Beberapa Ayat untuk Para PENGKHIANAT

Agustus 27, 2014

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Berikut ini kami kutipkan beberapa ayat dari Al Qur’an Al Karim, spesial untuk mereka yang suka mengkhianati bangsa, mengkhianati masyarakat, mengkhianati amanat, mengkhianati kebenaran, mengkhianati agama, bahkan mengkhianati diri mereka sendiri.

Semoga ayat-ayat mulia ini menjadi semacam “kado berharga” untuk memperbaiki laku kehidupan. Amin.
* “Wa annallaha laa yahdi kaidal kha-inin”
(dan Allah tidak memberi petunjuk atas tipu daya para pengkhianat; Yusuf: 52).

* “Wa laa tujadil ‘anilladzina yahtanuna anfusahum, innalllaha laa yuhibbu man kaana khauwanan ‘atsima”
(dan janganlah kamu berdebat –untuk membela- orang-orang yang mengkhianati dirinya, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang banyak berkhianat dan berlumur dosa; An Nisaa’: 107).

* “Ya aiyuhal ladzina amanu laa takhunullaha wa rasula wa takhunu amanatikum wa antum ta’lamuun”
(wahai orang-orang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan mengkhianati amanat kalian sedangkan kalian mengetahui; Al Anfaal: 27).

* “Innallaha laa yuhibbul kha-inin”
(sesungguhnya Allah tidak menyukai para pengkhianat; Al Anfaal: 58).

* “Innallaha laa yuhibbu kulla khauwanin kafurin”
(sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang banyak berkhianat dan mengingkari nikmat; Al Hajj: 38).

* “Wa maa yahiqul makru as saiyi’u illa bi ahlih”
(tidaklah makar jahat itu akan menimpa, kecuali kepada pelakunya sendiri; Fathir: 43).

Dengan ayat-ayat ini dan semisalnya, dapat disimpulkan bahwa urusan para PENGKHIANAT itu tidak akan sukses, akan berakhir kekalahan, akan berujung penyesalan bagi pelaku dan pendukungnya. Mari sama-sama kita nantikan!

(Mine).  


Melepas Kepergian Sri Mulyani…Hiks Hiks

Mei 21, 2010

Dalam sebuah dialog dengan Wimar Witoelar di MetroTV, Sri Mulyani pernah menyebut karakter orang Indonesia dengan ungkapan, Short Memory Lost. Orang Indonesia pelupa, mudah melupakan kenyataan-kenyataan yang sebenarnya belum lama berlalu. Dan saya melihat, kenyataan itu terjadi lagi dalam kasus Sri Mulyani saat ini.

Selama berbulan-bulan media massa menampilkan liputan seputar kerja Pansus Bank Century di DPR, sampai sidang paripurna DPR RI yang menghasilkan rekomendasi opsi C, nama Sri Mulyani dan Boediono menjadi bulan-bulanan media massa. Para demonstran di jalanan menggambarkan sosok Sri dan Boed sebagai drakula, dengan taring tajam, dan lelehan darah dari mulutnya. Juga ada yang menampilkan “Mbak Sri” dalam tampilan narapidana di balik penjara, dengan memakai baju-celana belang-belang (seperti ular Weling).

Tapi kini, ketika Sri Mulyani lengser dari kursi Menkeu dan siap berangkat menjadi pejabat di Bank Dunia, semua orang tiba-tiba menaruh belas kasihan, merasa sayang kepada Mbak Sri, merasa memiliki, memujinya setinggi langit, memberikan forum terhormat baginya untuk pamitan, serta membuat aneka rupa testimoni tentang kehandalan “the best finance minister” itu. Salah satu contoh, J. Kristiadi, tokoh elit CSIS, dalam salah satu liputan di MetroTV, dia dengan terang menyalahkan bangsa Indonesia yang tidak bersikap ramah kepada tokoh jenius seperti Sri Mulyani, sehingga wanita satu ini akhirnya diambil oleh Bank Dunia.

"Jangan Menangis, Bulek!"

Entah apa rakyatnya yang memang ingatannya pendek, atau media-media massanya yang bego ya. Sri Mulyani dengan segala kiprahnya adalah FAKTA yang jelas, tidak samar lagi. Dia adalah operator ekonomi Neolib di Indonesia, bersama Boediono, dan para pendukungnya. Apa yang bisa dibanggakan dari ekonomi Neolib? Ia adalah tatanan ekonomi yang membuat kekayaan bangsa Indonesia semakin deras dijarah oleh orang-orang asing. Ekonomi Neolib sangat ramah kepada kaum elit yang kaya-raya, tetapi sangat menindas rakyat kecil.

Pada hakikatnya, ekonomi Neolib sama persis dengan EKONOMI FEODAL di jaman Belanda dulu. Ketika itu Belanda sebagai dominator pengeruk kekayaan nasional. Operasi penjarahan oleh Belanda ini difasilitasi oleh kalangan Bangsawan (Ningrat) yang oleh banyak orang disebut kaum “priyayi” (ambtenar). Mereka adalah kalangan bangsawan, kaya, anti kemerdekaan, dan mengabdi kepentingan kolonialis. Kenyataan yang sama terjadi di Indonesia ini, di jaman Orde Baru dan terutama setelah Reformasi, sebagian elit priyayi menjadi makelar-makelar penjajahan kekayaan nasional oleh orang-orang asing. Kalau dulu penjajahnya cuma Belanda, kalau kini banyak sekali: Amerika, Inggris, Belanda, Jepang, Korea, China, Singapura, Jerman, Perancis, Bank Dunia, IMF, dan sebagainya.

Adapun untuk menghibur rakyat Indonesia (sekaligus memperdaya akal mereka), rakyat Indonesia cukup diberi beberapa model hiburan: Tontonan TV, fantasi dengan rokok, sepakbola, dan MSG. Kalau kita cermati dengan teliti, konstruksi ekonomi Indonesia saat ini tak ada bedanya dengan masa penjajahan Belanda dulu. Malah ketika itu, kondisinya belum separah dan serumit saat ini.

Apa yang bisa dibanggakan dari seorang Sri Mulyani? Dia ini bisa dikatakan merupakan salah satu “priyayi” yang menjadi operator praktik penjajahan ekonomi di Indonesia, oleh kekuatan asing. Kalau kini dia direkrut oleh Bank Dunia, apa yang aneh? Toh, sebelumnya dia menjadi kaki-tangan IMF.

Sekedar ingin mengingatkan fakta-fakta “masa lalu” tentang betapa bobroknya moralitas seorang Sri Mulyani di hadapan rakyat dan bangsa Indonesia. Semoga media-media massa mau sedikit berubah dari ke-bego-an mereka. (Nyari duit sih boleh, tapi jangan keterlaluan dong dalam membohongi masyarakat!).

(=) Nama besar Sri Mulyani mulai berkibar ketika terjadi Krisis Moneter 1997. Dia waktu itu dikenal sebagai pakar ekonomi dari UI. Saya masih ingat, penampilan Sri Mulyani waktu itu “belum didandani” seperti sekarang. Mungkin ketika itu, gaji dia belum cukup untuk membiayai “kebutuhan pencitraan”.

(=) Sri Mulyani ketika masa-masa Krisis Moneter waktu itu sangat kritis pemikirannya. Dia bependapat supaya perbaikan ekonomi nasional dilakukan dengan cara-cara radikal. Sri ketika itu juga kencang dalam mengkritik pendekatan ekonomi yang ditempuh IMF. Pendek kata, Sri Mulyani bersinar bintangnya seiring munculnya badai Krisis Moneter.

(=) Setelah tahun 1998, Soeharto lengser dari kursinya. Ketika itu nama Sri Mulyani tiba-tiba hilang dari peredaran. Jarang sekali media-media massa menyebut namanya. Kemanakah “Jeng Sri”? Ternyata, dia telah bekerja menjadi seorang pejabat tinggi IMF. Seingat saya, dia menjadi supervisor IMF untuk wilayah Asia-Pasifik. Oh ala, ternyata Sri Mulyani bekerja di IMF, pihak yang pernah dia kritik ketika Krisis Moneter terjadi.

(=) Perlu diingat, yang membidani kehancuran ekonomi nasioanal, dan keterpurukan Indonesia seperti saat ini adalah IMF. Butir-butir LOI (Letter of Intends) yang disepakati antara Indonesia dengan IMF itulah yang menghancurkan ekonomi kita dan merusak fundamental ekonomi yang susah-payah dibangu7n sejak tahun 70-an. Dalam LOI dengan IMF itu, Indonesia bukan saja diharuskan tunduk kepada aturan-aturan IMF, tetapi negara ini sesungguhnya telah DIBELI KEDAULATAN-nya oleh IMF. Bayangkan, sampai untuk urusan jual-beli rotan saja, IMF ikut campur mengatur. (Untung untuk masalah jual-beli terasi, ikan asin, dan kerupuk, IMF tidak ikut-ikutan).

(=) Demi Allah, Rabbul ‘alamiin, Rabus Samawaati wal ardh, IMF itulah sumber kehancuran ekonomi Indonesia. Akibat perjanjian dengan IMF, Pemerintah RI harus mengeluarkan BLBI yang kemudian membuat negara ini kehilangan dana sebesar 500-600 triliun rupiah (100 kalinya dana Bank Cenmtury). Nah, BLBI ini menjadi sumber kehancuran ekonomi yang susah diobati sampai saat ini. Jika ada “Dajjal Ekonomi” yang sukses besar merusak kehidupan rakyat Indonesia, itulah IMF.

(=) Sebagai supervisor IMF, Sri Mulyani sangat tahu tentang penerapan butir-butir LOI, dalam rangka melucuti kedaulatan ekonomi Indonesia, memperbesar praktik penjajahan asing, serta memupus harapan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Sri sangat tahu itu, sebab dia menjadi supervisor Asia-Pasifik. Dan dia digaji oleh IMF untuk mengawasi praktik penjarahan ekonomi di negaranya sendiri. (Luar biasa, rasanya muntah kalau membayangkan rizki yang diterima Sri Mulyani dari gaji-gaji yang dia peroleh di IMF itu. Na’udzubillah wa na’udzubillah, ya Allah lindungi kami dan anak keturunan kami dari menerima rizki kotor dari tangan para penjajah keji. Amin Allahumma amin).

(=) Ketika Sri Mulyani menjadi Menkeu di era SBY, dia sangat kejam dalam menerapkan kebijakan pemotongan subsidi BBM, sehingga hal itu menjadi hempasan keras yang memiskinkan rakyat ke sekian kalinya. Di mata Sri Mulyani, nilai rakyat Indonesia hanyalah sekedar ANGKA belaka. Termasuk kebijakan memotong subsidi untuk perguruan tinggi, memperbesar kewajiban pajak, memberikan segala rupa keistimewaan perlakuan kepada para investor asing, dll. Bahkan yang paling kacau adalah kebijakan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Ternyata bantuan ini sumbernya dari dana hutang Bank Dunia. Allahu Akbar.

(=) Setelah satu periode Kabinet SBY berakhir pada 2009 lalu, ternyata diperoleh data baru posisi keuangan negara. Hutang luar negeri Pemerintah naik dari posisi sekitar Rp. 1300 triliun menjadi sekitar Rp. 1700 triliun; ada kenaikan hutang selama 5 tahun Kabinet SBY sebesar Rp. 400 triliun. Dan kini kabarnya naik lagi lebih tinggi.

(=) “Prestasi” lain dari Sri Mulyani yang layak dicatat ialah besarnya kepemilikan SUN (Surat Utang Negara) di tangan asing. Dalam setahun, katanya negara harus mengeluarkan dana sekiatar Rp. 60 triliun untuk membayar bunga kepada para pemegang SUN itu.

(=) Dan lain-lain.

Jadi, adalah sangat dusta kalau kita lalu memuji-muji Sri Mulyani. Tokoh ini bahkan sudah pantas disebut sebagai PENGKHIANAT NEGARA, bersama Si Boed dan kawan-kawan. Mereka ini andilnya sangat besar dalam menyengsarakan kehidupan rakyat Indonesia.

Dari sisi pintar, mahir bahasa inggris, penampilan modis, tegas bicara, tahan mental, bergaji tinggi, berwawasan global, dll. ya okelah kita akui, Sri Mulyani orangnya. Tapi dari sisi moralitas dan kontribusinya bagi kebaikan hidup rakyat Indonesia, reputasi Sri Mulyani sangat mengerikan.

Tidak berlebihan kalau saya menasehatkan kepada kaum Muslimin: “Jika Anda mendengar nama Sri Mulyani diucapkan, atau Anda melihat gambar dia di TV atau koran, ucapkan ‘audzubillah minas syaithanir rajiim‘.” Tokoh satu itu bukan lagi masuk alam manusia, tapi sudah selainnya.

Kini Sri Mulyani siap disambut dengan kalungan bunga, di kantor Bank Dunia sana. Tapi yakinlah, semua itu hanya basa-basi saja. Alam semesta, langit-bumi, beserta benda-benda langit yang demikian banyak, beserta hewan-hewan di daratan dan lautan, mereka mengutuk orang-orang zhalim yang menyengsarakan kehidupan jutaan kaum Muslimin, sehingga mereka hidup menderita lahir-bathin, dunia Akhirat.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

AMW.


Boediono = Anggota Dewan Gubernur IMF ???

Juni 6, 2009

Sebuah berita amat sangat mengejutkan mencuat dari sebuah editorial di eramuslim.com.  Judulnya: “Amin: Boediono Harus Keluar dari IMF”. (Eramuslim.com, 27 Mei 2009). Merujuk kepada informasi yang disampaikan Amien Rais di Republika, disebutkan bahwa Boediono yang saat ini menjadi Cawapres SBY ternyata berstatus: Anggota Dewan Gubernur  IMF.

Benarkah ini kawan? Apakah ini nyata atau mimpi? Apakah ini dusta atau black campaign? Apa ini fitnah, ghibah, mengadu domba, atau iri dengki? Atau mungkin semacam igauan gitu?

Lebih jelasnya, berikut kutipan dari eramuslim.com:

Namun, ada masalah yang dikemukakan oleh Amin, yang patut menjadi pertimbangan seluruh bangsa Indonesia, yang menentukan pilihan di pilpres nanti, ternyata menurut Prof.Dr.Amin Rais, ternyata Boediono, tak lain adalah anggota Dewan Gubernur IMF, per tanggal 21 Mei 2009, sebuah badan tertinggi pengambil keputusan di IMF. Amin mengatakan, ‘Bodeiono harus bisa memberikan bukti dengan cara menarik diri dari IMF, WTO dan lembaga-lembaga asing lainnya. Saya tidak ingin SBY-Boediono menerapkan paham Neolib’, ujar Amin, ketika menyampaikannya di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hotel Sultan, kemarin. (Republika, 27/5/2009).

Bahkan menurut suatu sumber, ketika Boediono terpilih sebagai Cawapres SBY, seorang pejabat Bank Dunia (World Bank) seketika memberikan ucapan selamat. Kutipannya sebagai berikut:

Pantas, menurut seorang tokoh yang belum lama ini, menyampaikan kepada redaksi Eramuslim, (Boediono) mantan Gubernur BI yang terpilih menjadi cawapres oleh SBY ini, mendapatkan ucapan selamat dari Robert Zullick, Direktur World Bank (Bank Dunia), dan ini hanya menggambarkan betapa posisi Boediono, sangat penting.

Wah, kalau benar Boediono sebagai anggota Dewan Gubernur IMF, berarti bangsa Indonesia bukan lagi menghadapi “isu NEOLIB”, tetapi langsung berhadapan muka dengan Mbah-nya ekonomi Liberal. Ini bukan isu NEOLIB lagi Pak SBY, tetapi jantungnya sistem Liberal, permata hatinya jiwa Kapitalisme. Wah, bangsa Indonesia, khususnya kaum Muslimin jangan mau diam menghadapi kenyataan ini.

Jika benar info yang disampaikan Amien Rais, konsekuensinya sangat berat:

[1] Berarti SBY-Boediono selama ini melakukan kebohongan publik luar biasa. Deklarasi di Sabuga ITB itu berarti isinya kebohongan semua. Semua dalih, celoteh, dan kampanye Pilpres dari SBY, berarti isinya bohong juga.

[2] Berarti Pemerintah SBY membohongi masyarakat dua kali. Sudah mengatakan, mereka bukan NEOLIB, juga mereka selama ini mengklaim sudah keluar dari IMF. Sudah keluar apa? Wong, Cawapres SBY disebut anggota Dewan Gubernur IMF. Keluar kerjasamanya, tetapi tidak keluar garis kebijakannya.

[3] Dalam salah satu syarat pencalonan sebagai Presiden menurut versi KPU, kandidat Presiden bukanlah seorang pengkhianat bangsa. Kalau Boediono terbukti anggota Dewan Gubernur IMF dan dia tidak menceritakan diri secara jujur kepada masyarakat luas, berarti dia seorang pengkhianat. Batal pencalonannya sebagai Cawapres.

[4] Karena SBY-Boediono didukung oleh partai-partai berlabel Islam, maka hukumnya HARAM mendukung partai-partai itu, sebab mereka selama ini membela liberalisasi ekonomi melalui SBY-Boediono. Setiap Muslim berdosa mendukung partai-partai berlabel Islam itu dan akan mendapatkan sanksi dari Allah atas perbuatannya mendukung liberalisasi ekonomi melalui pasangan SBY-Boediono.

[5] Kalau nanti SBY-Boediono jadi terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, maka Indonesia akan masuk dalam suasana kelam krisis ekonomi seperti tahun 1997 lalu. Ketika itu, titik awal kehancuran ekonomi kita ketika Soeharto menanda-tangani Letter of Intends dengan IMF (Michael Camdessus). Berarti alamat kehancuran ekonomi akan terjadi lagi untuk kesekian kalinya.

Maka sekarang Ummat Islam harus memastikan kebenaran informasi yang disampaikan Amien Rais itu. Benarkah Boediono menjadi anggota aktif Dewan Gubernur IMF per 21 Mei 2009? Kalau benar, berarti dia adalah seorang PENGKHIANAT BANGSA dan harus dibatalkan pencalonannya sebagai Cawapres, sesuai UU Pemilu yang menjadi acuan KPU selama ini.

Berkorban menyelamatkan harta Ummat, sekalipun taruhannya adalah kematian, maka status kematian itu adalah Syahid di jalan Allah. Saudaraku, pelihara harta-benda Ummat-mu, untuk masa depan anak-cucu kaum Muslimin nanti. Cukup sekali saja kita diobrak-abrik oleh IMF yaitu saat krisis ekonomi 1997 itu. Selebihnya mari kita selamatkan masa depan Islam dan kaum Muslimin dengan segala usaha yang kita mampu!

Wallahu A’lam bisshawaab.

== Joko Waskito bin Buang ==