Bismillahirrahmaanirrahiim.
Ada sesuatu yang SANGAT KRITIKAL pada situasi yang dihadapi jamaah Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir saat ini. Kalangan Salafi banyak yang menyerukan para pendukung IM agar tidak demonstrasi, agar menerima hasil kudeta, agar mereka pulang ke rumah masing-masing.
Seruan Salafi “Mulukiyah” ini sangat berbahaya, karena bisa menimbulkan bencana yang lebih hebat lagi bagi IM di Mesir, bagi gerakan-gerakan Islam di Mesir, bahkan bagi gerakan Islam di seluruh dunia.
Kok bisa begitu? Bagaimana memahaminya? Adakah koneksitas kausalitasnya?
[1]. Kalau IM mundur, jelas mereka akan dihabisi oleh militer Mesir dan seluruh jajaran kekuatannya. Mengapa demikian? Karena militer Mesir sudah tahu kekuatan IM, sudah tahu tabiatnya, dan perlawanan mereka secara politik ke jajaran militer. Militer Mesir sangat tahu bagaimana sikap IM kepada rezim militer Mesir; IM tidak menyukai militer, ingin mengamputasi kekuatan politik militer, ingin mengembalikan militer ke barak. Maka itu, kalau para pendukung Presiden Mursi pulang ke rumah masing-masing dan melupakan kejadian yang sudah-sudah; itu sama artinya mereka “menyerahkan nyawa” ke militer.
[2]. Kalau IM mundur, mereka akan dihabisi oleh militer Mesir, para pemimpin ditangkap/ditahan, para aktivis dipenjara, para pembangkang dibunuh, aset-asetnya akan dirampas, dan seterusnya. IM akan dijadikan “partai terlarang”, sejenis “musuh negara” atau “teroris”. Ini sangat berbahaya.
[3]. Setelah militer berhasil menumpas IM, maka cara yang sama akan digunakan untuk memerangi gerakan-gerakan Islam lain; terutama yang kekuatannya lebih kecil dari IM. Ini bisa jadi efek berantai. Kalau IM berhasil ditumpas di basisnya di Mesir, maka gerakan militer (dengan didukung koalisi Barat, sekuler-liberal, dan raja-raja jahiliyah Arab) akan terus merambah ke gerakan-gerakan Islam lain. Sangat mungkin gerakan “non Jihad” seperti HT atau Jamaah Tabligh juga bisa jadi sasaran.
Apa yang dikatakan ini bukan isapan jempol belaka. Kita bisa berkaca pada Tragedi FIS di Aljazair. Ketika kemenangan FIS dirampas, lalu rakyat Aljazair menyerahkan urusan ke tangan militer, akibatnya FIS ditumpas, dihabisi, benar-benar dihancurkan. Saat kini kita tak pernah lagi mendengar nama FIS dan kiprahnya dalam kehidupan Umat Islam.
Begitu juga…dulunya IM ditumpas oleh Hafezh Assad di Suriah. Lalu IM memilih “mundur” dan tidak melawan Assad. Akibatnya struktur IM di Suriah benar-benar dihancurkan oleh Assad. Sejak itu IM tidak pernah terdengar lagi di Suriah. Bahkan kemudian kekejaman Hafezh Assad dilanjutkan anaknya, Basyar Assad, dimana kedua manusia itu sama-sama terlaknatnya; karena tangannya berlumuran darah kaum Muslimin dan Mukminin.
Maka pilihan bagi IM saat ini hanya satu saja: “Teruskan revolusi untuk menumbangkan rezim militer Mesir!” Jangan mundur atau menyerah, tapi teruslah membangun gerakan politik untuk memulangan Jendral As Sisi ke pintu-pintu Jahannam. (Amin Allahumma amin).
Ummat Islam sedunia perlu mendukung gerakan IM di Mesir, dengan segala dukungan yang memungkinkan. Sebenarnya konsentrasi kaum Muslimin saat ini ke Suriah dan Myanmar. Tapi karena urgen-nya perjuangan Mesir ini, maka perhatian harus dicurahkan kesana.
Sadarilah… Jendral As Sisi dan para pendukungnya tidak sedang memerangi Ikhwanul Muslimin; tetapi mereka menjadi kepanjangan tangan New World Order untuk melibas gerakan Islam secara keseluruhan.
Bantulah para pejuang Islam di Mesir. Jangan sampai mereka mundur, lalu gerakan Islam disikat oleh militer dimana-mana. Na’udzubillah min dzalik, wa nas’alullah al ‘afiyah fid dini wad dunya wal akhirah. Amin ya Rabbal ‘alamiin.
Mine.