. Misalnya dalam Surat Al A’raff dikatakan: Wa lau anna alhal qura amanuu wat taqau… (kalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa…) Apa yang begini yang kamu maksud dengan “dekat dengan syaiton” ??????
    Respon : tulisan Abusyakir bukan Qur’an… jangan coba2 untuk disamakan sebagai tindakan berkelit-kelit…
    gak ada saya liat tulisan ABusyakir bisa dinilai sebagai Ahlisunnah, yang ada tulisan Bausyakir menghidupkan kebencian antara golongan sesama Pengucap Dua Kalimat Syahadat.

    @Abusyakir :Soal kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apa yang mesti dipersoalkan?
    Respon : siapa yg mempersalahkan pengembalian Fadak kepada keturunan Sy Fatimah? hahhahaha..
    saya cuman ambil contoh ttg sikap khalifah Umar bin Abdul Aziz itu saja. Kalau anda menilai itu sbg persoalan, brrti anda ada kelainan jiwa, coba deh telaah lagi tulisan saya sebelumnya.
    Karena di sejarah ditulis spt itu koq.

    @Abusyakir: Ini kan tergantung style kepemimpinan setiap Khalifah yang berkuasa.
    Respon: berarti Abusyakir suka berandai-andai dan menilai hukum tergantung kepada siapa yg berkuasa.

    @Abusyakir :Kita mesti menghormati kebijakan politik Khalifah, karena itu sesuai.
    Respon: yupp hormat.. ttp saya lebih respon ttg kebijakan Sy Fatimah (meski Sy Fatimah bukan khalifah)

    @Abusyakir : Sudahlah, tidak ada damai dan persaudaraan bagi siapa yang mencela dan menghujat Abu Bakar Ra, Umar Ra, Utsman Ra, isteri-isteri Nabi Ra, dan para Shahabat Ra secara umum. Percuma bicara perdamaian dengan manusia penghujat Shahabat. Pertikaian antara Sunni dan Syiah di Iran, Irak, Suriah, Pakistan, dst. masih ringan dibandingkan penghujatan kaum Rafidhah terhadap para Shahabat Nabi Ra. Karena dengan menghujat Shahabat Nabi, seperti Abu Zur’ah Ar Razi, itu sama dengan menghujat Islam dari dasar-dasarnya.
    Respon : hehhehe, gampang tuh Mister… silahkan anda teriak-teriak sendirian didepan kelompok Syiah Rafidah. katakan Syiah Rafidah itu sesat, kafir, penyembah berhala, penghujat para Sahabat.
    Gue yaqin.. mister Abusyakir pasti terkencing-2 sebelum berani berteriak di depan kaum Syiah Rafidah .

    @ABusyakir : SATU, ijma’ atau kesepakatan para Shahabat dalam urusan Islam dan ummat. Nah, inilah yang menjadi acuan utama akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, setelah Kitabullah dan Sunnah Nabi.
    Respon : brarti pendapat Ahlul Bayt dibuang aja ya.

    @Abusyakir : DUA, pendapat pribadi person Shahabat Ra yang berbeda satu sama lain. Kita kaum Muslimin, boleh memilih salah satu pendapat mereka; atau mencari yang terkuat di antara pendapat itu (jika mampu).
    Respon : saya udah berusaha mencari pendapat terkuat.

    @Abusyakir: TIGA, perselisihan pribadi antar person-person Shahabat Ra. Kita kaum Muslimin harus mengunci mulut, tangan, dan hati dari perselisihan-perselisihan ini. Sebagai manusia, mereka punya potensi berselisih; tetapi kalau kita masuk dalam perselisihan itu, apalagi melakukan tafsiran-tafsiran subyektif; hal ini jelas akan merusak agama seseorang, karena dia akan jatuh dalam fitnah (seperti umumnya kaum Rafidhah).
    Respon : ABusyakir dah ada kelainan jiwa ya..?
    dinomor dua atas disuruh mencari pendapat terkuat, dinomor tiga disuruh mengunci mulut tangan dan hati.
    Respon juga: gini aja mister, sebelum berdakwah dan nulis di internet lebih baik mister ke psikiater… benerin dulu otak yg korslet.
    penyebab mister suka marah ga menentu ini ya karena kelainan jiwa Mister Abusyakir sendiri

    @Abusyakir : Apa untuk menunjukkan soal kecintaan sejati itu mesti dengan formalitas dalam urusan pemakaman? Kamu tahu tidak, para Shahabat Ra yang terbunuh dalam Perang Badar, ada yang satu lubang dimasukkan beberapa jenazah.
    Respon : Tau donkkkk..

    @Abusyakir: Itu atas perintah Nabi Saw sendiri. Kalau kita ke pemakaman Uhud lalu mencari, dimana makam Hamzah bin Abdul Muthalib Ra? Kita juga tidak tahu. Apakah ketika itu Nabi Saw tidak mencintai para Syuhada Uhud tersebut?
    Respon : beda situasi… suasana Uhud pemakaman saat perang, dan saat itu kaum Muslimin kalah. sedangkan pemakaman Sy Fatimah tidak dalam kondisi perang.
    Mister perlu tau juga, beda kewafatan Sy Fatimah dan ayahnya itu gag sampe setaon, dan semua kaum Muslim saat itu tau bagaimana kedekatan Rasul dan Puteri tercintanya.
    Memang Rasul tidak ada membuat wasiat ttg dimana letak makam Puterinya kelak, namun seorang Khalifah tentunya dapat membuat kebijakan untuk itu (makanya saya bertanya2
    “ada apa ini terjadi???”)

    @Abusyakir : Kalau kami mengingkari kaum Syiah Rafidhah, alasannya: Pertama, karena mereka menghujat hasil kesepakatan para Shahabat, misalnya dalam menetapkan Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman Radhiyallahu ‘Anhum. Kesepakatan mereka tentang bersihnya Al Qur’an dari segala perubahan dan penggantian. Dan lain-lain.
    Respon : Mister masih kekeuh memakai tulisan : “kesepakatan para Sahabat.”
    coba liat kejadiannya…dimasa itu masih ada AhlulBayt yang masih mengurus jasad Suci Rasul SAWW..
    yang saya herankan, mengapa dikesampingkan kedudukan AhlulBayt untuk diminta pendapat?
    dan sejarah banyak menutup-nutupi ttg hak Ahlulbayt.

    @ABusyakir : Termasuk kesepakatan mereka untuk memuliakan seluruh isteri-isteri Nabi Ra
    Respon :
    aptuyu mister..
    saya ada baca sejarah ttg’, ada istri Rasul yg mengajak perang terhadap Khalifah yg dipilih secara mutlak oleh kaum Muslimin (ini sejarah lohhh Abusyakir)

    @Abusyakir: Untuk soal pemakaman Fathimah Ra yang memang merupakan hak privat, kamu marah-marah, seolah para Shahabat Ra itu anak kecil yang lebih hina dari anak-anakmu
    atau keponakanmu
    Respon : saya ga da marah2 disitu sehingga menuduh para sahabat ra sebagai lebih hina dari anak kecil.. hahahha..
    kasian mister Abusyakir… jenggotnya kepanjangan hingga gampang terbakar lalu menuduh orang marah-marah..
    bahkan tega menuduh saya menghinakan para Sahabat hahahha…

    yg bilang hak privat itu abusyakir sendiri, sedangkan kenyataannya itulah yg saya cari dari perbagai cerita sejarah.
    saya malah berani bilang pemikiran Abusyakir yg suka marah2 itulah yg seperti anak kecil (diulang ABusyakir mirip anak kecil)
    jangan suka marah2 mister, nti kena stroke atau sakit jantung hahhahaha…

    @Abusyakir : Lho, itu bukan mengada-ada. Buktinya banyak. Keyakinan imamah, bahwa para imam syiah lebih berkuasa dari Allah Ta’ala; bahwa akidah imamah merupakan azas agama, melebihi Tauhidullah; bahwa makam imam-imam disembah, dithawafi, disujudi, dimintai pertolongan; bahwa doa-doa kaum Syiah memohon kepada Haidar (Ali Ra); bahwa kaum Syiah memperlakukan Fathimah Ra seperti “Bunda Maria” di mata Kristiani; dan sterusnya. Ini ada fakta dan datanya. Video-videonya juga ada.
    Respon : bagus tuhhh, mister bisa buat video-2 itu sebagai contoh tidak baik bagi anak keturunan mister kelak, biar mereka tidak seperti syiah rafidhah.

    @Abusyakir : Dengan sendirinya, dasar pemikiran Anda dipatahkan disini. Syiah Rafidhah jelas menghujat ijma Shahabat; mereka juga memakan fitnah dalam soal perselisihan pribadi Shahabat; bahkan mereka menolak pendapat mayoritas para Shahabat. Apa yang saya lakukan disini, tak lebih dari menjaga kehormatan para Shahabat Ra, termasuk Ahlul Bait Ra, semampu kesanggupan.
    Respon : saya ga pernah pula ketemu penganut syiah rafidah, sehingga tdk bisa melihat atau menanyakan hal itu.
    Abusyakir mendakwa menjaga kehormatan sahabat?
    menjaga dari hongkong, iya…..
    kapan mister Anusyakir bertindak langsung ke iran menolak pandangan syiah rafidhah, gosa lebayyy ahhh mister. kecuali mister ada buat videonya ttg pembelaan Mister kepada AhlulBait terhadap kelakuan kaum Syiah rafidhah di iran, itu baru saya akui keabsahanya.

    Intinya, Islam datang untuk membebaskan manusia dari “ibadatul ibad” (penghambaan kepada sesama manusia) menuju “ibadatullah”. Tetapi kaum Syiah ingin membalikkan lagi esensi Tauhidullah itu kepada penghambaan kepada imam-imam Syiah, dan ulama-ulama Syiah. Maka itu Zainal Abidin Rahimahullah pernah berkata kepada orang-orang Syiah: “Janganlah kalian jadikan kami ini seperti berhala.” Ada riwayatnya, tercatat dalam buku kami, “Mendamaikan Ahlus Sunnah”.
    Respon : sungguh mulia dan jernih pemikiran keturunan Sy Fatimah.

    @Abusyakir: Islam membawa cahaya Tauhid; maka ideologi non Islam akan menjauhkan manusia dari Tauhid, dan menawarkan paganisme baru; meskipun covernya bisa macam-macam, semisal “cinta Ahlul Bait”.
    Respon : itu betullll..
    asal jangan cinta Saud Bait, hahhahahahaha

    jadi gimana nih Mister? sejarah masa lalu ga usah dipelajari ya? karena banyak tulisan riwayat berbeda-beda sehingga berbeda makna dan arti.

    oh ya mister, ngemeng-ngemeng anda gag kena penyakit stroke kan? hehhehehe..

    wasalam…
    ….cling!!!

  71. abisyakir berkata:

    @ Mukhlis…

    satu sisi mister menormalkan ttg wasiat Sy Fatimah kepada Ahlulbait untuk mengizinkan suaminya (Sy Ali) menikah setelah wafatnya lalu mengurus jenazahnya dan memakamkannya tanpa diketahui oleh Abu Bakr, disisi lain Mister membuang kejanggalan kisah tersebut ttg mengapa saudara dekat (bisa dibilang AbuBakr adalah Kakek nya Sy Fatimah tidak dibolehkan untuk menyolatkan beliau padahal rumah mereka tidaklah terlalu jauh jaraknya)

    Jawab: Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah. Terus dari mana kita akan tahu hakikat sebenarnya dari sikap Fathimah Ra itu? Berarti kita harus membelah dadanya dulu, lalu melihat isi hatinya? Begitu kah…wahai manusia? Masya Allah…sesuatu yang sudah disembunyikan oleh Allah, tetapi hendak kamu ungkit-ungkit. Apa tujuanmu? Andaikan kamu seorang ANALIS Super Hebat sejenis Einstein, bisakah kamu dapatkan kebenaran hakiki dalam soal begitu? Paling banter yang kamu dapat hanya TEORI, dugaan, atau prasangka belaka. Padahal dalam Islam berlaku: Innaz zhonna laa yughni minal haqqi syai’an (prasangka itu tak menunjuki kebenaran sedikit pun).

    Respon : saya ingatkan juga Abusyakir, jangan pernah sepele dengan orang yg anda anggap bodoh. dan Yakinlah bahwa yg busuk akan ketahuan juga akhirnya.

    Jawab: Dari mana kamu akan tahu yang busuk, padahal kamu bukan siapa-siapa (bukan Shahabat Nabi), dan tidak hidup di masa itu? Ali bin Abi Thalib Ra saja tidak menghujat Khalifah Abu Bakar Ra; sedang kamu yang tidak ada seujung kukunya Ali Ra sok merasa paling pinter. Sebenarnya yang kacau itu akal kamu…

  72. mukhlis berkata:

    @Abusyakir: Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah. Terus dari mana kita akan tahu hakikat sebenarnya dari sikap Fathimah Ra itu? Paling banter yang kamu dapat hanya TEORI, dugaan, atau prasangka belaka. Padahal dalam Islam berlaku: Innaz zhonna laa yughni minal haqqi syai’an (prasangka itu tak menunjuki kebenaran sedikit pun).
    Respon : meng-google tulisan Anda( Abusyakir) : Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?
    itu memang pertanyaan lubuk hati saya diawal,
    namun setelah membaca tulisan anda :
    KESEMBILAN, pertanyaan di atas sebenarnya lebih layak diajukan ke kaum Syiah sendiri, bukan ke Ahlus Sunnah. Mestinya kaum Syiah jangan bertanya, “Mengapa orang Syiah masih boleh ke Makkah-Madinah?” Mestinya pertanyaan ini diubah dan diajukan ke diri mereka sendiri, “Kalau Anda benar-benar Syiah, mengapa masih datang ke Makkah dan Madinah? Bukankah Anda sudah mempunyai ‘kota suci’ sendiri?”

    Respon: Abusyakir seolah meludahi muka sendiri nih… mengapa anda menanyakan ke-islam-an kaum Syiah?
    memangnya anda siapa sehingga bertanya ttg ke-Islam-an kaum Syiah, mayoritas ulama Sunni dan Kerajaan Saudi sendiri ga melarang Kaum Syiah ber-Haji koq… koq anda yg senewen seolah Abusyakir-lah yg memiliki Ka’ba.

    @Abusyakir: Begitu kah…wahai manusia? Masya Allah…sesuatu yang sudah disembunyikan oleh Allah, tetapi hendak kamu ungkit-ungkit. Apa tujuanmu?
    Respon : hlaaa gimananih? ada suatu riwayat bukan dari Sunni ttg kejadian diawal wafatnya Rasul kenapa anda berani mengatakan “sesuatu yang disembunyikan oleh ALLAH”
    memangnya siapakah kaum Sunni itu ?
    aneh bener tulisan Abusyakir

    Masih Respon : ALLAH SWT malah memberikan kesempatan bagi kaum Syiah utk menuliskan sejarah sehingga saya yg bodoh ini menemukan kisah itu.
    Apa tindakan saya salah?
    bukannya Abusyakir sendiri yg mengungkit-ungkit keberadaan kaum Syiah yg awalnya tdk dilarang ber-Haji ehh akhirnya malah meledek Syiah melalui blog anda ini?
    Makanya pikir dulu sebelum memulai.

    @Abusyakir : Berarti kita harus membelah dadanya dulu, lalu melihat isi hatinya? Andaikan kamu seorang ANALIS Super Hebat sejenis Einstein, bisakah kamu dapatkan kebenaran hakiki dalam soal begitu?
    Respon : ga perlu membelah dada Sy Fatimah, itu tindakan biadab. dan saya bukan ANALIS, saya hanya seorang pegawai rendahan pada salah satu BUMN di kota Medan.
    apa perlu saya tampilkan poto saya?
    Masih Respon:
    Kebenaran Hakiki adalah Mutlak bagi ALLAH, namun manusia dianugerahi akal untuk berpikir sebelum menilai dan menghujat orang atau kaum lain yg tidak sepaham dengan-nya.

    @Abusyakir : Dari mana kamu akan tahu yang busuk, padahal kamu bukan siapa-siapa (bukan Shahabat Nabi), dan tidak hidup di masa itu? Ali bin Abi Thalib Ra saja tidak menghujat Khalifah Abu Bakar Ra; sedang kamu yang tidak ada seujung kukunya Ali Ra sok merasa paling pinter. Sebenarnya yang kacau itu akal kamu…
    Respon : apa Abusyakir sendiri pernah hidup dizaman Rasul dan Sahabat?
    Saya tahu akal busuk Abusyakir hanya untuk membuat kebencian dan memecah sekte-sekte dari Muslimin melalui tulisan di blog ini.
    Ahlisunnah itu bagus koq akhlaknya. bukan seperti Abusyakir yg suka memecah persaudaraan.
    Ingat ABusyakir, anda yg memiliki blog ini, jangan sampai maksud baik anda malah menjadi perpecahan.

    Saya tidak ada menulis penghujatan terhadap AbuBakr apalagi pernah menulis saya lebih hebat dari Sy Ali R.A,
    Abusyakir sendiri yg menulis itu.. Sekali lagi saya katakan…saya hanya membaca sejarah.
    Abusyakir apa lebih hebat dari ujung kuku-kaki-kelingking Amadinejad? sehingga berani melecehkan Ahmadinejad atau kaum Syiah yg telah melakukan Ibadah Haji ke Ka’ba.

    wew… jangan semosi ya Mister Abusyakir…
    atau baiknya kita akhiri aja debat kusir melalui blog ini, ga baik kalau dibaca oleh orang yg benci persatuan Islam. … gimana ?

    wassalam…
    cling!!!

  73. gunung berkata:

    Saya berdoa semoga orang sunni ataupun orang syiah diberi petunjuk Allah swt. Amin.

  74. Abdullah berkata:

    Sejauh ini, saya sepaham dengan Abi Syakir…….

  75. agus kawadno berkata:

    saya pusing bacanya pusing bacanya. ah saya mah ambil2 yang baik2nya aja. kalau pemikirannya sesuai dengan logika saya ambil kalau ga saya tinggalkan.

  76. Awan berkata:

    Bagi yang pada pusing lihat video berikut supaya tambah wawasan tentang islam yang benar, dari syeikh Imran Hosein:

  77. wisnu berkata:

    gak perlu pusing bacanya…. Fatimah RA benar… Abu Bakar RA benar… insyaAllah di surga bersama Rosul… Syiah neraka… karena menghujat sahabat yang mulia.

  78. wisnu berkata:

    xxx ente yang * watak ahlul sunah saling menasehati…. yang di nasehati bersabar…. yakin itu dengan ilmu….

  79. wisnu berkata:

    mukhlis itu aneh, dibilang ngaji katanya cuman baca, kalau cuman baca jangan dijadikan hujah, interpletasinya jadi aneh, tafsir sakarepe dewe, cocok ambil, gak cocok buang, ya gak nyambung dengan Abi Syakir, dialognya jadi aneh gitu….
    Para sahabat yang mulia aja diam, suaminya diam, anak2nya diam, kok dianya sewot Fatimah di makamkan dimana, memangnya Ali RA itu pengecut yang tidak berani membela kehormatan istrinya yang adalah putri tercinta dari Rosul, memangnya Hasan dan Husein RA pengecut tidak berani menuntut hak2nya sebagai khalifah, tanyakan itu dulu, (maaf salah, goggling itu dulu baru ke lainnya).

  80. Anton berkata:

    Apakah syi’ah itu sesat? Sebaik-baik jawaban ialah Wallahu a’lam. Hanya Allah yang benar-benar tahu siapa yang sesat dan siapa yang tidak.

  81. laura berkata:

    Saya pingin ikutan komentar, tapi untuk komentar harus baca dulu literarur yang otentik dan fair, dan itu gak bisa cuma satu dua literatur kaaan. Untuk sementara saya cuma bisa mengutip kata-kata ustadzku “yang penting bukan syiah atau sunninya, melainkan akhlaqnya”.

  82. marabharahap berkata:

    Jawaban yang betul bukan salah satu di atas, melainkan berikut: PEMERINTAH ARAB SAUDI MASIH MEMBOLEHKAN ORANG IRAN KE TANAH SUCI BAHKAN SEHARUSNYA PEMERINTAH ARAB SAUDI MENDORONG ORANG IRAN DAN PENGANUT SYIAH DATANG KE TANAH SUCI, KARENA YANG DATANG ITU BUKAN SYIAH MURNI LAGI, MELAINKAN SYIAH YANG TELAH SADAR BAHWA TANAH SUCI MEREKA BUKAN DI KARBALA DAN LAINNYA, MELAINKAN DI TANAH SUCI YANG BERADA DI ARAB SAUDI. Jadi saudara2 muslim sunni, mari kita sambut kedatangan orang2 syiah yang telah sadar atau murtad dari syiah ini dengan baik. Mari kita dorong orang syiah ke tanah suci, agar mereka tidak lagi menganggap tanah suci mereka di Karbala dan lainnya di Iran, yang bukan di tanah suci di Arab Saudi. Namun, jika mereka datang secara politik yang tujuannya mengacau membuat kerusuhan di Tanah Suci, kita sudah tau pemerintah Arab Saudi dapat bertindak tegas. Jika ini yang terjadi, SYIAH DATANG KE TANAH SUCI UNTUK MEMBUAT KERUSUHAN DAN MENGACAU, akan membuka mata dunia bahwa orang syiah datang ke tanah suci bukan untuk beribadah, melainkan untuk merusuh, TINDAK TEGAS. Terimakasih pada forum ini, yang dapat membuka mata kita lebih jelas untuk menjawab pertanyaan orang SYIAH. MUDAH KAN.

  83. Fulan-7 berkata:

    Yg namanya kroco emang ekstrim..hobi berantem..ukhuwah islamiyahpun ga dijaga..debat dg nafsu,sedikit make akal..seakan2 paling benar..urus aja diri sendir..mau kafir apa ga itu urusan org syiah..batasannya kalo dia buat kerusakan baru kita perangi..berita 2 di internet atau media ga bs diterima sepenuhnya..mau menghujat sahabat atau tdk biar Allah yg menentukan..toh sahabat sdh berjuang di zamannya dan tugas mereka sdh selesai..perjuangan kita apa??debat terus??

  84. abisyakir berkata:

    @ Fulan-7…

    Anda ini “sok ukhuwwah” tapi “permissif” juga. Masak menghujat Shahabat Nabi Saw dibiarkan saja? Ya dimana nilai iman dan agamamu kalo begitu, bro?

    Admin.

  85. cinta berkata:

    saya seorang penganut Islam bermazhab Sufi, yg mau saya tanyakan mengapa org2 muslim selain mazhab Sunni yaitu Syiah dan Sufi juga dikafirkan, padahal kami bersyahadat dan berpedoman pada syariah menurut alquran…dan nabi sendiri berkata kalau islam akan dibagi mnjadi beberapa golongan, lalu mengapa harus djadikan satu golongan saja oleh umat muslim Sunni?

  86. abisyakir berkata:

    @ Cinta….

    yg mau saya tanyakan mengapa org2 muslim selain mazhab Sunni yaitu Syiah dan Sufi juga dikafirkan, padahal kami bersyahadat dan berpedoman pada syariah menurut alquran…

    Respon: Secara umum kalangan Shufi tidak dikafirkan, hanya pada sekte-sekte tertentu yang berkeyakinan ekstrem, sehingga merusak konsep akidah Islam; yang begituan biasanya dikafirkan oleh para ulama; tetapi secara umum Shufi tidak dikafirkan.

    Admin.

  87. silahkan di'lihat berkata:

    Ceramah Jalaluddin Rakhmat Mencela cela Aisyah

  88. randixyzz berkata:

    gue sch bkn org yg ahli agama,gk prnh blajar ngaji agama atw msantren,cuma blajar baca al-qur’an wkt kcil j,!. Cuma ska pngn trtwa bca prdebtan2 kyk gni,org2 yg ahli bhs agama, cuma prnh dngr,bca dri guru2 agama ada kesesatan dri aliran syi’ah,khawarij,sufi,ahmadiyah..,ada hal yg bnar dri aliran2 itu,ada juga yg jdi sesat dri kelompok yg mngaku brasal dri ahlu sunnah. Gua sndri sch ddidik,mengaku dn hidup dlingkungan ahlu sunnah,mski gue sndiri gk tau hidup gue mirip ahlu sunnah,syiah,khawarij atw sufi. Yg gue tau,pahami n yakini. -Sahabat2 nabi djamin surga menemani beliau dari perkataan nabi. -Ahlulbait djamin surga menemani beliau dari perkataan nabi. – isteri2 nabi djamin kmuliaannya,djamin surga oleh Allah Swt dalam al-qur’an sbgai jawabn Allah Swt trhdp fitnah kpd isteri2 nabi.
    Gue prnh baca trjmahn hadist2nya n ayat2 al-qur’an mski gue gk bsa menerangknnya krna lupa n gue gk pntr ilmu agama,gk prnh msantren.sama halnya prnh bca riwayat ibnu Umar yg mengakui kejujuran khawarij n cara bragama khawarij yg salah,juga menganggap kjujuran rafidah yg tdk lbih besar dari tahi lalat!..jga tanggapan umar ibn aziz trhdap khalifah wkt itu yg mngintrogasi lalu membunuh seorang khawarij,ibn aziz mnggap org khawarij itu org jujur yg salah jalan.
    Keyakinan gue,gue gk bklan brani mencaci sahabat nabi,ahlul bait,isteri2 nabi krna yg menjamin kemulian mereka Rosulullah saw dan Allah Swt sndiri. Sdangkan muslim itu berpedoman kpd rasul dan Allah Swt!.
    Yg gue tau dri jema’ah2 yg prnh brhaji. Id card meraka agamanya islam gk ada dcantumkn suni,syiah,khawarij,atw sufi,ahmadiyah. N gk prnah dtanyakn dari hampir 3juta jamaah yg brhaji aliran2 mereka,pdahal org iran ada juga yg suni n org indonesia jga bkn cuma suni. Ibadah haji juga bagi org yg dh lama muslim atw baru bertobat jdi muslim dari agama lain aliran lain seperti muhammad ali n warithdeen muhammad yg berasal dri agama NOI.
    Soal suharto ibadah haji sch gue udah lahir n hidup pda masa jaya2nya orde baru dmana soeharto mengamalkan keyakinan kepercayaan kebatinan n islam ajaran yg luhur yg susah diamalkan dan dia blum mau mngamalknnya cukup mngamalkn aliran kpercayaanya sprti yg diakuinya dlm bku biografinya dan istrinya mngaku cma menganut kpercayaan kpd tuhan yg mha esa,shingga sulit melihat suharto atw pejabat2 smpe ktingkat lurah mengucapkn salam muslim apalagi pidato2 knegaraan cukup dngn slam nasional selamat pagi,siang,sore kcuali mntri agama dlm prayaan2 islam..wanita brkerudung dprsulit hidupnya. Beda setalah brhaji sklwrga dia slalu baca basmallah dn salam muslim sblum pidato n mngganti nama mnjadi muhammad soeharto n menurut paranormal2 ahli kbatinan, ajian2 dia,jin2 pnjaga dia yg brlapis2 dari brbagai agama krn dia ikut ritual2 agama lain semuanya tanggal krna dia brhaji n bngsa ini tdk tkut mmprlhatkan identitas keislamannya..

  89. abisyakir berkata:

    @ Randix…

    Keyakinan gue,gue gk bklan brani mencaci sahabat nabi,ahlul bait,isteri2 nabi krna yg menjamin kemulian mereka Rosulullah saw dan Allah Swt sndiri. Sdangkan muslim itu berpedoman kpd rasul dan Allah Swt!.

    Respon: Benar akhi, terimakasih atas tambahan ulasannya, jazakallah khair.

    Admin.

  90. Ajid Bustami berkata:

    wah pengikut keluarga nabi di kafirkan…beranikah anda bersumpah demi allahh?

  91. abisyakir berkata:

    @ Ajid Bustami…

    Siapa pengikut keluarga Nabi? Orang Syiah pengikut keluarga Nabi? Bagaimana mungkin? Mereka mencaci-maki, melaknati isteri-isteri Nabi, mertua Nabi, menantu Nabi, dan para Shahabat Nabi kok disebut “pengikut keluarga Nabi”. Aneh. Bahkan mereka juga tidak mengikuti jalannya Ali, Hasan, Husein Radhiyallahu ‘Anhum. Aneh betul.

    Saya berani bersumpah DEMI ALLAH, bahwa kaum Syiah yang mencaci isteri Nabi, mertua Nabi, menantu Nabi, dan para Shahabat Nabi itu; mereka bukan pengikut keluarga Nabi Saw sama sekali.

    Admin.

    Admin.

  92. Ali Al Mujtaba berkata:

    Demi Alloh bahwa yang mengkafirkan syiah adalah kafir! Demi Dzat yang menciptakan langit dan bumi, ane bermubahalah jika orang yang mengkafirkan syiah itu tidak kafir maka Alloh akan menghukum ane dengan hukuman yang sekejam-kejamnya mulai detik ini juga sampai akhir hayat ane!

  93. abisyakir berkata:

    @ Ali Al Mujtaba…

    Amin amin Allahumma amin. Ya Allah ya Mujibad dakwah, kabulkan doa orang ini ya Rahman. Kabulkan doa orang ini ya Rabbi. Amin ya Mujibas sa’ilin, amin ya Arhama Rahimin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

    Bagaimana Syiah tidak akan dikatakan kafir…

    1. Mereka mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan mayoritas para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.
    2. Mereka menghina, mengkafirkan isteri-isteri Nabi semuanya, dan tidak menganggap mereka Radhiyallahu ‘Anhunna sebagai Ahlul Bait.
    3. Mereka menganggap Al Qur’an di kalangan kaum Muslimin tidak sah; karena menurut mereka banyak ayat-ayat yang disembunyikan para Shahabat. Malah mereka menuduh Jibril Alaihissalam telah khianat, karena salah memberi Wahyu ke Nabi Muhammad Saw; mestinya -kata mereka- Wahyu diberikan ke Ali Ra.
    4. Mereka mempertuhankan imam-imam, dan menganggap para imam memiliki Sifat Uluhiyah. Na’udzubillah min dzalik.
    5. Mereka mengkafirkan, memusuhi, mencelakakan, memerangi kaum Muslimin, sejak dulu sampai kini.

    Dengan minimal 5 alasan di atas, sudah jelas bahwa Syiah adalah KAFIR. Tidak diragukan lagi. Tidak mengkafirkan kaum yang berani mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum -seperti kelakuan Muzakkir, pimpinan pesantren Gumuk- justru akan membuat kita kafir dari jalan Islam. Na’udzubillah min dzalik tsumma na’udzubillah. Lebih baik mengkafirkan 100 juta orang Syiah daripada menerima pengkafiran atas Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu.

    Para pembaca, mohon aminkan juga doa manusia aneh Ali Al Mujtaba itu.

    Admin.

    Admin.

  94. Fulano berkata:

    Maaf Abu Syakir, jangan menganggap semua syiah seperti itu karena di syiah itu banyak macamnya seperti suni. Abu Syakir juga tidak mau kan kalau dituduh sama dengan ahmadiyah karena sekelompok suni. Ciri yang ditulis itu tidak semua benar, dan apa yang dituduhkan itu beralasan, seperti yang ditulis sdr,Muchlis diatas. Sejauh yang saya alami dalam kajian Syiah tidak pernah terlontar mengkafirkan 3 sahabat.Disana mengkaji tafsir, dan ketika itu ditemuilah cerita ttg sahabat yang tidak setia. Itu saja tak ada sampai semua perbuatan mereka salah.Demikian juga untuk Aisyah ada beberapa tindakannya yang tidak sesuai perintah Rasul, sebagaimana Allah pernah menegur ke2 istri Rasul yang mulai tergoda syaitan.Jadi semua sebatas kajian tafsir pak. Juga masih banyak hadis dari Aisyah yang dipakai, atau kita tidak menafikan Aisyah.Apalagi menganggap Jibril salah wah.. tidak mungkin kita seberani itu pak Abu Syakir. Percayalah syiah di Indonesia tidak jauh beda dengan Suni, memang kita mengutamakan Imam Ali tapi tetap saja beliau dibawah Rasullullah.Kalau Alquran bukanya tidak sah, paling beda penafsiran, karena begitu ragamnya bahasa arab jadi penafsiran bisa beda, sebagaimana di suni mengartikan “la yamassuhu illal mutharuun” banyak penafsiran apa yang dimaksud “suci” disini.Aduh….terlalu kalau para imam mempunyai sifat uluhiyyah ini si benar-benar sesat, jangankan setara dengan Allah, setara dengan Rasul saja tidak, kita menganggap para imam itu oranga mulia sebatas penerus Rasul.Jadi kita bersaudara yang harus kita musuhi adalah kaum yahudi pak. Mari kita bersama menolak pemikiran Amerika yang menjajah kita lewat segala segi ekonomi, hiburan, dll. Satu lagi info yang bapak dapat harus diteliti pak kata siapa kaum syiah memerangi, mengkafirkan, memusuhi kaum muslimin. Jadi dibalik ini semua ada pihak yang menggunakan kesempatan untuk mengadu domba kita pak. Kalau saya jumpa bapak walau pedas perkataan bapak, saya akan tetap hormat karena bapak hanya korban pihak yang akan memecah kita. Sekali lagi kita bersaudara, dan yang bapak takutkan tidak ada syiah seperti itu di Indonesia pak.Kalau bapak tidak percaya silahkan diam-diam dengar kajian kita pak Abu.maaf.

  95. masa_gitu berkata:

    @ Fulano yg komen di atas saya…

    Bukannya saya tidak menghormati tanggapan bapak, tapi percayalah kami ahlussunnah pun bukan kaum paranoid! Seandainya saja apa yang bapak sampaikan bersesuaian dengan kenyataan yang ada!

    Fakta yang banyak saya temui, terutama di dunia maya (dimana manusia cenderung lebih leluasa menunjukkan sikap aslinya) banyak kalangan syiah (termasuk yg di Indonesia) yg terang2an menunjukkan sikap2 yg kerap dituduhkan. mulai dari komentar, status, tulisan, hingga audio visual. sayangnya banyak orang, mungkin juga termasuk jurnalis yg katanya pencari kebenaran berlagak pilon, kura-kura dalam perahu.

    Bapak mengatakan syi’ah di Indonesia tidak seperti ‘itu’, tetapi tokoh2 syi’ah seprti yasir habib, tokoh2 dan imam2 syiah di Iran, termasuk khomeini, sikap dan pernyataannya diamini juga oleh orang2 syi’ah di Indonesia. Sementara mereka menunjukkan permusuhan dan dendam yg dalam pada para sahabat dan isteri2 Nabi saw. Syi’ah di Indonesia juga tidak menunjukkan sikap yg tegas terhadap Kitab2 rujukan utama kaum syi’ah yg menjadi sumber kontroversi, seperti Usulul Kafi-nya Alkulaini. Menolak atau mengiyakan?

    Kami pun faham, bahwa shabat Nabi dan Isteri2nya adalah manusia biasa yg tak luput dari kesalahan. Tapi kenapa kaum syi’ah menjadikan tindakan2 tertentu mereka r.a. sebagai SANTAPAN UTAMA kajian keagamaan? Apakah tidak ada kajian yg lebih prioritas untuk dibahas? seperti Aqidah yang lurus dan Tauhidullah? atau sekedar pembahasan Fiqh seperti yg biasa kami lakukan?

    “Sesungguhnya mereka yang suka dengan tersiarnya kejelekan dalam (golongan) orang2 yang beriman, akan mendapat adzab yang pedih di dunia dan akhirat, karena Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (An Nur : 19)

    “Dan para PENDAHULU dari golongan Muhajirin dan Anshor, serta orang2 yang mengikuti jejak mereka dengan Ihsan, ALLAH RIDHO KEPADA MEREKA DAN MEREKA RIDHO KEPADA ALLAH, dan Ia sediakan bagi mereka surga2 yang mengalir padanya sungai2, mereka kekal di sana utk selama2nya, yang demikian itulah kemenangan yang besar.” (Al Bara ah : 100)

    “Dan orang2 yang datang sesudah mereka, berkata : “Wahai Tuhan kami, ampunkanlah kami dan saudara2 kami yang MENDAHULUI kami dalam keimanan, dan JANGANLAH ENGKAU JADIKAN PADA HATI KAMI RASA BENCI DAN DENDAM ATAS MEREKA YG BERIMAN! Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Kasih dan Maha Penyayang.” (Al Hasyr : 10)

    Memang pada awalnya tipis, perbedaan antara kaum Syi’ah dan Ahlus Sunnah. Kami Ahlus Sunnah TIDAK SANGGUP UNTUK BERBURUK SANGKA kepada para Sahabat Nabi. Mereka boleh jadi pernah melakukan kekeliruan, tetapi kami tak pernah percaya, mereka memiliki i’tikad buruk dan keji terhadap Agama maupun Keluarga Nabi saw.

    Semoga Allah menunjukkan Kebenaran dan memberikan Hidayah-Nya kepada kita, dan memperlihatkan serta menjauhkan kita dari kebathilan. Amin Ya Rab!

  96. abisyakir berkata:

    @ masa-gitoe…

    Matur nuwun nggih…jazakumullah khair.

    Admin.

  97. abisyakir berkata:

    @ Fulano…

    Aduh….terlalu kalau para imam mempunyai sifat uluhiyyah ini si benar-benar sesat, jangankan setara dengan Allah, setara dengan Rasul saja tidak, kita menganggap para imam itu oranga mulia sebatas penerus Rasul.

    Respon: Baguslah kalau ajaran Syiah yang Anda terima belum sejauh itu; sebab memang nantinya semua orang Syiah akan “dicetak” menjadi budak-budak imam syiah di Persia sana. Caranya, ya menganggap imam-imam syiah punya sifat uluhiyah. Bener seperti itu lho, sampai keyakinan TAUHID yang semula ada di dada seorang Muslim lenyap, berganti PAGANISME Syiah Istna Asyariyah. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

    Admin.

  98. Fachri Ali'z berkata:

    @masa gitu mengatakan:Sementara mereka(Syiah) menunjukkan permusuhan dan dendam yg dalam pada para sahabat dan isteri2 Nabi saw.
    Dengan jujur saya katakan, kelompok kami tidak pernah seperti itu. Kami tetap menghormati Abubakar, Umar dan Aisyah.Karena kami tahu Rasul mencontohkan tetap menghormati mereka walau Rasul tahu mereka kadang tidak jujur, atau ada tindakannya yang mengecewakan Rasul.

    Kami pun faham, bahwa shabat Nabi dan Isteri2nya adalah manusia biasa yg tak luput dari kesalahan. Tapi kenapa kaum syi’ah menjadikan tindakan2 tertentu mereka r.a. sebagai SANTAPAN UTAMA kajian keagamaan? Apakah tidak ada kajian yg lebih prioritas untuk dibahas? seperti Aqidah yang lurus dan Tauhidullah? atau sekedar pembahasan Fiqh seperti yg biasa kami lakukan?
    Materi kajian prioritas kami filsafat, sejarah, aqidah. Kalau Bapak mengatakan santapan utama coba bapak tunjukkan kapan, dimana. Seperti yang saya tulis diatas silahkan bapak datang ke kajian kami, bahkan para pemuka agama di Iran /ayatullah2 memesan jangan memancing perpecahan apalagi menceritakan kekurangan sahabat, hindari perbedaan, mereka semua saudara kita. jangan memisahkan diri/exclusive bahkan dipesan sholat dibelakang mereka seperti sholat dengan Rasul karena Rasul tidak suka umatnya terpecah.
    Komentar atas tulsan Abusyakir:menganggap imam-imam syiah punya sifat uluhiyah. Bener seperti itu lho, sampai keyakinan TAUHID yang semula ada di dada seorang Muslim lenyap, berganti PAGANISME Syiah Istna Asyariyah. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.
    Benar sekali kalau yang seperti itu naudzubillah, percayalah pak Abu kami tetap bersyahadat, dan meyakini imam yang 12 itu manusia bukan Tuhan. Tapi mereka bukan manusia biasa karena diberi amanat untuk meneruskan risalah Allah yang disampaikan Rasul.Jadi maaf banget info yang diterima tolong di cek lagi, agar tidak kesalahan.Sekali lagi kami syiah di Indonesia tidak mau membuat perbedaan apalagi keributan. Justru Suni yang memulai dengan mengusir warga Syiah di madura. Semoga mereka cepat berdamai. Kita sama-sama Islam hanya beda mazhab.Jadi mari kita saling menghormati perbedaan ini.

  99. abisyakir berkata:

    @ Fachri…

    Benar sekali kalau yang seperti itu naudzubillah, percayalah pak Abu kami tetap bersyahadat, dan meyakini imam yang 12 itu manusia bukan Tuhan. Tapi mereka bukan manusia biasa karena diberi amanat untuk meneruskan risalah Allah yang disampaikan Rasul.Jadi maaf banget info yang diterima tolong di cek lagi, agar tidak kesalahan.Sekali lagi kami syiah di Indonesia tidak mau membuat perbedaan apalagi keributan. Justru Suni yang memulai dengan mengusir warga Syiah di madura. Semoga mereka cepat berdamai. Kita sama-sama Islam hanya beda mazhab.Jadi mari kita saling menghormati perbedaan ini.

    Sebenarnya haluan paham Syiah begitu. Dalam kitab-kitab klasik maupun kontemporer. Ini banyak dibahas dimana-mana. Mungkin, paham demikian “belum dibukakan” kepada Anda; Anda baru diberi tahu yang ideal-idealnya saja tentang Syiah. Kitab Hukumah Islamiyah karya Khomeini itu banyak menghujat ajaran-ajaran Syariat Islami.

    Admin.

  100. Herman Maulana berkata:

    APAKAH MASIH BISA BILANG BAHWA SYI’AH ITU TIDAK SESAT,BERIKUT SEDIKIT TAMBAHAN UNTUK BERFIKIR !

    Syi’ah menunaikan Ibadah Haji itu pake duit gak,bayar gak,datangkan devisa Saudi gak ?,disitu bisa di jawab !,karena masih mengatasnamakan islam,Syi’ah dan Salafi Wahabi juga tidak jauh beda sama-sama Goyyim Yahudi.

    IMAM MAHDI SYI’AH AKANMENGHANCURKAN KA’BAH,NA’UZUBILLAHIMINZALIK

    ” Sesungguhnya al-Qa’im (Imam Mahdi Syi’ah) akanmenghancurkan Ka’bah dan Masjid Nabawi, dan mengembalikanya ke asalanya”.Al-Majlisi, dalam Bihar al-Anwar, 52/386 menulis: “Tahukah kalian, apa perbuatan yang pertama kalidilakukan oleh al-Mahdi?” Yang pertama kali dia lakukan adalahmengeluarkan jasad kedua orang ini ( Abu Bakar dan Umar), kemudian membakarkeduanya dan menerbangkan debunya di udara.Lalu menghancurkan Masjid(Nabawi)”.Inilah sebabnya, mengapa Iran dan Syi’ahnya sangat bernafsu merebut Makkah danMadinah dari Al- Saud

    Pengikut Dajjal

    Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

    يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ

    “Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) 70.000 orang, (tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)

    Nanti disambung !

  101. Herman Maulana berkata:

    terus kalo dilarang Saudi bagi syi’ah untuk berhaji,lah tambah repot,bisa perang,dan semakin merekomendasi berhaji di Karbala,dan syi’ah masih menyatakan diri Islam,meskipun kenyatanya bukan islam dari berbagai sudut itikoq dan syari’atnya .,lah nabinnya saja Abdullah bin Sabak,Nabi Muhammad Saw diapain ? ” LA NABIYA BAKDA !,Nabi Muhammad Saw dibilang tidak maksum,imamah Syi’ahlah yang maksum. bagaimana ..apa masih kurang ?

  102. Muslim berkata:

    Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keadaan yang paling mirip dengan mereka adalah orang munafik. Ketika berkumpul bareng kaum muslimin, mereka sok muslim, ikut shalat jamaah, ikut jihad, menampakkan dirinya sebagaimana layaknya muslim. Begitu mereka kumpul dengan sesama munafik, baru mereka menampakkan kotoran hatinya, dan upayanya untuk menghancurkan islam. Allah berfirman tentang mereka,

    وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا

    Mereka orang-orang munafik mengatakan: “(Kewajiban Kami hanyalah) taat”. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung. (QS. An-Nisa: 81)

    Kita tidak boleh berpikiran, bisa jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu siapa saja orang munafik. Kita tidak boleh berpikir demikian. Karena berarti kita suudzan kepada Allah. Bagian dari penjagaan Allah kepada Nabi-Nya adalah dengan memberikan informasi siapa saja musuh beliau, termasuk musuh dalam selimut, yaitu orang munafik. Allah menurunkan beberapa wahyu dan ayat yang menjelaskan siapa mereka. Ayat semacam ini diisitilah dengan ayat atau surat Fadhihah. (simak Tafsir At-Thabari 14/332, Ibn Katsir 4/171, dan Tafsir Al-Baghawi 4/7)

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu siapa saja mereka, dan bahkan ada sahabat yang tahu siapa saja munafik di Madinah. Diantaranya adalah Hudzaifah ibnul Yaman. Beliau diberitahu oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa nama orang munafik di Madinah. Dan karena inilah, Hudzaifah digelari dengan Shohibu sirrin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (pemilik rahasia nabi).

    Pertanyaan yang mendasar, mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak mengusir orang munafik itu dari Madinah? Mengapa beliau tidak memerangi atau bahkan membiarkan mereka tetap berkeliaran di Madinah?

    Umar berkali-kali menawarkan diri untuk membunuh gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melarang beliau dan mengatakan,

    دَعْهُ لَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

    “Biarkan dia, jangan sampai manusia berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.” (HR. Bukhari 4905, Muslim 2584, Turmudzi 3315, dan yang lainnya).

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membunuh mereka, tidak mengusir mereka, dalam rangka menghindari dampak buruk yang lebih parah. Membiarkan mereka di keliaran di Madinah, dampaknya lebih ringan dari pada membantai mereka. Anda tidak boleh mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membiarkan mereka keluar masuk masjid nabawi, itu bukti bahwa orang munafik BUKAN orang kafir. Kalau mereka bukan orang muslim, kan seharusnya mereka tidak boleh masuk tanah suci Madinah?

    Jelas ini adalah kesimpulan 100% salah.

    Kebijakan itulah yang ditempuh pemerintah Saudi. Apa yang akan dikatakan muslim seluruh dunia ketika pemerintah Saudi melarang seluruh orang syiah Iran berangkat haji??

    Dengan demikian, tidak ada hubungannya antara kehadiran syiah ke tanah suci dan keikut-sertaan mereka dalam ibadah haji, dengan status aqidah mereka yang dinilai kafir oleh para ulama.

    Allahu a’lam

    http://www.konsultasisyariah.com/jika-aliran-syiah-kafir-mengapa-masih-diizinkan-berhaji/

  103. abisyakir berkata:

    @ Muslim…

    Terimakasih atas tambahan infonya. Jazakallah khair.

    Admin.

  104. Ali Al Mujtaba berkata:

    Ane tantang ente yang anti syi’ah untuk mubahalah!

  105. Fikry Dimas berkata:

    Sekedar berpendapat saja. jika ingin mengkafirkan (menyematkan label sesat) suatu kelompok harus tahu dahulu inti ajarannya, jangan dilihat covernya saja. Jangan egois jika kita beraliran satu, lantas menuduh yang lain sudah keliru. Intinya pelajari semua yang menjadi dasar masing2 aliran baru dibandingkannya dengan al-quran dan hadist. masing-masing aliran mempunyai tafsir dan terjemahan masing-masing yang perlu diuji (saya tidak mendebatkan ayatnya, tapi terjemahan dan tafsirnya yg diuji bagus tidaknya). dari situ baru bisa mengenal ajaran aliran2 tadi. Jangan pula terlalu percaya omongan/tulisan, ingat itu perlu dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. makasih

  106. ariady berkata:

    IssawaInilah kemunduran islam, kitabnya berbicara masa depan tentang teknologi tpi pengikutnya selalu sj ribut mslah syariat, Allah dalm quran tdk pernh mngatakan yg paling benar sunni atau syiah.. Mereka menyebut diri islam kita harus hargai. Maaf pak, baca tulisn anda sy heran. Emang ada islam ahlu sunnah ?
    Buka mata bapak, perusak islam siapa ?
    Sya bukan syiah tapi sy dongkol dengan sikap saudi arabia (mungkin mereka anda anggap sunni). Disana tempat baitullah tanah haram tapi hedonisme berkembang luar biasa, maksiat merajalela. Mana itun ahli sunnah.
    Mmusuh2 islam justru menjadi sahabat mereka (amerika dn sekutunya).
    Sy mau tanya anda sejak kapan dlm islam dibolehkan sistem pemerintahan mmonarki absolut (kerajaan). Rasullullah mmberi contoh hidup dalam kesederhanaan, tapi rja2 ahlu sunnahmu malah menjadi ahlu sundal perusak islam.
    Mna pernah arab saudi secara terang2an mau mmbela plestina yg nyata dan jelas islam ahlu sunnah…. Yg bela mereka justru bangsa iran yg kaliansebut syiah dan kalian kafirkan.
    Sya seorng muslim, dn klau ayah ibu sya muslim aliran sunni berarti sy pun sunni dn sypun tak pernh dibaiat oleh syiah tapi sya kagum dengan kemajuan teknologi mereka, kesederhanaan pemimpin mereka, keberanian membela muslim palestina dan sikap mereka terhadap dunia barat dan yahudi penindas islam.
    Mereka menghargai ilmu pengetahuan.. Menurut sy merekalah sebenarnya yg benar2 mengamalkan ajaran alquran ditengah2 kemunduran ilmu penganut muslim. Mereka seimbngkn pemahamn agama dan ilmu pengetahuan.
    Saya kagum sikp mereka wlaupun sy belum berfikir untk ikut ideologi syiah.
    Tapi kalian yg menganggap diri ahlu sunnah justru lebih bnyak mempermalukan islam.
    Tanah suci adalah tanah haram, artinya tanpa anda cegah atau larang niscaya Allah akan menunjukkan kuasanya terhadap org2 syiah, pasti mereka tdk akan mampu masuk ke wilayah masjidil haram jika mereka benar2 kafir dn punya tujuan lain selain beribadh. Tapi buktinya ?…. Mereka mampu beribadah menunikn haji sperti layaknya muslim sunni. Jadi siapa yg anda harus kafirkan ?
    Tanah suci baitullaah adalah rumah ummat muslim dunia dan bukan milik islam ahlu sunnah atau islam salafi atau islam wahabi atau islam syiah…tapi rumah Allah dan rumah ummat muslim sedunia.
    WAALLAHU A’LAM BISSAWAB

  107. ariady berkata:

    Inilah kemunduran islam, kitabnya berbicara masa depan tentang teknologi tpi pengikutnya selalu sj ribut mslah syariat, Allah dalm quran tdk pernh mngatakan yg paling benar sunni atau syiah.. Mereka menyebut diri islam kita harus hargai. Maaf pak, baca tulisn anda sy heran. Emang ada islam ahlu sunnah ?
    Buka mata bapak, perusak islam siapa ?
    Sya bukan syiah tapi sy dongkol dengan sikap saudi arabia (mungkin mereka anda anggap sunni). Disana tempat baitullah tanah haram tapi hedonisme berkembang luar biasa, maksiat merajalela. Mana itun ahli sunnah.
    Mmusuh2 islam justru menjadi sahabat mereka (amerika dn sekutunya).
    Sy mau tanya anda sejak kapan dlm islam dibolehkan sistem pemerintahan mmonarki absolut (kerajaan). Rasullullah mmberi contoh hidup dalam kesederhanaan, tapi rja2 ahlu sunnahmu malah menjadi ahlu sundal perusak islam.
    Mna pernah arab saudi secara terang2an mau mmbela plestina yg nyata dan jelas islam ahlu sunnah…. Yg bela mereka justru bangsa iran yg kaliansebut syiah dan kalian kafirkan.
    Sya seorng muslim, dn klau ayah ibu sya muslim aliran sunni berarti sy pun sunni dn sypun tak pernh dibaiat oleh syiah tapi sya kagum dengan kemajuan teknologi mereka, kesederhanaan pemimpin mereka, keberanian membela muslim palestina dan sikap mereka terhadap dunia barat dan yahudi penindas islam.
    Mereka menghargai ilmu pengetahuan.. Menurut sy merekalah sebenarnya yg benar2 mengamalkan ajaran alquran ditengah2 kemunduran ilmu penganut muslim. Mereka seimbngkn pemahamn agama dan ilmu pengetahuan.
    Saya kagum sikp mereka wlaupun sy belum berfikir untk ikut ideologi syiah.
    Tapi kalian yg menganggap diri ahlu sunnah justru lebih bnyak mempermalukan islam.
    Tanah suci adalah tanah haram, artinya tanpa anda cegah atau larang niscaya Allah akan menunjukkan kuasanya terhadap org2 syiah, pasti mereka tdk akan mampu masuk ke wilayah masjidil haram jika mereka benar2 kafir dn punya tujuan lain selain beribadh. Tapi buktinya ?…. Mereka mampu beribadah menunikn haji sperti layaknya muslim sunni. Jadi siapa yg anda harus kafirkan ?
    Tanah suci baitullaah adalah rumah ummat muslim dunia dan bukan milik islam ahlu sunnah atau islam salafi atau islam wahabi atau islam syiah…tapi rumah Allah dan rumah ummat muslim sedunia.
    WAALLAHU A’LAM BISSAWAB

  108. Mr.Nunusaku berkata:

    Syiah anggap sunni sesat, dan sunni anggap Syiah sesat,ya prang terus menerus sampai Muhammad bangkit dari kuburan.

  109. Abid berkata:

    kenapa sunni malah sibuk merangin syiah.. Israel yang jelas-jelas dilaknat Alloh malah di diemin aja..

  110. sudar berkata:

    ALLOH TA’ALA MEMBERI HIDAYAH KEPADA SIAPA PUN YANG DIKEHENDAKI (TIDAK ADA SEORANGPUN YG BISA MENGHALANGINYA) DAN ALLOH MENYESATKAN KEPADA SIAPA PUN YANG DIA KEHENDAKI (TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MEMBERI HIDAYAH). KALAU SAJA ALLOH MEMUJI PARA SAHABAT (ABU BAKAR, UMAR, UTSMAN DAN SEMUA SAHABAT RASULULLOH SECARA UUMUM) DAN RASULULLOH MENJAMIN SURGA BAGI MEREKA (PARA SAHABAT DAN UMMUL MU’MIN AISYAH – ALLOH MERIDHOI MEREKA SEMUA) TAPI SYIAH (WALAUPUN TIDAK SEMUA SEKTE SYIAH BERKEYAKINAN DEMIKIAN) MENGKAFIRKAN MEREKA DAN MELAKNAT MEREKA. BUKANKAH BERARTI MEREKA MENANTANG ALLAH DAN RASULNYA, LALU KESESATAN APALAGI YANG LEBIH BESAR DARI ITU ??????????????????? (BELUM LAGI KESYIRIKAN YANG ADA PADA MEREKA). MAKA TIDAK HERAN KAUM SYIAH SURIAH MEMBANTAI MUSLIM SUNNI (DISEMBELIH, DIPOTONG-POTONG DAN SEJENISNYA ) JAUH LEBIH BRUTAL(BIADAP) DIBANDING MEREKA MENYEMBELIH BINATANG SEMBELIHAN, HAL INI KARENA BAGI MEREKA MUSLIM SUNNI ADALAH PENGHADANG UTAMA NAFSU SYAITHONIAH MEREKA. TIDAK USAH PAKAI DALIL PUN, MANUSIA YANG PUNYA AKAL SEHAT DARI ORANG BERAGAMA ATAU YANG TAK BERAGAMA AKAN TAHU BAHWA SYIAH ITU SESAT. APALAGI KALAU SUDAH MENGENAL MEREKA DARI DEKAT. PILIHLAH DUA PILHAN WAHAI ORANG-ORANG SYIAH, BERTAUBAT ATAU BERHADAPAN DENGAN MURKA ALLOH ATAS SEGALA YANG KALIAN YAKINI DAN PERBUAT. WALLOHU ‘ALAM

  111. abisyakir berkata:

    @ Abid…

    Alasannya, kan Syiah mau bikin “IMPERIUM SHAFAWI” yang melibatkan Iran, Irak, Suriah, Libanon, Bahrain, Yaman, dan negara-negara lain. Jadi Syiah sama bahayanya dengan Israel, malah lebih bahaya, karena pakaiannya seperti Muslim.

    Admin.

  112. a berkata:

    Pendapat Tentang Kafirnya Sekte Syiah

    Kami tidak menghakimi. Tugas kami hanya
    menyampaikan keterangan dan menunjukkan
    bukti. Dan ternyata didapati, yang berpendapat
    bahwa Syi’ah itu kafir adalah para Imam-Imam
    Besar Islam, seperti: Imam Malik, Imam Ahmad,
    Imam Bukhari dan lain-lain. Berikut ini beberapa
    pendapat dan fatwa para ulama Islam mengenai
    golongan Syi’ah Rafidhah yang disebut dengan
    Itsna Asy’ariyah dan Ja’fariyah.

    Pertama: Imam Malik
    Al-Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar al
    Marwadzi, ia berkata: “Saya mendengar Abu
    Abdullah berkata, bahwa Imam Malik berkata:
    ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﺘﻢ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻴﺲ ﻟﻬﻢ ﺍﺳﻢ ﺃﻭ ﻗﺎﻝ :
    ﻧﺼﻴﺐ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Orang yang mencela shahabat-shahabat Nabi
    Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka ia tidak
    termasuk dalam golongan Islam.”
    (As Sunnah, milik al-Khalal: 2/557)
    Ibnu katsir berkata saat menafsirkan firman
    Allah Ta’ala:
    ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣَﻌَﻪُ ﺃَﺷِﺪَّﺍﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭِ ﺭُﺣَﻤَﺎﺀُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺗَﺮَﺍﻫُﻢْ
    ﺭُﻛَّﻌًﺎ ﺳُﺠَّﺪًﺍ ﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ ﻓَﻀْﻠًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻧًﺎ ﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺛَﺮِ
    ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِ ﻭَﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴﻞِ ﻛَﺰَﺭْﻉٍ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺷَﻄْﺄَﻩُ
    ﻓَﺂَﺯَﺭَﻩُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻠَﻆَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺳُﻮﻗِﻪِ ﻳُﻌْﺠِﺐُ ﺍﻟﺰُّﺭَّﺍﻉَ ﻟِﻴَﻐِﻴﻆَ ﺑِﻬِﻢُ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ
    ﻭَﻋَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻭَﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ
    ‏[ﺍﻟﻔﺘﺢ29/ ]
    “ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-
    orang yang bersama dengan Dia adalah keras
    terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
    sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka
    ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan
    keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak
    pada muka mereka dari bekas sujud.
    Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
    sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti
    tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka
    tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu
    menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas
    pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
    penanam-penanamnya karena Allah hendak
    menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
    kekuatan orang-orang mukmin). Allah
    menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
    dan mengerjakan amal yang saleh di antara
    mereka ampunan dan pahala yang besar.”
    Beliau berkata: “Dari ayat ini, dalam satu riwayat
    dari Imam Malik –rahmat Allah terlimpah
    kepadanya-, beliau mengambil kesimpulan
    tentang kekafiran Rafidhah yang membenci para
    shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Beliau berkata:
    “Karena mereka ini membenci para shahabat,
    dan barangsiapa membenci para shahabat, maka
    ia telah kafir berdasarkan ayat ini.” Pendapat ini
    disepakati oleh segolongan ulama radhiyallahu
    ‘anhum.” (Tafsir Ibnu Katsir: 4/219)[i]
    Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:
    ﻟﻘﺪ ﺃﺣﺴﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻟﺘﻪ ﻭﺃﺻﺎﺏ ﻓﻲ ﺗﺄﻭﻳﻠﻪ ﻓﻤﻦ ﻧﻘﺺ ﻭﺍﺣﺪﺍً ﻣﻨﻬﻢ
    ﺃﻭ ﻃﻌﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺘﻪ ﻓﻘﺪ ﺭﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭﺃﺑﻄﻞ ﺷﺮﺍﺋﻊ
    ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ
    “Sungguh sangat bagus ucapan Imam Malik itu
    dan benar penafsirannya. Siapa pun yang
    menghina seorang dari mereka (sahabat Nabi)
    atau mencela periwayatannya, maka ia telah
    menentang Allah, Tuhan alam semesta dan
    membatalkan syari’at kaum Muslimin.” (Tafsir
    al-Qurthubi: 16/297)

    Kedua: Imam Ahmad
    Banyak riwayat telah datang darinya dalam
    mengafirkan golongan Syi’ah Rafidhah. Di
    antaranya: Al-Khalal meriwayatkan dari Abu
    Bakar al Marwadzi, ia berkata: “Aku bertanya
    kepada Abu Abdillah tentang orang yang mencela
    Abu Bakar, Umar, dan ‘Aisyah?” Beliau
    menjawab,
    ﻣﺎ ﺃﺭﺍﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Aku tidak melihatnya di atas Islam.”
    Al-Khalal berkata lagi: Abdul Malik bin Abdul
    Hamid memberitakan kepadaku, ia berkata: Aku
    mendengar Abu Abdillah berkata:
    ﻣﻦ ﺷﺘﻢ ﺃﺧﺎﻑ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ
    “Barang siapa mencela (sahabat Nabi Shallallahu
    ‘Alaihi Wasallam) maka aku khawatir ia menjadi
    kafir seperti halnya orang-orang Rafidhah.”
    Kemudian beliau berkata:
    ﻣﻦ ﺷﺘﻢ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻻ ﻧﺄﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺪ ﻣﺮﻕ
    ﻋﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ
    “Barangsiapa mencela Shahabat Nabi Shallallahu
    ‘Alaihi Wasallam maka kami khawatir ia telah
    keluar dari Islam (tanpa disadari).” (Al-Sunnah,
    Al-Khalal: 2/557-558)
    Al-Khalal berkata: Abdullah bin Ahmad bin
    Hambal menyampaikan kepadaku, katanya:
    “Saya bertanya kepada ayahku perihal seseorang
    yang mencela salah seorang dari Shahabat Nabi
    Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka beliau
    menjawab:
    ﻣﺎ ﺃﺭﺍﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Aku tidak melihatnya di atas Islam”.” (Al-
    Sunnah, Al-Khalal: 2/558. Bacalah: Manaakib al
    Imam Ahmad, oleh Ibnu Al-Jauzi, hal. 214)
    Tersebut dalam kitab As Sunnah karya Imam
    Ahmad, mengenai pendapat beliau tentang
    golongan Rafidhah:
    ﻫﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﺒﺮﺃﻭﻥ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻳﺴﺒﻮﻧﻬﻢ
    ﻭﻳﻨﺘﻘﺼﻮﻧﻬﻢ ﻭﻳﻜﻔﺮﻭﻥ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺇﻻ ﺃﺭﺑﻌﺔ : ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻤﺎﺭ ﻭﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺩ ﻭﺳﻠﻤﺎﻥ
    ﻭﻟﻴﺴﺖ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ
    “Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan
    diri dari shahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
    Wasallam dan mencelanya, menghinanya serta
    mengkafirkannya kecuali hanya empat orang saja
    yang tiada mereka kafirkan, yaitu: Ali, Ammar,
    Miqdad dan Salman. Golongan Rafidhah ini
    sama sekali bukan Islam.” (Al-Sunnah, milik
    Imam Ahmad: 82)
    Ibnu Abdil Qawiy berkata: “Adalah imam Ahmad
    mengafirkan orang yang berlepas diri dari mereka
    (yakni para sahabat) dan orang yang mencela
    ‘Aisyah Ummul Mukminin serta menuduhnya
    dengan sesuatu yang Allah telah membebaskan
    darinya, seraya beliau membaca:
    ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌُﻮﺩُﻭﺍ ﻟِﻤِﺜْﻠِﻪِ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻣُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
    “Allah menasehati kamu, agar kamu jangan
    mengulang hal seperti itu untuk selama-
    lamanya, jika kamu benar-benar beriman.” (QS.
    Al-Nuur: 17. Dinukil dari Kitab Maa Dhahaba
    Ilaihi al-Imam Ahmad: 21)

    Ketiga: Imam Al Bukhari (wafat tahun 256 H)
    Beliau berkata:
    ﻣﺎ ﺃﺑﺎﻟﻲ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﺠﻬﻤﻲ ﻭﺍﻟﺮﺍﻓﻀﻲ ، ﺃﻡ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ
    ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻭﻻ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺩﻭﻥ ﻭﻻ ﻳﻨﺎﻛﺤﻮﻥ ﻭﻻ ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ ﻭﻻ
    ﺗﺆﻛﻞ ﺫﺑﺎﺋﺤﻬﻢ
    “Bagi saya sama saja, apakah aku shalat di
    belakang seorang Jahmi (beraliran Jahmiyah)
    atau seorang Rafidzi (beraliran Syi’ah Rafidhah),
    atau aku shalat dibelakang Imam Yahudi atau
    Nashrani. Dan (seorang muslim) tidak boleh
    memberi salam kepada mereka, mengunjungi
    mereka ketika sakit, kawin dengan mereka,
    menjadikan mereka sebagai saksi dan memakan
    sembelihan mereka.” (Khalqu Af’al al-Ibad: 125)

    Keempat: Abdurrahman bin Mahdi
    Imam al-Bukhari berkata: Abdurrahman bin
    Mahdi berkata: “Keduanya adalah agama
    tersendiri, yakni Jahmiyah dan Rafidhah
    (Syi’ah).” (Khalqu Af’al al-Ibad: 125)
    Kelima: Al-Faryabi
    Al-Khalal meriwayatkan, ia berkata: “Telah
    menceritakan kepadaku Harb bin Ismail al-
    Kirmani, ia berkata: “Musa bin Harun bin Zayyad
    menceritakan kepada kami, ia berkata: “Saya
    mendengar al-Faryabi dan seseorang yang
    bertanya kepadanya tentang orang yang mencela
    Abu Bakar. Jawabnya: “Dia Kafir.” Lalu ia
    berkata: “Apakah orang semacam itu boleh
    dishalatkan jenazahnya?” Jawabnya: “Tidak.”
    Dan aku bertanya pula kepadanya: “Apa yang
    dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga
    telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah?”
    Jawabnya: “Jangan kamu sentuh (Jenazahnya)
    dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat
    dengan kayu sampai kamu menurunkan ke liang
    lahatnya.” (al-Sunnah, milik al-Khalal: 2/566)

    Keenam: Ahmad bin Yunus
    Kunyahnya adalah Ibnu Abdillah. Ia dinisbatan
    kepada datuknya, yaitu salah seorang Imam
    (tokoh) As-Sunnah. Beliau termasuk penduduk
    Kufah, tempat tumbuhnya golongan Rafidhah.
    Beliau menceritakan perihal Rafidhah dengan
    berbagai macam alirannya. Ahmad bin Hambal
    telah berkata kepada seseorang: “Pergilah anda
    kepada Ahmad bin Yunus, karena dialah seorang
    Syeikhul Islam.”
    Para ahli Kutubus Sittah telah meriwayatkan
    Hadits dari beliau. Abu Hatim berkata: “Beliau
    adalah orang kepercayaan lagi kuat hafalannya”.
    Al-Nasaai berkata: “Dia adalah orang
    kepercayaan.” Ibnu Sa’ad berkata: “Dia adalah
    seorang kepercayaan lagi jujur, seorang Ahli
    Sunnah wal Jama’ah.” Ibnu Hajar menjelaskan,
    bahwa Ibnu Yunus telah berkata: “Saya pernah
    datang kepada Hammad bin Zaid, saya minta
    kepada beliau supaya mendiktekan kepadaku
    sesuatu hal tentang kelebihan Utsman.
    Jawabnya: “Anda ini siapa?” Saya jawab:
    “Seseorang dari negeri Kufah.” Lalu ia berkata:
    “Seorang Kufah menanyakan tentang kelebihan-
    kelebihan Utsman. Demi Allah, aku tidak akan
    menyampaikannya kepada Anda, kalau Anda
    tidak mau duduk sedangkan aku tetap berdiri!”
    Beliau wafat tahun 227 H. (Tahdzibut Tahdzib,
    1:50, Taqribut Tahdzib, 1:29).
    Beliau (Ahmad bin Yunus) rahimahullah berkata,
    ﻟﻮ ﺃﻥ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎً ﺫﺑﺢ ﺷﺎﺓ ، ﻭﺫﺑﺢ ﺭﺍﻓﻀﻲ ﻷﻛﻠﺖ ﺫﺑﻴﺤﺔ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩﻱ ، ﻭﻟﻢ ﺁﻛﻞ
    ﺫﺑﻴﺤﺔ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﻲ ﻷﻧﻪ ﻣﺮﺗﺪ ﻋﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Seandainya saja seorang Yahudi menyembelih
    seekor kambing dan seorang Rafidhi (Syi’i) juga
    menyembelih seekor kambing, niscaya saya
    hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku
    tidak mau makan sembelihan si Rafidhi. Karena
    dia telah murtad dari Islam.” (Al-Sharim al-
    Maslul, Ibnu Taimiyah: 57)

    Ketujuh: Al-Qadhi Abu Ya’la
    Beliau berkata, “Adapun Rafidhah, maka hukum
    terhadap mereka . . . sesungguhnya mengafirkan
    para sahabat atau menganggapnya fasik, yang
    berarti mesti masuk neraka, maka orang
    semacam ini adalah kafir.” (Al Mu’tamad, hal.
    267)
    . . sesungguhnya mengafirkan para sahabat atau
    menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk
    neraka, maka orang semacam ini adalah kafir. . .
    Sementara Rafidhah (Syi’ah) sebagaimana
    terbukti di dalam pokok-pokok ajaran mereka
    adalah orang-orang yang mengkafirkan sebagian
    besar Shahabat Nabi. Silahkan baca kembali
    tulisan yang telah kami posthing:
    Kitab Syi’ah Melaknat dan Mengafirkan Abu
    Bakar, Umar dan ‘Aisyah

    Kedelapan: Ibnu Hazam al-Zahiri
    Beliau berkata: “Pendapat mereka (Yakni
    Nashrani) yang menuduh bahwa golongan
    Rafidhah (Syi’ah) merubah Al-Qur’an, maka
    sesungguhnya golongan Syi’ah Rafidhah bukan
    termasuk bagian kaum muslimin. Karena
    golongan ini muncul pertama kalinya setelah dua
    puluh lima tahun dari wafatnya Rasulullah
    Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Syi’ah Rafidhah
    adalah golongan yang mengikuti langkah-
    langkah Yahudi dan Nashrani dalam melakukan
    kebohongan dan kekafiran.” (Al-fashl fi al-Milal
    wa al-Nihal: 2/213)[ii]
    Beliau berkata: “Salah satu pendapat golongan
    Syi’ah Imamiyah, baik yang dahulu maupun
    sekarang ialah Al-Qur’an itu sesungguhnya telah
    diubah.”
    Kemudian beliau berkata: “Orang yang
    berpendapat, bahwa Al Qur’an ini telah diubah
    adalah benar-benar kafir dan men-dustakan
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.(Al
    Fashl: 5/40)
    Beliau berkata: “Tidak ada perbedaan pendapat
    di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlus
    Sunnah, Mu’tazilah, Murji’ah, Zaidiyah, bahwa
    adalah wajib berpegang kepada Al Qur’an yang
    biasa kita baca ini ” Dan hanya golongan Syi’ah
    ekstrim sajalah yang menyalahi sikap ini. Dengan
    sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi musyrik,
    menurut pendapat semua penganut Islam. Dan
    pendapat kita sama sekali tidak sama dengan
    mereka (Syi’ah). Pendapat kita hanyalah sejalan
    dengan sesama pemeluk agama kita.” (Al Ihkam
    Fii Ushuuli Ahkaam: 1/96)
    Beliau berkata pula: “Ketahuilah, sesungguhnya
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak
    pernah menyembunyikan satu kata pun atau
    satu huruf pun dari syariat Ilahi. Saya tidak
    melihat adanya keistimewaan pada manusia
    tertentu, baik anak perempuannya atau
    keponakan laki-lakinya atau istrinya atau
    shahabatnya, untuk mengetahui sesuatu syariat
    yang disembunyikan oleh Nabi terhadap bangsa
    kulit putih, atau bangsa kulit hitam atau
    penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun
    rahasia, perlambang ataupun kata sandi di luar
    apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah
    kepada umat manusia. Sekiranya Nabi
    menyembunyikan sesuatu yang harus
    disampaikan kepada manusia, berarti beliau
    tidak menjalankan tugasnya. Barang siapa
    beranggapan semacam ini, berarti ia kafir. (Al
    Fashl, 2:274-275)
    Orang yang berkeyakinan semacam ini dikafirkan
    oleh Ibnu Hazm. Dan keyakinan semacam ini
    dipegang oleh Syi’ah Itsna Asy’ariyah. Pendapat
    ini dikuatkan oleh guru-guru beliau pada
    masanya dan para ulama sebelumnya.

    4 IMAM MADZHAB
    sikap Abu Hanifah terhadap sekte ini:
    ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻭﺃﺣﺪ ﺍﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
    ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﺤﺎﻭﻱ ﻓﻲ ﻋﻘﻴﺪﺗﻪ ﻛﻔﺮ ﺳﺎﺏ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ، ﻓﺘﺎﻭﻯ
    ﺍﻟﺴﺒﻜﻲ 2/590 ‏) . ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺃﻥ ﺳﺐ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ
    ﻛﻔﺮ ﻭﻛﺬﺍ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﺇﻣﺎﻣﺘﻬﻤﺎ .” ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮ ﻳﻮﺳﻒ ﺻﺎﺣﺐ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻳﻘﻮﻝ :
    ” ﻻ ﺃﺻﻠﻲ ﺧﻠﻒ ﺟﻬﻨﻤﻲ ﻭﻻ ﺭﺍﻓﻀﻲ ﻭﻻ ﻗﺪﺭﻱ . ﺍﻧﻈﺮ ﺷﺮﺡ ﺃﺻﻮﻝ
    ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺍﻟﻼﻟﻜﺎﺋﻲ 4 / 733
    Imam As-Subki menyebutkan bahwa madzhab
    Abu Hanifah dan salah satu pendapat syafi’I
    dan yang lahir dari Ath-Thahawi dalam
    akidahnya adalah kekufuran orang yang
    mencela Abu Bakar. (Fatawa As-Subki 2/590)
    Dan Imam As-Subki juga menyebutkan bahwa
    mencela asy-syaikhani (Abu Bakar dan
    Umar)adalah kekufuran, demikian pula jika
    mengingkari kepemimpinan mereka berdua. “
    Dan Abu Yusuf, sahabat Abu Hanifah berkata,
    “Aku tidak shalat di belakang penganut
    jahmiyyah dan tidak pula syiah rafidhah dan
    juga qadariyyah (pengingkar takdir). “ lihat
    Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah
    karya Imam Al-Lalika’i.

    Pernyataan Imam Abu Hanifah rahimahullah

    ﺃَﺻْﻞُ ﻋَﻘِﻴﺪَﺓِ ﺍﻟﺸِّﻴﻌَﺔِ : ﺗَﻀْﻠِﻴﻞُ ﺍﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ، ﺭِﺿْﻮَﺍﻥُ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢِ
    Landasan akidah Syi’ah adalah menyesatkan para
    sahabat ridhwanullah ‘alaihim.
    Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari
    Abu Hanifah rahimahullah .

    Pernyataan Imam Malik bin Anas rahimahullah

    Kemudian al-Imam Malik berkata: “Barang siapa
    yang ada pada hatinya kedengkian (benci
    ataupun marah-pen) terhadap para sahabat
    Muhammad ‘ alaihissalam maka ayat ini (surat al-
    fath ayat 29-pen) telah mengenainya.” (as-
    Sunnah karya al-Khallal no. 765 versi al-
    Maktabah asy-Syamilah)

    Pernyataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah

    ﻟَﻢْ ﺃَﺭَ ﺃَﺣَﺪﺍً ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﺀِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺑِﺎﻟﺰُّﻭﺭِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻀَﺔِ
    Aku belum pernah melihat suatu kaum yang
    paling berani bersaksi dengan kedustaan melebihi
    Rafidhah.
    Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul
    Auliya’.

    Pernyataan Imam Ahmad rahimahullah

    Siapakah Rafidhah itu?
    Al-Imam Ahmad menjawab:
    ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﺘُﻢُ ﻭَﻳَﺴُﺐُّ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺣِﻤَﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻠﻪ
    Orang yang mencela Abu Bakar dan Umar
    rahimahumallah. (as-Sunnah karya al-khallal:
    787)
    ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮَّﻭَﺍﻓِﺾِ ، ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﻣَﻦْ ﺷَﺘَﻢَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ
    ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟَﺎ ﻧَﺄْﻣَﻦُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻗَﺪْ ﻣَﺮَﻕَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
    Barang siapa yang mencela (sahabat Nabi
    shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka aku aku
    mengkhawatirkan kekafiran padanya seperti
    kalangan Rafidhah. Kemudian berkata lagi:
    Barang siapa yang mencela sahabat Nabi
    shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita
    khawatirkan ia telah keluar dari agama. (as-
    Sunnah karya al-Khallal: 790)
    Pernah disampaikan kepada al-Imam Ahmad
    tentang orang yang mencela Utsman bin ‘Affan
    radhiyallahu ‘anhu , maka beliau menjawab:
    ﻫﺬﻩ ﺯَﻧْﺪَﻗَﺔ
    Ini adalah zindiq. (as-Sunnah karya al-Khallal:
    791)
    Kemudian al-Khallal mendengar langsung dari
    Abdullah bin Ahmad bin Hambal:
    “Aku bertanya kepada ayahku tentang orang yang
    mencela salah seorang sahabat Nabi shallallahu
    ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau (al-Imam
    Ahmad) menjawab:
    ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺍﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ
    Aku memandangnya tidak di atas Islam. (as-
    Sunnah karya al-Khallal: 792)
    Al-Imam Ahmad mengatakan:
    ﻣَﻦْ ﺗﻨﻘﺺ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻨْﻄَﻮِﻱ
    ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻠِﻴَّﺔ ، ﻭَﻟَﻪُ ﺧَﺒِﻴﺌَﺔُ ﺳُﻮﺀٍ ، ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺼَﺪَ ﺇِﻟَﻰ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ
    ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
    Barang siapa yang merendahkan salah seorang
    sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
    maka tidaklah ia akan terguling kecuali di atas
    musibah (kesulitan dan kesempitan). Dan ada
    padanya sesuatu keburukan yang tersembunyi,
    yaitu ketika yang ia tuju (dengan celaanya itu-
    pen) adalah orang-orang terbaik, yaitu mereka
    adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
    wa sallam. (as-Sunnah karya al-Khallal: 763)

    PARA ULAMA’ AHLUSSUNNAH
    termasuk ke 4 imam mazhab Islam yang diakui ummat Islam
    di dunia .

    INILAH Sikap Ulama Islam terhadap Agama
    Syi’ah :

    1.) Imam ‘Alqamah bin Qais An-Nakha’iy
    rahimahulllâh (W. 62 H)
    Beliau berkata,
    ﻟﻘﺪ ﻏﻠﺖ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﻴﻌﺔ ﻓﻲ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻛﻤﺎ ﻏﻠﺖ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻓﻲ
    ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ
    “Sungguh kaum Syi’ah ini telah berlaku ekstrem
    terhadap ‘Ali radhiyallâhu ‘anhû sebagaimana
    kaum Nashara berlaku ekstrem terhadap Isa bin
    Maryam.”
    –. [Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad
    dalam As-Sunnah 2/548]

    2.) Imam ‘Amr bin Syarâhîl Asy-Sya’by Al-Kûfy
    rahimahulllâh (W. 105 H)
    Beliau bertutur,
    ﻣﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﻗﻮﻣﺎً ﺃﺣﻤﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻌﺔ
    “Saya tidak pernah melihat suatu kaum yang
    lebih dungu daripada kaum Syi’ah.”
    –. [Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad
    dalam As-Sunnah 2/549, Al-Khallâl dalam As-
    Sunnah 1/497, dan Al-Lâlakâ`iy dalam Syarh
    Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jam’âh
    7/1461]
    Beliau juga bertutur,
    ﻧﻈﺮﺕ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻭﻛﻠﻤﺖ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﻓﻠﻢ ﺃﺭ ﻗﻮﻣﺎً ﺃﻗﻞ ﻋﻘﻮﻻً ﻣﻦ
    ﺍﻟﺨﺸﺒﻴﺔ
    “Saya melihat kepada pemikiran-pemikiran sesat
    ini, dan Saya telah berbicara dengan
    penganutnya. Saya tidak melihat bahwa ada
    suatu kaum yang akalnya lebih pendek daripada
    kaum (Syi’ah) Al-Khasyabiyah.”
    –. [Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad
    dalam As-Sunnah 2/548]

    3.) Imam Thalhah bin Musharrif rahimahulllâh
    (W. 112 H)
    Beliau berkata,
    ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻻ ﺗﻨﻜﺢ ﻧﺴﺎﺅﻫﻢ، ﻭﻻ ﺗﺆﻛﻞ ﺫﺑﺎﺋﺤﻬﻢ، ﻷﻧﻬﻢ ﺃﻫﻞ ﺭﺩﺓ
    “(Kaum Syi’ah) Rafidhah tidak boleh menikahi
    kaum perempuan mereka dan tidak boleh
    memakan daging-daging sembelihannya karena
    mereka adalah kaum murtad.”
    –. [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al-
    Ibânah Ash-Shughrâ` hal. 161]

    4.) Imam Abu Hanîfah Muhammad bin An-
    Nu’mân rahimahulllâh (W. 150 H)
    Beliau berucap,
    ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺃﻥ ﺗﻔﻀﻞ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻭﻋﻠﻴﺎً ﻭﻋﺜﻤﺎﻥ ﻭﻻ ﺗﻨﺘﻘﺺ ﺃﺣﺪﺍً ﻣﻦ
    ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
    “Al-Jamâ’ah adalah (berarti) engkau
    mengutamakan Abu Bakar, Umar, Ali, dan
    Ustman, serta janganlah engkau mencela
    seorang pun shahabat Rasulullah shallallâhu
    ‘alaihi wa sallam.
    –. [Al-Intiqâ` Fî Fadhâ`il Ats-Tsalâtsah Al-
    A`immah Al-Fuqahâ` hal. 163]

    5.) Imam Mis’ar bin Kidâm rahimahulllâh (W.
    155 H)
    Imam Al-Lâlakâ`iy meriwayatkan bahwa Mis’ar
    bin Kidâm dijumpai seorang lelaki dari kaum
    Rafidhah, kemudian orang tersebut
    membicarakan sesuatu dengannya, tetapi
    kemudian Mis’ar berkata,
    ﺗﻨﺢ ﻋﻨﻲ ﻓﺈﻧﻚ ﺷﻴﻄﺎﻥ
    “Menyingkirlah dariku. Sesungguhnya engkau
    adalah syaithan.”
    –. [Syarh Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wal
    Jamâ’ah 8/1457]

    6.) Imam Sufyân bin Abdillah Ats-Tsaury
    rahimahulllâh (W. 161 H)
    Muhammad bin Yusuf Al-Firyâby menyebut
    bahwa beliau mendengar Sufyân ditanya oleh
    seorang lelaki tentang pencela Abu Bakr dan
    Umar, Sufyân pun menjawab,
    ﻛﺎﻓﺮ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
    “(Pencela itu) adalah kafir kepada Allah Yang
    Maha Agung.”
    Orang tersebut bertanya, “(Bolehkah) Kami
    menshalatinya?”
    (Sufyân) menjawab,
    ﻻ، ﻭﻻ ﻛﺮﺍﻣﺔ
    “Tidak. Tiada kemuliaan baginya.”
    Kemudian beliau ditanya, “Lâ Ilâha Illallâh.
    Bagaimana kami berbuat terhadap jenazahnya ?”
    Beliau menjawab,
    ﻻ ﺗﻤﺴﻮﻩ ﺑﺄﻳﺪﻳﻜﻢ، ﺍﺭﻓﻌﻮﻩ ﺑﺎﻟﺨﺸﺐ ﺣﺘﻰ ﺗﻮﺍﺭﻭﻩ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ
    “Janganlah kalian menyentuhnya dengan
    tangan-tangan kalian. Angkatlah (jenazah itu)
    dengan kayu hingga kalian menutup kuburnya.”
    –. [Disebutkan oleh Adz-Dzahaby dalam Siyar
    A’lâm An-Nubalâ` 7/253]

    7.) Imam Malik bin Anas rahimahulllâh (W. 179
    H)
    Beliau bertutur,
    ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﺘﻢ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﻟﻴﺲ ﻟﻬﻢ ﺳﻬﻢ،
    ﺃﻭﻗﺎﻝ ﻧﺼﻴﺐ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Orang yang mencela shahabat Nabi shallallâhu
    ‘alaihi wa sallam tidaklah memiliki saham atau
    bagian apapun dalam keislaman.”
    –. [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah hal. 162
    dan Al-Khatsûl dalam As-Sunnah 1/493]
    Asyhab bin Abdul Aziz menyebutkan bahwa
    Imam Malik ditanya tentang Syi’ah Rafidhah
    maka Imam Malik menjawab,
    ﻻ ﺗﻜﻠﻤﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﺮﻭ ﻋﻨﻬﻢ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﻜﺬﺑﻮﻥ
    “Janganlah kalian meriwayatkan hadits dari
    mereka. Sesungguhnya mereka itu sering
    berdusta.”
    –. [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al-
    Ibânah Al-Kubrâ` sebagaimana dalam Minhâj
    As-Sunnah karya Ibnu Taimiyah 1/61]

    8.) Imam Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim
    rahimahulllâh (W.182 H)
    Beliau berkata,
    ﻻ ﺃﺻﻠﻲ ﺧﻠﻒ ﺟﻬﻤﻲ، ﻭﻻ ﺭﺍﻓﻀﻲ، ﻭﻻ ﻗﺪﺭﻱ
    “Saya tidak mengerjakan shalat di belakang
    seorang Jahmy (penganut Jahmiyah), Râfidhy
    (penganut paham Syi’ah Rafidhah), dan Qadary
    (penganut paham Qadariyah).”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Lâlakâ`iy dalam Syarh
    Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jamâ’ah
    4/733]

    9.) Imam Abdurrahman bin Mahdi rahimahulllâh
    (W. 198 H)
    Beliau berucap,
    ﻫﻤﺎ ﻣﻠﺘﺎﻥ : ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ، ﻭﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ
    “Ada dua agama (yang bukan Islam, -pent.),
    yaitu Jahmiyah dan Rafidhah.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dalam Khalq
    Af’âl Al-‘Ibâd hal.125]

    10.) Imam Muhammad bin Idris Asy-Syâfi’iy
    rahimahulllâh (W. 204 H)
    Beliau berkata,
    ﻟﻢ ﺃﺭ ﺃﺣﺪﺍً ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ، ﺃﻛﺬﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﻮﻯ، ﻭﻻ ﺃﺷﻬﺪ ﺑﺎﻟﺰﻭﺭ ﻣﻦ
    ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ
    “Saya tidak pernah melihat seorang pun
    penganut hawa nafsu yang lebih dusta dalam
    pengakuan dan lebih banyak bersaksi palsu
    melebihi Kaum Rafidhah.”
    –. [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al-
    Ibânah Al-Kubrâ` 2/545 dan Al-Lâlakâ`iy dalam
    Syarh Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jamâ’ah
    8/1457]

    11.) Imam Yazîd bin Harun rahimahulllâh (W.
    206 H)
    Beliau berkata,
    ﻳﻜﺘﺐ ﻋﻦ ﻛﻞ ﺻﺎﺣﺐ ﺑﺪﻋﺔ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺩﺍﻋﻴﺔ ﺇﻻ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﻜﺬﺑﻮﻥ
    “Boleh mencatat (hadits) dari setiap penganut
    bid’ah yang menyeru kepada bid’ahnya, kecuali
    (Syi’ah) Rafidhah karena mereka sering
    berdusta.”
    –. [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al-
    Ibânah Al-Kubrâ` sebagaimana dalam Minhâj
    As-Sunnah 1/60 karya Ibnu Taimiyah]

    12.) Imam Muhammad bin Yusuf Al-Firyaby
    rahimahulllâh (W. 212 H)
    Beliau berkata,
    ﻣﺎ ﺃﺭﻯ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻭﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﺇﻻ ﺯﻧﺎﺩﻗﺔ
    “Saya tidak memandang kaum Rafidhah dan
    kaum Jahmiyah, kecuali sebagai orang-orang
    zindiq.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Lâlakâ`iy dalam Syarh
    Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jamâ’ah
    8/1457]

    13.) Imam Al-Humaidy, Abdullah bin Az-Zubair
    rahimahulllâh (W. 219 H)
    Setelah menyebutkan kewajiban mendoakan
    rahmat bagi para shahabat, beliau berkata,
    ﻓﻠﻢ ﻧﺆﻣﺮ ﺇﻻ ﺑﺎﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﻟﻬﻢ، ﻓﻤﻦ ﻳﺴﺒﻬﻢ، ﺃﻭ ﻳﻨﺘﻘﺼﻬﻢ ﺃﻭ ﺃﺣﺪﺍً ﻣﻨﻬﻢ،
    ﻓﻠﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺊ ﺣﻖ
    “Kita tidaklah diperintah, kecuali memohonkan
    ampunan bagi (para shahabat). Siapa saja yang
    mencerca mereka atau merendahkan mereka
    atau salah seorang di antara mereka, dia
    tidaklah berada di atas sunnah dan tidak ada
    hak apapun baginya dalam fâ`i.”
    –. [Ushûl As-Sunnah hal.43]

    14.) Imam Al-Qâsim bin As-Sallam rahimahulllâh
    (W. 224 H)
    Beliau berkata,
    ﻋﺎﺷﺮﺕ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﻛﻠﻤﺖ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﻭﻛﺬﺍ، ﻓﻤﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻭﺳﺦ ﻭﺳﺨﺎً، ﻭﻻ
    ﺃﻗﺬﺭ ﻗﺬﺭﺍً، ﻭﻻ ﺃﺿﻌﻒ ﺣﺠﺔ، ﻭﻻ ﺃﺣﻤﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ …
    “Saya telah hidup dengan seluruh manusia. Saya
    telah berbicara dengan ahli kalam dan …
    demikian. Saya tidak melihat ada yang lebih
    kotor, lebih menjijikkan, argumennya lebih lemah,
    dan lebih dungu daripada kaum Rafidhah ….”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Khallâl dalam As-
    Sunnah 1/499]

    15.) Imam Ahmad bin Yunus rahimahulllâh (W.
    227 H)
    Beliau berkata,
    ﺇﻧﺎ ﻻ ﻧﺄﻛﻞ ﺫﺑﻴﺤﺔ ﺭﺟﻞ ﺭﺍﻓﻀﻲ، ﻓﺈﻧﻪ ﻋﻨﺪﻱ ﻣﺮﺗﺪ
    “Sesungguhnya kami tidaklah memakan
    sembelihan seorang Syi’ah Rafidhah karena dia,
    menurut Saya, adalah murtad.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Lâlakâ`iy dalam Syarh
    Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jamâ’ah
    8/459]

    16.) Imam Ahmad bin Hanbal rahimahulllâh (W.
    241 H)
    Banyak riwayat dari beliau tentang celaan
    terhadap kaum Rafidhah. Di antaranya adalah :
    Beliau ditanya tentang seorang lelaki yang
    mencela seorang shahabat Nabi shallallâhu
    ‘alaihi wa sallam maka beliau menjawab,
    ﻣﺎ ﺃﺭﺍﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﺳﻼﻡ
    “Saya tidak memandang bahwa dia di atas
    (agama) Islam.” [Diriwayatkan oleh Al-Khallâl
    dalam As-Sunnah 1/493]
    Beliau juga ditanya tentang pencela Abu Bakr,
    Umar, dan Aisyah maka beliau menjawab, “Saya
    tidak memandang bahwa dia di atas (agama)
    Islam.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Khallâl dalam As-
    Sunnah 1/493]
    Beliau ditanya pula tentang orang yang
    bertetangga dengan (Syi’ah) Rafidhah yang
    memberi salam kepada orang itu. Beliau
    menjawab.
    ﻻ، ﻭﺇﺫﺍ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻻ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ
    “Tidak (dijawab). Bila (orang Syi’ah) itu memberi
    salam kepada (orang) itu, janganlah dia
    menjawab (salam) tersebut.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Khallâl dalam As-
    Sunnah 1/494]

    17.) Imam Al-Bukhâry, Muhammad bin Ismail
    rahimahulllâh (W. 256 H)
    Beliau berkata,
    ﻣﺎ ﺃﺑﺎﻟﻲ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﺠﻬﻤﻲ ﻭﺍﻟﺮﺍﻓﻀﻲ، ﺃﻡ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ
    ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ، ﻭﻻ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ، ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺩﻭﻥ، ﻭﻻ ﻳﻨﺎﻛﺤﻮﻥ، ﻭﻻ ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ،
    ﻭﻻ ﺗﺆﻛﻞ ﺫﺑﺎﺋﺤﻬﻢ
    “Saya tidak peduli. Baik Saya melaksanakan
    shalat di belakang Jahmy dan Rafidhy maupun
    Saya mengerjakan shalat di belakang orang-
    orang Yahudi dan Nashara, (ketidakbolehannya
    sama saja). (Seseorang) tidak boleh menjenguk
    mereka, menikahi mereka, dan bersaksi untuk
    mereka.”
    –. [Khalq Af’âl Al-‘Ibâd hal. 125]

    18.) Imam Abu Zur’ah Ar-Râzy, Ubaidullah bin
    Abdil Karim rahimahulllâh (W. 264 H)
    Beliau berkata, “Apabila engkau melihat seorang
    lelaki yang merendahkan seorang shahabat
    Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
    ketahuilah bahwa dia adalah zindiq. Hal itu
    karena, di sisi Kami, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
    wa sallam adalah benar dan Al-Qur`an adalah
    benar. Sesungguhnya, penyampai Al-Qur`an ini
    dan hadits-hadits adalah para shahabat
    Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Orang
    Syi’ah yang mencela shahabat) hanya ingin
    mempercacat saksi-saksi Kita untuk
    menghasilkan Al-Kitab dan Sunnah, Celaan
    terhadap (kaum pencela itu) adalah lebih pantas
    dan mereka adalah para zindiq.”
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Khâtib dalam Al-
    Kifâyah hal. 49]

    19.) Imam Abu Hâtim Ar-Râzy, Muhammad bin
    Idris rahimahulllâh (W. 277 H)
    Ibnu Abi Hâtim bertanya kepada ayahnya, Abu
    Hâtim, dan kepada Abu Zur’ah tentang madzhab
    dan aqidah Ahlus Sunnah maka Abu Hâtim dan
    Abu Zur’ah menyebut pendapat yang disepakati
    oleh para ulama itu di berbagai negeri. Di antara
    perkataan mereka berdua adalah bahwa kaum
    Jahmiyah adalah kafir, sedang kaum Rafidhah
    telah menolak keislaman.
    –. [Diriwayatkan oleh Al-Lâlakâ`iy dalam Syarh
    Ushûl I’tiqâd Ahlis Sunnah Wa Al-Jam’âh 1/178]

    20.) Imam Al-Hasan bin Ali bin Khalaf Al-
    Barbahary rahimahulllâh (W. 329 H)
    Beliau berkata,
    ﻭﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻛﻠﻬﺎ ﺭﺩﻳﺔ، ﺗﺪﻋﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻴﻒ، ﻭﺃﺭﺩﺅﻫﺎ ﻭﺃﻛﻔﺮﻫﺎ
    ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ، ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﻄﻴﻞ
    ﻭﺍﻟﺰﻧﺪﻗﺔ
    “Ketahuilah bahwa seluruh pemikiran sesat
    adalah menghancurkan, mengajak kepada
    kudeta. Yang paling hancur dan paling kafir di
    antara mereka adalah kaum Rafidhah,
    Mu’tazilah, Jahmiyah. Sesungguhnya mereka
    menghendaki manusia untuk melakukan ta’thîl
    dan kezindiqan.”
    –. [Syarh As-Sunnah hal. 54]

    21.) Imam Umar bin Syâhin rahimahulllâh (W.
    385 H)
    Beliau berkata, “Sesungguhnya, sebaik-baik
    manusia setelah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
    sallam adalah Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali
    ‘alaihimus salâm, serta sesungguhnya seluruh
    shahabat Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
    adalah orang-orang pilihan lagi baik.
    Sesungguhnya Saya beragama kepada Allah
    dengan mencintai mereka semua, dan
    sesungguhnya Saya berlepas diri dari siapa saja
    yang mencela, melaknat, dan menyesatkan
    mereka, menganggap mereka berkhianat, serta
    mengafirkan mereka …, dan sesungguhnya Saya
    berlepas diri dari semua bid’ah berupa
    Qadariyah, Murji’ah, Rafidhah, Nawâshib, dan
    Mu’tazilah.”
    –. [Al-Lathîf Li Syarh Madzâhib Ahlis Sunnah
    hal. 251-252]

    22.) Imam Ibnu Baththah rahimahulllâh (W. 387
    H)
    Beliau bertutur, “Adapun (Syi’ah) Rafidhah,
    mereka adalah manusia yang paling banyak
    berselisih, berbeda, dan saling mencela. Setiap di
    antara mereka memilih madzhab tersendiri untuk
    dirinya, melaknat penyelisihnya, dan mengafirkan
    orang yang tidak mengikutinya. Seluruh dari
    mereka menyatakan bahwa tidak (sah)
    melaksanakan shalat, puasa, jihad, Jum’at, dua
    Id, nikah, talak, tidak pula jual-beli, kecuali
    dengan imam, sedang barangsiapa yang tidak
    memiliki imam, tiada agamanya baginya, dan
    barangsiapa yang tidak mengetahui imamnya,
    tiada agama baginya …. Andaikata bukan karena
    pengutamaan penjagaan ilmu, yang perkaranya
    telah Allah tinggikan dan kedudukannya telah
    Allah muliakan, dan penyucian ilmu terhadap
    percampuran najis-najis penganut kesesatan
    serta keburukan pendapat-pendapat dan
    madzhab mereka, yang kulit-kulit merinding
    menyebutkannya, jiwa merintih
    mendengarkannya, dan orang-orang yang berakal
    membersihkan ucapan dan pendengaran mereka
    dari ucapan-ucapan bid’ah tersebut, tentulah
    Saya akan menyebutkan (kesesatan Rafidhah)
    yang akan menjadi pelajaran bagi orang-orang
    yang ingin mengambil pelajaran.”
    –. [Al-Ibânah Al-Kubrâ` hal. 556]

    23.) Imam Al-Qahthâny rahimahulllâh (W. 387
    H)
    Beliau menuturkan kesesatan Rafidhah dalam
    Nûniyah-nya,
    ﺇﻥ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾَ ﺷﺮُّﻣﻦ ﻭﻃﻲﺀَ ﺍﻟﺤَﺼَﻰ … ﻣﻦ ﻛﻞِّ ﺇﻧﺲٍ ﻧﺎﻃﻖٍ ﺃﻭ ﺟﺎﻥِ
    ﻣﺪﺣﻮﺍ ﺍﻟﻨّﺒﻲَ ﻭﺧﻮﻧﻮﺍ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ … ﻭﺭﻣﻮُﻫﻢُ ﺑﺎﻟﻈﻠﻢِ ﻭﺍﻟﻌﺪﻭﺍﻥِ
    ﺣﺒّﻮﺍ ﻗﺮﺍﺑﺘﻪَ ﻭﺳﺒَّﻮﺍ ﺻﺤﺒﻪ … ﺟﺪﻻﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﺘﻘﻀﺎﻥِ
    Sesungguhnya orang-orang Rafidhah adalah
    sejelek-jelek makhluk yang pernah menapak
    bebatuan Dari seluruh manusia yang berbicara
    dan seluruh jin Mereka memuji Nabi, tetapi
    menganggap para shahabatnya berkhianat Dan
    mereka menuduh para shahabat dengan
    kezhaliman dan permusuhan Mereka (mengaku)
    mencintai kerabat Nabi, tetapi mencela para
    shahabat beliau Dua perdebatan yang
    bertentangan di sisi Allah
    –. [Nûniyah Al-Qahthâny hal. 21]

    24.) Imam Abul Qâsim Ismail bin Muhammad Al-
    Ashbahâny rahimahulllâh (W. 535 H)
    Beliau berucap, “Orang-orang Khawarij dan
    Rafidhah, madzhabnya telah mencapai
    pengafiran shahabat dan orang-orang Qadariyah
    yang mengafirkan kaum muslimin yang
    menyelisihi mereka. Kami tidak berpendapat
    bahwa boleh melaksanakan shalat di belakang
    mereka, dan kami tidak berpendapat akan
    kebolehan hukum para qadhi dan pengadilan
    mereka. Juga bahwa, siapa saja di antara
    mereka yang membolehkan kudeta dan
    menghalalkan darah, tidak diterima persaksian
    dari mereka.”
    –. [Al-Hujjah Fî Bayân Al-Mahajjah 2/551]

    25.) Imam Abu Bakr bin Al-‘Araby rahimahulllâh
    (W. 543 H)
    Beliau bertutur, “Tidaklah keridhaan orang-orang
    Yahudi dan Nashara kepada pengikut Musa dan
    Isa sama seperti keridhaan orang-orang
    Rafidhah kepada para shahabat Muhammad
    shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Yakni, (kaum
    Rafidhah) menghukumi (para shahahabat
    Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam) bahwa
    para (shahabat) bersepakat di atas kekafiran dan
    kebatilan.”
    –. [Al-‘Awâshim Min Al-Qawâshim hal. 192]

    26.) Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
    rahimahulllâh (W. 728 H)
    Beliau menyatakan, “… dan cukuplah Allah
    sebagai Yang Maha Mengetahui bahwa, dalam
    seluruh kelompok yang bernisbah kepada Islam,
    tiada yang (membawa) bid’ah dan kesesatan
    yang lebih jelek daripada (kaum Rafidhah)
    tersebut, serta tiada yang lebih jahil, lebih
    pendusta, lebih zhalim, dan lebih dekat kepada
    kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan, juga tiada
    yang lebih jauh dari hakikat keimanan daripada
    (kaum Rafidhah) itu.”
    –. [Minhâj As-Sunnah 1/160]
    Beliau berkata pula, “(Kaum Rafidhah) membantu
    orang-orang Yahudi, orang-orang Nashara, dan
    kaum musyrikin terhadap ahlul bait Nabi
    shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan umat beliau
    yang beriman sebagaimana mereka telah
    membantu kaum musyrikin dari kalangan At-
    Turk dan Tartar akan perbuatan mereka di
    Baghdad dan selainnya terhadap ahlul bait Nabi
    shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan Ma’din Ar-
    Risâlah, keturunan Al-‘Abbâs dan ahlul bait yang
    lain, berupa pembunuhan, penawanan, dan
    perusakan negeri-negeri. Kejelekan dan bahaya
    (orang-orang Rafidhah) terhadap umat Islam
    takkan mampu dihitung oleh orang yang fasih
    berbicara.”
    –. [Majmu’ Al-Fatâwâ 25/309]
    Sumber :
    Disadur dan diringkas dari Al-Intishâr Li Ash-
    Shahbi Wa Al-Âl Min Iftirâ`ât As-Samâwy Adh-
    Dhâl hal. 90-110

    Penyataan Ulama Kredibelitas Tentang
    Kesesatan Syiah :

    Sebagai bahan bandingan, apakah
    memang benar Syiah itu Islam ?. ada
    banyak pernyataan Imam imam besar
    Islam yang menyatakan Syiah itu sesat,
    bahkan kafir, dan juga pernyataan mereka
    menolak ucapan ulama ulama [kaliber
    Indonesia] yang disebutkan diatas :

    1. AL-IMAM ‘AMIR ASY-SYA’BI
    berkata, “Aku tidak pernah
    melihat kaum yang lebih dungu
    dari Syi’ah.” (as-Sunnah,
    2/549, karya Abdullah bin al-
    Imam Ahmad)

    2. AL-IMAM SUFYAN ATS-TSAURI
    ketika ditanya tentang
    seseorang yang mencela Abu
    Bakr dan ‘Umar c, beliau
    berkata, “Ia telah kafir kepada
    Allah l.” Kemudian ditanya,
    “Apakah kita menshalatinya
    (bila meninggal dunia)?” Beliau
    berkata, “Tidak, tiada
    kehormatan (baginya)….” (Siyar
    A’lamin Nubala, 7/253)

    3. AL-IMAM MALIK dan AL-IMAM
    ASY-SYAFI`I rahimahumallah,
    telah disebut di atas.

    4. AL-IMAM AHMAD BIN HANBAL
    berkata, “Aku tidak melihat dia
    (orang yang mencela Abu Bakr,
    ‘Umar, dan ‘Aisyah g) itu
    sebagai orang Islam.” (as-
    Sunnah, 1/493, karya al-Khallal)

    5. AL-IMAM AL-BUKHARI berkata,
    “Bagiku sama saja apakah aku
    shalat di belakang Jahmi
    (penganut Jahmiyah, red.) dan
    Rafidhi (penganut Syiah
    Rafidhah, red.), atau di
    belakang Yahudi dan Nashara
    (yakni sama-sama tidak boleh,
    red.). Mereka tidak boleh diberi
    salam, tidak dikunjungi ketika
    sakit, tidak dinikahkan, tidak
    dijadikan saksi, dan tidak
    dimakan sembelihan
    mereka.” (Khalqu Af’alil ‘Ibad,
    hlm. 125)

    6. AL-IMAM ABU ZUR’AH AR-RAZI
    berkata, “Jika engkau melihat
    orang yang mencela salah satu
    dari sahabat Rasulullah n,
    maka ketahuilah bahwa ia
    seorang zindiq. Yang demikian
    itu karena Rasul bagi kita
    adalah haq dan Al-Qur’an haq,
    dan sesungguhnya yang
    menyampaikan Al-Qur’an dan
    As-Sunnah adalah para sahabat
    Rasulullah n. Sungguh mereka
    mencela para saksi kita (para
    sahabat) dengan tujuan untuk
    meniadakan Al-Qur’an dan As-
    Sunnah. Mereka (Rafidhah)
    lebih pantas untuk dicela dan
    mereka adalah zanadiqah
    (orang-orang zindiq).” (al-
    Kifayah, hlm. 49, karya al-
    Khathib al-Baghdadi t)

    7. IMAM MALIK AL KHALAL
    meriwayatkan dari Abu Bakar Al
    Marwazi, katanya : Saya
    mendengar Abu Abdulloh
    berkata, bahwa Imam Malik
    berkata : “Orang yang mencela
    sahabat-sahabat Nabi, maka ia
    tidak termasuk dalam golongan
    Islam” ( Al Khalal / As Sunnah,
    2-557 )

    8. IBNU KATSIR
    berkata, dalam
    kaitannya dengan firman Allah
    surat Al Fath ayat 29, yang
    artinya :
    “ Muhammad itu adalah Rasul
    (utusan Allah). Orang-orang
    yang bersama dengan dia
    (Mukminin) sangat keras
    terhadap orang-orang kafir,
    berkasih sayang sesama
    mereka, engkau lihat mereka itu
    rukuk, sujud serta
    mengharapkan kurnia daripada
    Allah dan keridhaanNya. Tanda
    mereka itu adalah di muka
    mereka, karena bekas sujud.
    Itulah contoh (sifat) mereka
    dalam Taurat. Dan contoh
    mereka dalam Injil, ialah seperti
    tanaman yang mengeluarkan
    anaknya (yang kecil lemah), lalu
    bertambah kuat dan bertambah
    besar, lalu tegak lurus dengan
    batangnya, sehingga ia
    menakjubkan orang-orang yang
    menanamnya. (Begitu pula
    orang-orang Islam, pada mula-
    mulanya sedikit serta lemah,
    kemudian bertambah banyak
    dan kuat), supaya Allah
    memarahkan orang-orang kafir
    sebab mereka. Allah telah
    menjanjikan ampunan dan
    pahala yang besar untuk orang-
    orang yang beriman dan
    beramal salih diantara
    mereka”.Beliau berkata : Dari
    ayat ini, dalam satu riwayat
    dari Imam Malik, beliau
    mengambil kesimpulan bahwa
    golongan Rofidhoh (Syiah),
    yaitu orang-orang yang
    membenci para sahabat Nabi
    SAW, adalah Kafir.
    Beliau berkata : “Karena mereka
    ini membenci para sahabat,
    maka dia adalah Kafir
    berdasarkan ayat ini”. Pendapat
    tersebut disepakati oleh
    sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin
    Katsir, 4-219 )

    9. IMAM AL QURTHUBI berkata :
    “Sesungguhnya ucapan Imam
    Malik itu benar dan
    penafsirannya juga benar,
    siapapun yang menghina
    seorang sahabat atau mencela
    periwayatannya, maka ia telah
    menentang Allah, Tuhan seru
    sekalian alam dan
    membatalkan syariat kaum
    Muslimin”. (Tafsir Al
    Qurthubi, 16-297)

    10. IMAM AHMAD AL KHALAL
    meriwayatkan dari Abu Bakar Al
    Marwazi, ia berkata : “Saya
    bertanya kepada Abu Abdullah
    tentang orang yang mencela
    Abu Bakar, Umar dan Aisyah?
    Jawabnya, saya berpendapat
    bahwa dia bukan orang Islam”.
    ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).

    11. Beliau Al Khalal juga berkata :
    Abdul Malik bin Abdul Hamid
    menceritakan kepadaku,
    katanya: “Saya mendengar Abu
    Abdullah berkata : “Barangsiapa
    mencela sahabat Nabi, maka
    kami khawatir dia keluar dari
    Islam, tanpa disadari”.

    12. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558).
    Beliau Al Khalal juga berkata : “
    Abdullah bin Ahmad bin Hambal
    bercerita pada kami, katanya :
    “Saya bertanya kepada ayahku
    perihal seorang yang mencela
    salah seorang dari sahabat Nabi
    SAW. Maka beliau menjawab :
    “Saya berpendapat ia bukan
    orang Islam”. (Al Khalal / As
    Sunnah, 2-558)

    13. Dalam kitab AS SUNNAH karya
    IMAM AHMAD halaman 82,
    disebutkan mengenai pendapat
    beliau tentang golongan
    Rofidhoh (Syiah) :“Mereka itu
    adalah golongan yang
    menjauhkan diri dari sahabat
    Muhammad SAW dan
    mencelanya, menghinanya serta
    mengkafirkannya, kecuali hanya
    empat orang saja yang tidak
    mereka kafirkan, yaitu Ali,
    Ammar, Migdad dan Salman.
    Golongan Rofidhoh (Syiah) ini
    sama sekali bukan Islam.”

    14. AL-FARIYABI AL KHALAL
    meriwayatkan, katanya : “Telah
    menceritakan kepadaku Harb bin
    Ismail Al Karmani, katanya :
    “Musa bin Harun bin Zayyad
    menceritakan kepada kami :
    “Saya mendengar Al Faryaabi
    dan seseorang bertanya
    kepadanya tentang orang yang
    mencela Abu Bakar. Jawabnya :
    “Dia kafir”. Lalu ia berkata :
    “Apakah orang semacam itu
    boleh disholatkan
    jenazahnya ?”. Jawabnya :
    “Tidak”. Dan aku bertanya pula
    kepadanya : “Mengenai apa
    yang dilakukan terhadapnya,
    padahal orang itu juga telah
    mengucapkan Laa Ilaaha
    Illalloh?”. Jawabnya :
    “Janganlah kamu sentuh
    jenazahnya dengan tangan
    kamu, tetapi kamu angkat
    dengan kayu sampai kamu
    turunkan ke liang lahatnya”. (Al
    Khalal / As Sunnah, 6-566)

    Diantara para Imam dan para Ulama yang telah
    mengeluarkan fatwa-fatwa tersebut adalah :

    IMAM MALIK
    ﺍﺍﻻﻣﺎﻡ ﻣﺎﻟﻚ
    ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺨﻼﻝ ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﻤﺮﻭﺯﻯ ﻗﺎﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺑﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ :
    ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ : ﺍﻟﺬﻯ ﻳﺸﺘﻢ ﺍﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
    ﻟﻴﺲ ﻟﻬﻢ ﺍﺳﻢ ﺍﻭ ﻗﺎﻝ ﻧﺼﻴﺐ ﻓﻰ ﺍﻻﺳﻼﻡ .
    ( ﺍﻟﺨﻼﻝ / ﺍﻟﺴﻦ : ۲،٥٥٧ )
    Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al
    Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh
    berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang
    mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak
    termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As
    Sunnah, 2-557 )

    IMAM AHMAD
    ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﺣﻤﺪ ﺍﺑﻦ ﺣﻤﺒﻞ
    ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺨﻼﻝ ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﻤﺮﻭﺯﻯ ﻗﺎﻝ : ﺳﺄﻟﺖ ﺍﺑﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻤﻦ ﻳﺸﺘﻢ
    ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻭﻋﺎﺋﺸﺔ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻣﺎﺃﺭﺍﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﺳﻼﻡ
    ( ﺍﻟﺨﻼﻝ / ﺍﻟﺴﻨﺔ : ۲، ٥٥٧ )
    Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al
    Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu
    Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar,
    Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat
    bahwa dia bukan orang Islam”. ( Al Khalal / As
    Sunnah, 2-557).

    AL BUKHORI
    ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ
    ﻗﺎﻝ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣﺎﺃﺑﺎﻟﻰ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﺠﻬﻤﻰ ﻭﺍﻟﺮﺍﻓﻀﻰ
    ﺃﻡ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ
    ﻭﻻ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﺩﻭﻥ ﻭﻻ ﻳﻨﺎﻛﺤﻮﻥ ﻭﻻ ﻳﺸﻬﺪﻭﻥ ﻭﻻ ﺗﺆﻛﻞ ﺫﺑﺎﺋﺤﻬﻢ
    ( ﺧﻠﻖ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ :١٢٥ )
    Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja,
    apakah aku sholat dibelakang Imam yang
    beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku
    sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani.
    Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam
    pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi
    mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin
    dengan mereka dan tidak menjadikan mereka
    sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan
    yang disembelih oleh mereka. (Imam Bukhori /
    Kholgul Afail, halaman 125).

    AL FARYABI
    ﺍﻟﻔﺮﻳﺎﺑﻰ
    ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺨﻼﻝ ﻗﺎﻝ : ﺃﺧﺒﺮﻧﻰ ﺣﺮﺏ ﺑﻦ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺍﻟﻜﺮﻣﺎﻧﻰ
    ﻗﺎﻝ : ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﻮﺳﻰ ﺑﻦ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﻗﺎﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﻔﺮﻳﺎﺑﻰ ﻭﺭﺟﻞ
    ﻳﺴﺄﻟﻪ ﻋﻤﻦ ﺷﺘﻢ ﺃﺑﺎﺑﻜﺮ
    ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻓﺮ، ﻗﺎﻝ : ﻓﻴﺼﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ، ﻗﺎﻝ : ﻻ . ﻭﺳﺄﻟﺘﻪ ﻛﻴﻒ ﻳﺼﻨﻊ ﺑﻪ ﻭﻫﻮ
    ﻳﻘﻮﻝ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ،
    ﻗﺎﻝ : ﻻ ﺗﻤﺴﻮﻩ ﺑﺄﻳﺪﻳﻜﻢ، ﺍﺭﻓﻌﻮﻩ ﺑﺎﻟﺨﺸﺐ ﺣﺘﻰ ﺗﻮﺍﺭﻭﻩ ﻓﻰ ﺣﻔﺮﺗﻪ .
    ( ﺍﻟﺨﻼﻝ/ ﺍﻟﺴﻨﺔ : ۲،٥٦٦ )
    Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah
    menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al
    Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad
    menceritakan kepada kami : “Saya mendengar Al
    Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya
    tentang orang yang mencela Abu Bakar.
    Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah
    orang semacam itu boleh disholatkan
    jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku
    bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang
    dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga
    telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”.
    Jawabnya : “Janganlah kamu sentuh jenazahnya
    dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan
    kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”.
    (Al Khalal / As Sunnah, 6-566).

    AHMAD BIN YUNUS
    Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi
    menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi
    (Syiah) juga menyembelih seekor binatang,
    niscaya saya hanya memakan sembelihan si
    Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si
    Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari
    Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).

    ABU ZUR’AH AR ROZI
    ﺃﺑﻮ ﺯﺭﻋﺔ ﺍﻟﺮﺍﺯﻯ
    ﺍﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻨﺘﻘﺺ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
    ﻭﺳﻠﻢ
    ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺯﻧﺪﻳﻖ، ﻷﻥ ﻣﺆﺩﻯ ﻗﻮﻟﻪ ﺍﻟﻰ ﺍﺑﻄﺎﻝ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ .
    ( ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔ : ٤٩ )
    Beliau berkata : “Bila anda melihat seorang
    merendahkan (mencela) salah seorang sahabat
    Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia
    adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat
    membatalkan Al-Qur’an dan As Sunnah”. (Al
    Kifayah, halaman 49).

    ABDUL QODIR AL BAGHDADI
    Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah,
    Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang
    mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan
    sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut
    kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka
    tidak boleh di sholatkan dan tidak sah
    berma’mum sholat di belakang mereka”. (Al Fargu
    Bainal Firaq, halaman 357).
    Beliau selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka
    adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka
    menyatakan Allah bersifat Al Bada’

    IBNU HAZM
    Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan
    Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun
    sekarang ialah, bahwa Al-Qur’an sesungguhnya
    sudah diubah”.
    Kemudian beliau berkata : ”Orang yang
    berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah
    diubah adalah benar-benar kafir dan
    mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).

    ABU HAMID AL GHOZALI
    Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan
    terus terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar
    Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah
    menentang dan membinasakan Ijma kaum
    Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para
    sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan
    surga kepada mereka dan pujian bagi mereka
    serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan
    agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka
    serta kelebihan mereka dari manusia-manusia
    lain”.
    Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang
    begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia
    tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir,
    maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia
    telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang
    yang mendustakan satu kata saja dari ucapan
    beliau, maka menurut Ijma’ kaum Muslimin, orang
    tersebut adalah kafir”. (Fadhoihul Batiniyyah,
    halaman 149).

    AL QODHI IYADH
    Beliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran
    orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam
    keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka
    lebih mulia dari pada para Nabi”.
    Beliau juga berkata : “Kami juga mengkafirkan
    siapa saja yang mengingkari Al-Qur’an, walaupun
    hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat
    yang diubah atau ditambah di dalamnya,
    sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan
    Syiah Ismailiyah”. (Ar Risalah, halaman 325).

    AL FAKHRUR ROZI
    Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya
    dari golongan Asyairoh mengkafirkan golongan
    Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
    Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum
    Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang
    mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang
    kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang
    artinya : “Barangsiapa berkata kepada
    saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah
    seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang
    kafir”.
    Dengan demikian mereka (golongan Syiah)
    otomatis menjadi kafir.
    Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat
    (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah
    sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh
    kehormatan (para sahabat Nabi)”.
    Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir
    siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari
    kalangan sahabat.
    (Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).

    IBNU TAIMIYAH
    Beliau berkata : “Barangsiapa beranggapan bahwa
    Al-Qur’an telah dikurangi ayat-ayatnya atau ada
    yang disembunyikan, atau beranggapan bahwa
    Al-Qur’an mempunyai penafsiran-penafsiran
    batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya.
    Dan tidak ada perselisihan pendapat tentang
    kekafiran orang semacam ini”
    Barangsiapa beranggapan para sahabat Nabi itu
    murtad setelah wafatnya Rasulullah, kecuali tidak
    lebih dari sepuluh orang, atau mayoritas dari
    mereka sebagai orang fasik, maka tidak diragukan
    lagi, bahwa orang semacam ini adalah kafir.
    Karena dia telah mendustakan penegasan Al-
    Qur’an yang terdapat di dalam berbagai ayat
    mengenai keridhoan dan pujian Allah kepada
    mereka. Bahkan kekafiran orang semacam ini,
    adakah orang yang meragukannya? Sebab
    kekafiran orang semacam ini sudah jelas….
    (Ash Sharim AL Maslul, halaman 586-587).

    SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI
    Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab
    Itsna Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang
    terpercaya, beliau berkata : “Seseorang yang
    menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa
    yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu
    bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak
    sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya
    kekafiran mereka”. (Mukhtashor At Tuhfah Al
    Itsna Asyariyah, halaman 300).

    MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI
    Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan
    mencakup empat dosa besar, masing-masing dari
    dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-
    terangan.
    Pertama : Menentang Allah.
    Kedua : Menentang Rasulullah.
    Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan
    upaya mereka untuk melenyapkannya.
    Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang
    diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah
    dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang
    yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah
    SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci
    kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan
    disamping telah menjadi ketetapan hukum
    didalam syariat Islam yang suci, bahwa
    barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka
    dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam
    Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
    (Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi
    Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)

    PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN
    Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata :
    “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini
    menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah
    dan menetapkan halalnya darah mereka, harta
    mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi
    budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi
    SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang
    menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW,
    mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh
    Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal
    Allah sendiri menyatakan kesuciannya,
    melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi.
    Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah
    SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur’an
    dari kekurangan dan tambahan”. (Nahjus
    Salaamah, halaman 29-30).
    Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari
    para Imam dan para Ulama yang dengan tegas
    mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci
    maki dan mengkafirkan para sahabat serta
    menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat
    serong, dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an yang
    ada sekarang ini tidak orisinil lagi (Mukharrof).
    Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih
    tinggi (Afdhol) dari para Rasul.
    Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu
    pembaca dalam mengambil sikap tegas terhadap
    golongan Syiah.
    “Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang
    benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai
    pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa
    yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai
    orang yang menjauhinya.”

    Sumber : albayyinat.net

    KH. HASYIM ASY`ARI
    dalam kitabnya
    “Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah
    Nahdlatul Ulama’” memberi peringatan kepada
    warga nahdliyyin agar tidak mengikuti paham
    Syi’ah. Menurutnya, madzhab Syi’ah
    Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah bukan
    madzhab sah. Madzhab yang sah untuk diikuti
    adalah Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
    Beliau mengatakan: “Di zaman akhir ini tidak
    ada madzhab yang memenuhi persyaratan
    kecuali empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi’i
    dan Hambali. Adapun madzhab yang lain
    seperti madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah
    Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga
    pendapat-pendapatnya tidak boleh
    diikuti” (Muqaddimah Qanun Asasi li
    Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, hlm: 9).

  113. a berkata:

    Berpegang Teguh kepada Sunnah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin

    عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

    Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata: Artinya : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. Kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat” Rasulullah bersabda, “Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya siapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru (perkara-perkara yang baru (yang diada-adakan)), kepada hal-hal yang baru itu adalah bid’ah dan sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.”
    (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud (4608), At-Tirmidziy (2676) dan Ibnu Majah (44,43))

    Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata :
    Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

    Artinya : “Jangan kalian mencaci maki/menghina para shahabatku, karena seandainya salah seorang diantara kalian berinfaq emas sebanyak gunung Uhud tak akan dapat menyamai derajat salah seorang diantara mereka, bahkan separuhnyapun tidak”.

    (Hadits Shahih Riwayat : Bukhari 4:195, Muslim 7:188, Ahmad 3:11, Abu Dawud 4658 dan Tirmidzi 3952).

    Pendapat Tentang Kafirnya Sekte Syiah

    Pernyataan Imam asy-Syafi’i rahimahullah tentang syiah

    ﻟَﻢْ ﺃَﺭَ ﺃَﺣَﺪﺍً ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﺀِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺑِﺎﻟﺰُّﻭﺭِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻀَﺔِ

    “Saya belum melihat seorang pun yang paling banyak bersaksi/bersumpah palsu (berdusta) dari Syi’ah Rafidhah”.

    (Adabus Syafi’i, m/s. 187, al-Manaqib karya al-Baihaqiy, 1/468 dan Sunan al-Kubra, 10/208. Manhaj Imam asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, 2/486)

    – Dari Yunus bin Abdila’la, beliau berkata: Saya telah mendengar asy-Syafi’i, apabila disebut nama Syi’ah Rafidhah, maka ia mencelanya dengan sangat keras, dan berkata: “Kelompok terjelek! (terbodoh)”. (al-Manaqib, karya al-Baihaqiy, 1/468. Manhaj Imam asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, 2/486)

    – Al-Buwaitiy (murid Imam Syafi’i) bertanya kepada Imam Syafi’i, “Bolehkah aku shalat di belakang orang Syiah?” Imam Syafi’i berkata, “Jangan shalat di belakang orang Syi’ah, orang Qadariyyah, dan orang Murji’ah” Lalu Al-Buwaitiy bertanya tentang sifat-sifat mereka, Lalu Imam Syafi’i menyifatkan, “Siapasaja yang mengatakan Abu Bakr dan Umar bukan imam, maka dia Syi’ah”. (Siyar A’lam Al-Nubala 10/31)

    Imam-imam Madzhab Syafi’iyah ,Imam
    Malik,Imam Daud Adz-Dzhahiri, Imam Ahmad
    bin Hanbal, dan Imam Ishaq bin Rahuwiyah
    rahimahumullah mewajibkan orang yang shalat
    dibelakang imam yang bermadzhab syiah
    rafidhah untuk mengulangi shalatnya. (lihat :
    Ushuluddin 342)

    – asy-Syafi’i berkata tentang seorang Syi’ah Rafidhah yang ikut berperang: “Tidak diberi sedikit pun dari harta rampasan perang, kerana Allah menyampaikan ayat fa’i (harta rampasan perang), kemudian menyatakan: Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami”. (Surah al-Hasyr, 59: 10) maka barang siapa yang tidak menyatakan demikian, tentunya tidak berhak (mendapatkan bahagian fa’i).” (at-Thabaqat, 2/117. Manhaj Imam asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, 2/487)

    – Imam as-Subki Rahimahullah berkata, ‘Aku melihat di dalam al-Muhith dari kitab-kitab Hanafiah, dari Muhammad (bin Idris as-Syafi’i) bahwa tidak boleh shalat di belakang Rafidhah.’ (Fatawa as-Subki (II/576), lihat juga Ushulud Din (342))

    ABU HAMID AL GHOZALI
    Imam Ghozali berkata :
    “Seseorang yang dengan
    terus terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar
    Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah
    menentang dan membinasakan Ijma kaum
    Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para
    sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan
    surga kepada mereka dan pujian bagi mereka
    serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan
    agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka
    serta kelebihan mereka dari manusia-manusia
    lain”.
    Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang
    begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia
    tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir,
    maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia
    telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang
    yang mendustakan satu kata saja dari ucapan
    beliau, maka menurut Ijma’ kaum Muslimin, orang
    tersebut adalah kafir”. (Fadhoihul Batiniyyah,
    halaman 149).

    Imam Abu Bakr bin Al-‘Arabi rahimahulllâh
    (W. 543 H)
    Beliau bertutur, “Tidaklah keridhaan orang-orang
    Yahudi dan Nashara kepada pengikut Musa dan
    Isa sama seperti keridhaan orang-orang
    Rafidhah kepada para shahabat Muhammad
    shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Yakni, (kaum
    Rafidhah) menghukumi (para shahahabat
    Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam) bahwa
    para (shahabat) bersepakat di atas kekafiran dan
    kebatilan.”
    –. [Al-‘Awâshim Min Al-Qawâshim hal. 192]

    Imam Al Bukhari (wafat tahun 256 H)

    Beliau berkata:

    ما أبالي صليت خلف الجهمي والرافضي ، أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليهم ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم

    “Bagi saya sama saja, apakah aku shalat di belakang seorang Jahmi (beraliran Jahmiyah) atau seorang Rafidzi (b eraliran Syi’ah Rafidhah), atau aku shalat dibelakang Imam Yahudi atau Nashrani. Dan (seorang muslim) tidak boleh memberi salam kepada mereka, mengunjungi mereka ketika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan memakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af’al al-Ibad: 125)

    Imam Al-Hasan bin Ali bin Khalaf Al-
    Barbahari rahimahulllâh (W. 329 H)
    Beliau berkata,
    ﻭﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻛﻠﻬﺎ ﺭﺩﻳﺔ، ﺗﺪﻋﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻴﻒ، ﻭﺃﺭﺩﺅﻫﺎ ﻭﺃﻛﻔﺮﻫﺎ
    ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ، ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ، ﻭﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻌﻄﻴﻞ
    ﻭﺍﻟﺰﻧﺪﻗﺔ
    “Ketahuilah bahwa seluruh pemikiran sesat
    adalah menghancurkan, mengajak kepada
    kudeta. Yang paling hancur dan paling kafir di
    antara mereka adalah kaum Rafidhah,
    Mu’tazilah, Jahmiyah. Sesungguhnya mereka
    menghendaki manusia untuk melakukan ta’thîl
    dan kezindiqan.”
    –. [Syarh As-Sunnah hal. 54]

    Imam Sufyân bin Abdillah Ats-Tsauri
    rahimahulllâh (W. 161 H)
    Muhammad bin Yusuf Al-Firyâby menyebut
    bahwa beliau mendengar Sufyân ditanya oleh
    seorang lelaki tentang pencela Abu Bakr dan
    Umar, Sufyân pun menjawab,
    ﻛﺎﻓﺮ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
    “(Pencela itu) adalah kafir kepada Allah Yang
    Maha Agung.”
    Orang tersebut bertanya, “(Bolehkah) Kami
    menshalatinya?”
    (Sufyân) menjawab,
    ﻻ، ﻭﻻ ﻛﺮﺍﻣﺔ
    “Tidak. Tiada kemuliaan baginya.”
    Kemudian beliau ditanya, “Lâ Ilâha Illallâh.
    Bagaimana kami berbuat terhadap jenazahnya ?”
    Beliau menjawab,
    ﻻ ﺗﻤﺴﻮﻩ ﺑﺄﻳﺪﻳﻜﻢ، ﺍﺭﻓﻌﻮﻩ ﺑﺎﻟﺨﺸﺐ ﺣﺘﻰ ﺗﻮﺍﺭﻭﻩ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ
    “Janganlah kalian menyentuhnya dengan
    tangan-tangan kalian. Angkatlah (jenazah itu)
    dengan kayu hingga kalian menutup kuburnya.”
    –. [Disebutkan oleh Adz-Dzahaby dalam Siyar
    A’lâm An-Nubalâ` 7/253]

    Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- (w 774) berkata,
    “Akan tetapi mereka itu (orang-orang syi’ah rafidhah) adalah kelompok yang sesat, golongan yang rendah,
    mereka berpegang kepada dalil-dalil yang mutasyabih (samar) dan meninggalkan perkara-perkara yang muhkamah (jelas) disisi para ulama Islam.”
    (Al Bidayah wa An Nihayah, 5/251)

    Imam Ibnu Baththah rahimahulllâh (W. 387
    H)
    Beliau bertutur, “Adapun (Syi’ah) Rafidhah,
    mereka adalah manusia yang paling banyak
    berselisih, berbeda, dan saling mencela. Setiap di
    antara mereka memilih madzhab tersendiri untuk
    dirinya, melaknat penyelisihnya, dan mengafirkan
    orang yang tidak mengikutinya. Seluruh dari
    mereka menyatakan bahwa tidak (sah)
    melaksanakan shalat, puasa, jihad, Jum’at, dua
    Id, nikah, talak, tidak pula jual-beli, kecuali
    dengan imam, sedang barangsiapa yang tidak
    memiliki imam, tiada agamanya baginya, dan
    barangsiapa yang tidak mengetahui imamnya,
    tiada agama baginya …. Andaikata bukan karena
    pengutamaan penjagaan ilmu, yang perkaranya
    telah Allah tinggikan dan kedudukannya telah
    Allah muliakan, dan penyucian ilmu terhadap
    percampuran najis-najis penganut kesesatan
    serta keburukan pendapat-pendapat dan
    madzhab mereka, yang kulit-kulit merinding
    menyebutkannya, jiwa merintih
    mendengarkannya, dan orang-orang yang berakal
    membersihkan ucapan dan pendengaran mereka
    dari ucapan-ucapan bid’ah tersebut, tentulah
    Saya akan menyebutkan (kesesatan Rafidhah)
    yang akan menjadi pelajaran bagi orang-orang
    yang ingin mengambil pelajaran.”
    –. [Al-Ibânah Al-Kubrâ` hal. 556]

    IBNU HAZM
    Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan
    Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun
    sekarang ialah, bahwa Al-Qur’an sesungguhnya
    sudah diubah”.
    Kemudian beliau berkata : ”Orang yang
    berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah
    diubah adalah benar-benar kafir dan
    mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).

    Pandangan Ibnu Hazm rahimahullah,

    Beliau berkata:

    وأما قولهم ( يعني النصارى ) في دعوى الروافض تبديل القرآن فإن الروافض ليسوا من المسلمين ، إنما هي فرقة حدث أولها بعد موت رسول الله صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة .. وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر

    “Pendapat mereka (Yakni Nashrani) yang menuduh bahwa golongan Rafidhah (Syi’ah) merubah Al-Qur’an, maka sesungguhnya golongan Syi’ah Rafidhah bukan termasuk bagian kaum muslimin. Karena golongan ini muncul pertama kalinya setelah dua puluh lima tahun dari wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Syi’ah Rafidhah adalah golongan yang mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani dalam melakukan kebohongan dan kekafiran.” (Al-fahl fi al-Milal wa al-Nihal: 2/213)

    Beliau rahimahullah berkata lagi:

    ولا خلاف بين أحد من الفرق المنتمية إلى المسلمين من أهل السنة ، والمعتزلة والخوارج والمرجئة والزيدية في وجوب الأخذ بما في القرآن المتلو عندنا أهل .. وإنما خالف في ذلك قوم من غلاة الروافض وهم كفار بذلك مشركون عند جميع أهل الإسلام وليس كلامنا مع هؤلاء وإنما كلامنا مع ملتنا

    “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlus Sunnah, Mu’tazilah, Murji’ah, Zaidiyah, bahwa adalah wajib berpegang kepada Al-Qur’an yang biasa kita baca ini. . . . Dan hanya golongan Syi’ah ekstrim sajalah yang menyalahi sikap ini. Dengan sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi musyrik, menurut pendapat semua penganut Islam. Dan pendapat kita sama sekali tidak sama dengan mereka (Syi’ah). Pendapat kita hanyalah sejalan dengan sesama pemeluk agama kita.” (Al-Ihkam Fii Ushuuli Ahkaam: 1/96)

    Beliau berkata pula: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah menyembunyikan satu kata pun atau satu huruf pun dari syariat Ilahi. Saya tidak melihat adanya keistimewaan pada manusia tertentu, baik anak perempuannya atau keponakan laki-lakinya atau istrinya atau shahabatnya, untuk mengetahui sesuatu syariat yang disembunyikan oleh Nabi terhadap bangsa kulit putih, atau bangsa kulit hitam atau penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun rahasia, perlambang ataupun kata sandi di luar apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah kepada umat manusia. Sekiranya Nabi menyembunyikan sesuatu yang harus disampaikan kepada manusia, berarti beliau tidak menjalankan tugasnya. Barang siapa beranggapan semacam ini, berarti ia kafir. (Al Fashl: 2/274-275)

  114. dewi berkata:

    Mengapa ada kelompok orang2 yg hobbi mengkafirkan orang (merasa paling benar sendiri), apa kalian itu yang punya Mizan? Apakah kalian itu yg punya Surga dan Neraka? Apakah kalian itu tahu catatan amal orang2 Syiah shg kalian memvonis seperti itu? Jangan2 kalian tdk pernah membaca bahwa di AlQuran terdapat ayat yg isinya nanti ada sekelompok orang yg digiring ke neraka, lalu mereka bertanya “Tuhan, kemanakah orang2 yg dulu kami anggap sesat?”. Wah jangan2 nanti terbalik, yg dianggap sesat malah di Surga dan yg suka menyesatkan orang malah ke Neraka.

  115. hobs berkata:

    MasyaAllah, udah cukup jelas saudara2q seiman dan seaqidah (Ahli Sunnah) menjabarkan kesesatan syiah, insyaAllah banyak yg terjerumus bisa Taubat kepada Allah sebelum Ruh sampai dikerongkongan dimana sudah tidak ada lagi ruang untuk Taubat, dan Adzab Allah yang kekal bagi kaum kafir, musyrik dan munafiqin. Dan buat saudara2q yg selalu sabar untuk menasihati dalam Islam selalu mendapat Taufiq dan Balasan Jannah….

  116. ringkik turangga berkata:

    Konflik impor kok d bawa2 ke Nusantara yaa?

  117. ringkik turangga berkata:

    yang ngaku gak sesat itu kok gak mau berderma memberantas kemiskinan, memelihara anak yatim, …” siapa bilang ? sudah kami lakukan kok?” lho kalau sudah dilakukan kenapa yang di jalanan masih saja ada, sekolahan rusak, berarti gak kompak dan serentak ya?…dan gak berjamaah….lho yang kayak gini, yang cuma koar2 adu domba dan menyulut konflik horizontal, apa iya sebagai bagian dari orang yang di kasih petunjuk sama Allah?????…..

  118. abisyakir berkata:

    @ ringkik turangga…

    Memang Anda sudah beramal memberantas kemiskinan? Kalau sudah, mengapa di jalanan masih banyak orang miskin, anak terlantar, dan lain-lain? Anda ini aneh. Tidak membedakan antara amal manusia swasta/individu dengan tanggung-jawab negara.

    Lho yang membuat masalah itu kan Syiah. Mengapa mereka memusuhi agama kaum Sunni? Mengapa mereka tidak mengajarkan agama tanpa kekerasan, kebencian, permusuhan kepada kaum Sunni? Aneh Anda itu. Siapa provokator dan siapa korban, tak bisa membedakan.

    Admin.

  119. bambang berkata:

    Salam..

    Awal2 mau buka blog ini saya takut blog ini punyanya org syiah. Tapi ternyata setelah dibaca bukan. Alhamdulillah.
    Mengapa saya kira punya orang syiah? Karna judul yg diberikan seperti membenarkan ajaran syiah,
    “Kalau Syiah Sesat, Mengapa Boleh Masuk Tanah Suci?”
    Kata “Kalau” adalahlah kata sanggahan, ditambah dengan kalimat “Mengapa boleh..”
    Hingga judul diatas seperti meyakinkan pembaca bahwa syiah tidak sesat, karena boleh masuk tanah suci.
    Ini cuma masukan. Kalau ada salah dan mungkin menyinggung, saya mohon maaf sebelumnya. Kalau diterima, ini semua karna Allah semata. Salam..

  120. abisyakir berkata:

    @ Bambang…

    Tidak apa-apa Pak Bambang. Terimakasih, matur nuwun sanget, masukan-masukannya. Biasa, itu semacam “trik media”, membuat judul yang berkesan “kontradiksi”. Terima kasih.

    Admin.

  121. devotion berkata:

    assalamualaikum
    maaf sebelumnya saya hanyalah manusia biasa yang hanya bisa memberikan penadapat barangkali pendapat saya pun belum tentu benar karna sebagian besar kita ghazwul fikri.fitnah akhir zaman makin dekat kita adalah binatang percobaan sudut pandang media atau kita telah sibuk dalam indahnya mencari celah kesalahan suatu mazhab,islam yg dulu dikenal sebagai agama yg damai yg mengakui sesamya sebagai saudara sekarang lebih terbalik islam mudah di hasut di adu domba di selewengkan ,maka timbul orang2 yang skeptik terhadap islam bahkan sampai agnostik dan bahaya pada titik akhirnya adalah murtad
    “Janganlah kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu.” (QS. Al-Anfal: 46) # “Janganlah kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Rum: 31-32) # “Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhannya.” (QS. Hud: 118-119) # “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-An’am: 153)
    #barangsiapa menuntut ilmu karena hendak mendebat para,ulama, atau berbangga dihadapan orang bodoh,atau ingin perhatian orang tertuju padanya,maka allah akan memasukanya kedalam neraka. HR tirmidzi no 2654
    #perumpamaan orang mukmin dalam mencinta,menyayangi dan merasakan lemah lembut seperti satu tubuh manusia,jika salah satu anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuh akan merasakan gelisah dan sakit panas. HR bukhori dan musli.

  122. Surya berkata:

    Terus terang, timbul keraguan saja soalnya syiah identik dgn iran, sedangkan iran adalah musuh besar amerika n israel. Apakah bnr syiah ini sesat atau hnya fitnah AS/Israel krn bljr dr sejarah, AS dkk sudah sering membuat fitnah n rekayasa, memutar balikan fakta krn mrk memegang pers n media massa dunia. Contoh: dulu kita begitu bnci sadam krn dberitakan pembunuh massal dll, trnyta perang irak hnya mslah minyak belaka.

  123. Anonim berkata:

    masuklah kmu akan merasakan damai,aman,,,

  124. abisyakir berkata:

    @ Surya…

    Syiah musuh besar Amrik kan cuma dalam “opini media” saja. Kalau dalam kenyataan, Anda pernah mendengar skandal dunia “Skandal Iran Kontra”? Waktu itu Iran menjual minyaknya secara gelap ke Amerika; lalu hasil penjualan minyak digunakan oleh Kolonel Oliver Stone untuk membiayai para pejuang Kontra Nikaragua. Ini skandal hebat. Ternyata, sejak lama Iran sudah “ambung ambungan” dengan Amerika.

    Admin.

  125. It іs not my first time to pay a quick visit thіs weЬ page,
    i am visiting thiѕ web page dailly and take nicе infoгmation from Һеre all the time.

  126. Rifky berkata:

    Sy pikir penulis artikel di atas harus banyak belajar dulu ttg syi’ah….. Masih amat sangat rendah kualitas tulisannya….

Tinggalkan komentar