Maaf ya ini bukan vulgar, tapi memang untuk mengambil ibrah. Madzi itu semacam cairan kental yang biasanya keluar dari kemaluan laki-laki bila mengalami ketegangan (ereksi) dalam waktu lama. Ini biasa terjadi pada anak-anak muda.
===
CERITANYA, Ali bin Abi Thalib Ra sering mengalami hal itu. Tapi dia malu mau bertanya tentang hukum madzi kepada Rasul Saw. Lalu dia menyuruh Miqdad Ra, saudaranya, untuk bertanya. Lalu Nabi Saw memberi jawaban: Cukup dibersihkan kemaluan, lalu dipercik air 3 kali pada celana dalam yang terkena madzi.
===
HADITS ini banyak dibahas di bab THAHARAH (bersuci). Tapi ada hikmah luar biasa di balik hadits ini. PERTAMA, ternyata perkembangan seksual Salafus Saleh itu wajar. Anak-anak muda di zaman itu biasa mengalami “ketegangan”. KEDUA, kalau ada “ketegangan”, berarti ada sumber yang membuat “tegang” itu, yaitu lawan jenis. KETIGA, anak-anak muda di zaman Salaf tidak merasa asing melihat perempuan. Tidak ada aturan-aturan yang membuat perempuan “harus enyah” dari kehidupan sosial. Nah, inilah FITRAH PERADABAN ISLAMI. Yang selain itu adalah bid’ah yang diada-adakan.
===
Hadits madzi itu dikonfirmasi oleh banyak riwayat-riwayat lain. Misalnya kata Nabi Saw kalau kaum wanita mau shalat di masjid, jangan dilarang. Kalau ada wanita, menundukkan pandangan. Shaf terbaik bagi wanita adalah paling belakang, bagi laki-laki paling depan.
===
BAHKAN Al Qur’an menceritakan, kisah Nabi Musa As memilih berjalan di depan putri Syuaib karena semula sempat tersingkap pakaiannya. Ada kisah Yusuf digoda Zulaikha. Ada kisah Ratu Bilqis mengangkat roknya karena melihat lantai berkilau. Ada kisah dua putra Adam As berselisih tentang isteri.
===
Suatu hari Nabi Saw duduk-duduk bersama Shahabat Ra. Tiba-tiba beliau berdiri. Pulang ke rumah seorang isterinya. Tak lama kemudian keluar sambil bajunya basah kuyub setelah mandi. Para Shahabat merasa aneh, ada apa wahai Nabi? Lalu beliau cerita, saat lagi duduk-duduk, beliau melihat seorang wanita melintas. Tiba-tiba muncul syahwat beliau. Kemudian beliau salurkan syahwat itu ke isterinya. Kata Nabi, kalau kalian mengalami hal yang sama, lakukan seperti perbuatanku tadi. Dari itu Nabi pernah berkata: “Fi budh’i ahadikum shadaqah” (saat kamu bercampur dengan isterimu, itu sedekah).
===
JADI peradaban Islam itu wajar. Manusiawi. Bukan “mengenyahkan wanita” dari kehidupan. Wanita dijauhkan, tidak boleh dijumpai, malah mungkin saja direndahkan -seperti ajaran kaum Sodom dan Gomorah-.
===
Siapa mau menentang prinsip peradaban ini? Wong jelas-jelas. Sangat nyata. Tak ada keraguan lagi. Kalau tak percaya, silakan baca sendiri Kitabullah dan Sunnah. Baca sendiri !!!
===
PENDIDIKAN fitrah dalam Islam adalah tidak boleh mengeliminasi keberadaan kaum wanita. Karena hal itu adalah untuk MENJAGA LURUSNYA FITHRAH LAKI-LAKI. Tempat boleh dipisah, wanita pakai kerudung dan jaga etika; tetapi keberadaan mereka harus tetap nyata dalam struktur sosial masyarakat.
===
Ada sekelompok orang yang merasa LEBIH ALIM dari Nabi Saw dan Shahabat Ra. Mereka sok suci, lalu mendukung aturan “melenyapkan peran wanita” dari kehidupan. Ternyata, ujung-ujungnya terkena penyakit mental “kaum Sodom dan Gomorah”. Na’udzubillah wa na’tdzubillah min dzalik.
===
PERNAH TERJADI. Saat awal-awal masuk pesantren, ada SMS masuk dari teman anakku. Waktu itu dia liburan di rumah. Bahasanya, anak itu memanggil “sayang sayang” ke anakku. Kaget sekali rasanya. Aku tanya, siapa ini? Kok begini? Anakku jawab dengan terbata-bata, dengan wajah menunjukkan ketegangan besar. Ya Rabbi, andai kami tahu hal seperti ini; tentu kami akan jauhkan anak-anak kami dari semua ini.
===
SEJAK itu dan seterusnya, kami merasa mulai “kehilangan hati” anak kami. Dia mulai tertutup. Tidak mau terbuka. Dan sering berbohong. Ikatan hati antara orangtua dan anak semakin menjauh. Kami merasa ditinggalkan oleh LOYALITAS anak kami.
===
Nak, nak. Nanti di akhirat kami yang ditanya oleh Allah tentang diri kamu. Bukan kyaimu, ustadz, mudabbir, atau konsulatmu. Maka mudahkan urusan ayah ibu. Jangan menjadi sumber kekalahan bagi kami di akhirat. Nas’alullah al ‘afiyah.
===
Begitu perihnya hal ini kami rasakan. Kami tak mau beribu-ribu kaum Muslimin mengalami hal yang sama. Biarkan anakmu tumbuh normal layaknya laki-laki dan wanita sejati. Ilmu agama lebih berkah di atas jiwa fithrah, bukan di jiwa-jiwa menyimpang.
===
Sejahat-jahatnya perzinahan, sampai lahir bayi manusia. Itu masih lebih ringan dari penyakit “Sodom dan Gomorah”. Bayi hasil zina, bisa jadi hamba Allah yang saleh. Toh untuk beribadah kepada-Nya tidak ditanya “sertifikat DNA”. Tapi kelakuan “Sodom Gomorah” apa hasilnya? Hanya memuja seks dan mematikan proses berketurunan manusia.
===
Ingat wahai insan: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka mengibadahi-KU.” Adz Dzariyat 56. Penyakit “Sodom Gomorah” adalah musuh ayat ini. Waspadalah kalian!
Semoga bermanfaat.
(RealOne).