Selamat Pagi, Pak! (dialog fiktif)

April 5, 2017

Wartawan: “Selamat pagi, Pak Kombes,”

Polis: “Selamat pagi,”

Wartawan: “Kami mendapat informasi, polisi menangkap Mr. X dengan tuduhan makar. Benarkah demikian?”

Polis: “Memang benar demikian. Kami menangkap Mr. X setelah mendapat cukup bukti bahwa X diduga hendak makar dan berniat menggulingkan pemerintahan yang sah, lalu mendirikan negara ISIS di sini.”

Alat Makar Berbahaya

Wartawan: “Bukti-bukti apa yang bapak dapat?”

Polis: “Kami menemukan uang tunai sebesar 18 juta, beberapa lembar slip pengambilan uang dari bank, serta stroke belanja Carref**r di dalam kantong celana tersanga,”

Wartawan: “Luar biasa! Bagaimana bapak bisa mengambil kesimpulan bahwa tersangka hendak makar dengan barang-barang bukti tersebut?”

Polis: “Pertama, di struk belanja, kami temukan pembelian 2 buah panci. Ini kan aneh sekali. Untuk apa seorang laki-laki berbelanja begitu banyak panci?”

Wartawan: “Lalu uang tunai 18 juta. Kami menduga bahwa uang tersebut adalah sebagian uang revolusi yang berhasil dikumpulkan. Uang tunai, lalu panci! Tidak perlu orang cerdas untuk menyimpulkan ada niat makar dari dua temuan barang bukti tersebut. Cukup kami-kami saja,”

Polis: “Kami memperkirakan, tersangka butuh setidaknya 3 miliar untuk menggulingkan pemerintahan yang sah,”

Wartawan: “3 miliar? Luar biasa! Dalam US Dolar atau Euro, Pak?”

Polis: “Rupiah dong. Kita sedang bicara rupiah,”

Wartawan: “Hah? 3 miliar rupiah? Uang segitu buat kampanye jadi bupati saja kurang Pak. Apa mungkin cukup untuk menggulingkan pemerintahan sebuah negara? Bapak yakin 3 miliar rupiah?”

Polis: “Anda meragukan keterangan saya?”

Wartawan: “Saya tidak berani Pak. Oh iya, apa yang mereka rencanakan dengan dana sebesar itu?”

Polis: “Mereka sepertinya akan bergerilya. Masuk ke DPR melalui gorong-gorong, lalu menguasai dan mengambil alih gedung DPR/MPR. Setelah menguasai dewan, mereka kemudian bergerak ke Istana Negara juga melalui gorong-gorong, masuk melalui septictank, tembus ke toilet Istana, kemudian mandi sebentar untuk bersiap-siap menggulingkan pemerintahan yang sah. Untunglah sebelum terlaksana, aksi mereka berhasil kami gagalkan,”

Wartawan: “Dengan dana 3 miliar rupiah, kita-kira senjata apa yang akan mereka gunakan dalam menghadapi pasukan negara dan kepolisian?”

Polis: “Selain bom panci, kami menduga mereka juga menggunakan senjata rakitan dan bambu runcing. Untuk sementara, kami baru menemukan dua panci, dan 18 juta uang tunai. Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti lainnya,”

Wartawan: “Luar biasa kinerja kepolisian. Terimakasih Pak Kombes untuk wawancaranya. Selamat siang Pak!”

.

.

Sumber: Ibnu Hari Wibowo, efbi.


Ada Apa dengan Fahri Hamzah ???

April 10, 2016

 

Ada apa ya?

Kenapa dengan Bung Fahri?

Apa beliau dipecat?

Dilengserkan?
Jadi korban konspirasi?

Hormati Keputusan Internal Sebuah Partai

Hormati Keputusan Internal Sebuah Partai

Jadi korban politik Devide Et Impera?

Jadi korban atau pemakan korban?

Jadi pesakitan atau menyakiti?

Jadi subyek atau obyek?

Entahlah…

Kami tidak tahu.

Maklum, bukan pengurus PKS.

Kami hanya bisa berharap…

Bung Fahri baik-baik saja.

PKS baik-baik saja.

Ummat Islam baik-baik saja.

Para pembaca juga baik-baik saja.

Amin amin ya Rabb.

.

Enak begini kan?

Kalau tidak tahu, ngaku tidak tahu.

Tidak menduga-duga.

Tidak spekulasi.

Tidak nambah keributan.

Betul gak sih?

Betul ya…

.

“Betul, betul, betul!” kata Upin.

 

(Smile).


Hutang Luar Negeri Kita

Juli 15, 2015

HUTANG LUAR NEGERI KITA

>> Menurut data Bank Indonesia, posisi hutang luar negeri kita pada Juni 2015 adalah: 300 Miliar Dolar atau Rp. 3.988 Triliun (sekitar 4000 Triliun Rupiah; dg kurs Rp. 13.300/dolar).
>> Persentase hutang, 45% hutang pemerintah; 55% hutang swasta.
>> PERBANDINGAN: Saat Menteri Ekuin Hatta Radjasa, pada era kedua SBY, hutang luar negeri kita mencapai sekitar Rp. 2.025 Triliun. Jadi ada kenaikan hutang dalam 2 tahun terakhir sekitar 2000 TRILIUN.
>> SEMUA hutang ini dibebankan kepada RAKYAT INDONESIA untuk menanggungnya; melalui upah rendah, pajak tinggi, harga-harga mahal, BBM naik, dan seterusnya.
>> SEANDAINYA Anda sekarang berjalan 100 m keluar rumah, dengan pakaian biasa, tanpa bawa uang sepeser pun; saat itu pun SEJATINYA Anda sedang ikut memikul beban hutang ini.
>> Ya Allah berikan hidayah dan taufik kepada semua pemimpin bangsa, agar mereka BERHENTI MENZHALIMI bangsa & rakyat negeri ini. Ya Allah perbaiki hati-hati mereka agar melaksanakan amanat, keadilan, dan kebajikan.
>> Amin amin Allahumma amin.

JUJUR LEBIH BAIK

>> Menko Ekuin Sofyan Djalil mengatakan, posisi hutang luar negeri Indonesia masih aman. Masih lebih baik dari Yunani.
>> Hutang Indonesia senilai 26% PDB, sedang Yunani mencapai 200% PDB. PDB = Produk Domestik Bruto. Penghasilan kotor negara.
>> SISI KRITIK: Yunani adalah negara Eropa kecil, miskin. Tidak punya hasil tambang, lautan, hutan luas, tanam-tanaman sekaya Indonesia.
>> SISI LAIN, ini yang paling parah, nilai PDB itu meliputi penghasilan semuanya, termasuk hasil perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Hasil mereka tentu diboyong ke negeri asalnya.
>> ANDAI mau jujur. Harusnya diambil perbandingan antara HUTANG LUAR NEGERI dan rata-rata INCOME PER KAPITA rakyat Indonesia. Dijamin para pemimpin tak akan berani.
>> SEMUDAH manusia bermain angka, untuk menutupi realita yang rata-rata rakyat tidak mengerti.
>> Nas’alullah al ‘afiyah.

AMPUNI KAMI YA ALLAH…

>> MESKIPUN, hutang LN kita sudah menyentuh angka 4000 Triliun.
>> TAPI, kata Menko Ekuin, Indonesia MASIH BISA pinjam sampai 5.500-an Triliun. Astaghfirullah…
>> SPONGEBOB: “Kita ngutang, dan kita bangga.”
>> KATANYA…hutang-hutang itu untuk BELANJA INFRASTRUKTUR.
>> PADAHAL siapa nanti yang akan menikmati infrastruktur itu? Pasti orang-orang asing lagi kan? Kita biasanya hanya sebatas “meramaikan”.
>> “Rabbana laa tusallith ‘alaina man laa yarhamuna.” Ya Allah jangan jadikan pemimpin kami orang yang tidak mengasihi kami. Amin Allahumma amin.

(NgenesBro).


Maniak Ceramah…

Mei 28, 2015

>> Ceramah, bagi orang Indonesia, akan terasa begitu keren, hebat, dapat menghasilkan uang lagi.

>> Seorang penceramah akan dipandang “berilmu”, harga diri naik, gengsi sosial juga semakin oke.

>> Kadang seorang penceramah dapat honor alias amplop. Tapi kadang juga “garingan” alias hanya diberi sebotol aqua gelas.

>> Posisi mentereng saat berceramah, membuat banyak orang jadi rebutan. Terutama bapak-bapak senior yang dulu di masa mudanya “kurang bahagia” dan “kurang dikenal kiprahnya”.

>> Hingga mimbar seperti Khutbah Jumát, ceramah Ramadhan, atau ceramah Shubuh pun, menjadi idaman banyak lelaki… (halah kok pakai bahasa alay sih).

>> Kalau para penceramah itu berilmu, pintar komunikasi, pengalaman berbicara; tentu sangat tidak masalah, bahkan sangat baik buatnya. Tapi kebanyakan penceramah amatiran ini kan kurang ilmu; gaya komunikasi seadanya; bahkan mengerti masalah saja kadang tidak. Ini sumber masalah serius.

>> Jujur saja, kadang kami jadi “malas” ikut Jumátan gara-gara para penceramah amatiran ini. Tapi karena tahu bahwa Jumátan itu wajib bagi laki-laki, ya dipaksakan hadir. Meskipun haduh…gimana ya rasanya.

>> Kalau para penceramah amatiran itu tahu diri masih lumayan. Lha biasanya, mereka sudah kurang berilmu, sudah begitu sering menghalang tampilnya anak-anak muda yang lebih baik kualitasnya. Maunya, mimbar ceramah dia kekep sendiri. Tidak boleh untuk anak-anak muda. Katanya, “Jangan. Nanti jadi saingan!

>> Inilah kondisi yang sangat menyedihkan di tengah Ummat kita. Banyak orang sok pandai berceramah, padahal sejatinya mereka belum layak berdiri di atas mimbar.

>> Alangkah baik kalau budaya “maniak mimbar” ini dibereskan. Minimal dikurangi. Terimakasih.

(Admin).

 


JASMERAH dan JASHIJAU

Mei 10, 2015

>> Di masa lalu, Ir. Soekarno kemukakan sbuah slogan hebat JASMERAH. Artinya: “JAngan Sekali-kali MElupakan sejaRAH.” Ini lalu jadi slogan umum.

>> Filosof mengatakan: “Sebuah bangsa yang tidak peduli dengan sejarah, dia tak punya masa depan.”

>> Al Qur’an dan As Sunnah banyak skali bicara tentang SEJARAH kaum terdahulu, agar kita mereguk hikmah & renungan.

>> Tapi kenapa mesti JASMERAH? Mengapa bukan jas kuning, coklat, hitam, atau ungu? Ya karena “jas merah” identik warna PNI (partai Soekarno). Lihat PDIP merah juga. Partai komunis juga pakai warna merah.

>> Perlu juga kiranya kita kemukakan slogan JASHIJAU. Dalam kultur Nusantara, warna hijau menandakan warna Islam. Identik dengan warna DAUN dan ALAM NATURAL.

>> JASHIJAU…JAngan Sekali-kali HIlangkan JAsa Ummat (Islam).

>> Tiada Indonesia tanpa Islam. Kalau agama mayoritas bukan Islam, bangsa ini sudah TERPECAH BELAH sejak dulu. Karena kita ini MULTI KULTUR & ETNIS.

>> Saat Indonesia berbentuk RIS, pemimpin Masyumi, M. Natsir, galang dukungan agar kita kembali ke format NKRI. Itu dikenal sebagai MOSI INTEGRAL NATSIR.

>> Dalam perjuangan kontra kolonial dan kemerdekaan; Ummat Islam tak henti-henti mempersembahkan patriot, pahlawan, dan syuhada. Atas fakta itu lalu Ummat Islam “diberi hadiah” dengan adanya DEPARTEMEN AGAMA.

>> Tiada Indonesia tanpa Islam. Tiada NKRI tanpa jasa Ummat Islam.

>> Bila kini ada gerakan MASSIF & SISTEMIK untuk menyingkirkan Islam dari kehidupan bangsa dan negara. Maka kami katakan: “JASHIJAU… Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ummat!”

>> Dalam pertarungan politik masa kini, jangan ragu kemukakan: J.A.S.H.I.J.A.U.

>> Kata Nabi SAW: “Tidak bersyukur kepada Allah, siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia.”

Bumi Allah, 3 Mei 2015.
AM. Waskito.


Karena Kita Kaum Penakut…

Mei 10, 2015

* SATU faktor besar yg membuat kaum Muslimin di negeri ini MARTABAT-nya rendah, dinista kaum-kaum lain, karena karakter PENAKUT.

* Kita dizhalimi, diam saja. Dirugikan, tinggal terima. Ada korupsi, dimaklumi. Diinjak laras panjang, sudah gemetaran. Keadilan dilecehkan, meneng wae. Sedikit ditekan, sudah trauma.

* Kita mengaku menyembah PENGUASA semesta. Berteladan NABI paling mulia. Membaca sejarah para PAHLAWAN. Sehari-hari tak lepas SHALAT 5 WAKTU. Tapi kenapa: Kelakuan kayak banci? Penakut, pengecut, tidak punya nyali?

* Katanya, RABB-nya ALLAH TA’ALA, tapi menghadapi segelintir manusia saja takut?

* Ingat kaidah ayat ini: “Wa in ta-lamuna fa innahum ya-lamuun, wa tarjuna ilallahi maa laa yarjuun” (kalau kalian merasai sakit, mereka (org kafir) juga sakit; akan tetapi kalian bisa berharap kepada Allah apa yg tidak bisa mereka harapkan). Surat An Nisaa’.

* Semua kaum merasai sakit, bukan hanya kita saja. Tapi sebagai Muslim kita bisa berharap RAHMAT, AMPUNAN, PERTOLONGAN, serta SURGA Allah Ta’ala. Semua itu tak bisa diharapkan oleh orang kafirin.  

* Masalah utama kita bukan ilmu, karena ilmu sudah tersebar luas. TAPI masalah kita adalah LENYAPNYA NYALI. Tumbuhnya karakter penakut, pengecut, lemah mental.

* Itulah yg dikatakan oleh Nabi Saw sebagai PENYAKIT AL WAHN: gila dunia & takut mati.

* MARI BERUBAH SAUDARAKU. Anda punya IZZAH (proudness) sebagai hamba RABB alam semesta. Apakah Sang Rabb akan meninggalkan hamba-Nya? Hayati Saudaraku, hayati. Bagaimana kita takut, sedangkan di belakang kita adalah RABB alam semesta.

* DIA di sana, di langit tertinggi, di atas ARASY, selalu mengawasi keadaan hamba-Nya. Dia tak meninggalkanmu, wahai Saudara budiman. Engkau yg selalu menjaga shalatmu, selalu dalam naungan-Nya.

(BeClear). 


Mengapa AHOK Terus Mengguncang Moral Bangsa ???

April 29, 2015

* Anda tahu cara-cara orang Liberal dalam menghujat agama? Pasti tahu ya… Tapi ciri mereka adalah: MENGHUJAT KONSEP FUNDAMENTAL KEILMUAN ISLAM. Itu ciri utamanya.
* Sedangkan Ahok peranannya sama dengan kaum Liberal itu; hanya saja, dia coba menyerang memakai jalur birokrasi. Setelah jadi pemimpin (apalagi Gubernur Ibukota), dia puas-puasin menyerang simbol-simbol Islam dan moral.

MOTIV utamanya begini...

"Mereka Mau Selamatkan Investasinya"

“Mereka Mau Selamatkan Investasinya”

* Jaringan ekonomi China-Hongkong-Singapura-Indonesia sudah menggelontorkan dana ratusan triliun untuk menguasai Indonesia ini. Katanya, saat Pilpres 2014 lalu, mereka siap gelontorkan 100 triliun untuk memaksakan sosok tertentu jadi presiden. Katanya nih, “Ongkos jadi presiden Indonesia murah. Cuma 100 triliun.” Tapi bagi mereka, itu investasi politik yang murah, karena mereka berharap akan dapat “uang kembalian” ribuan triliun.
* Itu belum termasuk dana yang sedang diproses saat ini dan akan terus mereka gelontorkan agar Indonesia menjadi “provinsi RRC”.
* Di mata Chinese, jangankan duit triliunan; duit 10 rebu atau 15 rebu saja, akan mereka kejar, kalau merasa itu haknya.
* Pastinya, mereka sangat “ngeri-ngeri sedap” melihat nasib investasi ratusan triliun mereka di Indonesia ini. Mereka sangat takut kalau investasi itu gagal, lalu berakhir dengan skema chaos yang sangat tidak diharapkan.
* Saat itu mereka mulai membaca satu data: “Apa ya kira-kira potensi yang bisa membahayakan investasi kami?”
* Ternyata, hasil riset mereka, faktor KEISLAMAN DAN MORAL, merupakan bahaya yang sangat menakutkan mereka. Keislaman bisa memicu semangat Jihad. Moralitas, bisa menggagalkan agenda bisnis mereka. Bagi orang bisnis “manusia makin gak bermoral, makin edan-edanan belanjanya”. Begitu rumus mereka…
* Maka itu sekarang kerjaan gubernur “mulut comberan” itu adalah terus menyerang dan menyerang: AGAMA dan MORAL. Hanya itu pilihannya.
* Dia berkoar-koar, katanya negara ini bukan negara Syariah, orang telanjang gak masalah. Baik, kami ladenin kamu! COBA sekarang kamu contohkan telanjang di depan umum, wahai comberan!!! Kami tunggu aksinya wahai pejabat “mulut soak”!
* Inilah alasan kenape “si mulut comberan” ini terus beraksi.
* Jadi ini adalah medan JIHAD MORAL atau JIHAD KEIMANAN. Kaum Muslimin harus turun ikut serta membela agamanya dari para “begal moral” ini.
* Ingat…di balik investasi China, ada masa depan agama yang ingin dikorbankan. Sepanjang sejarah…China tak pernah ramah kepada komunitas Muslim di negerinya.

HATI-HATI SELALU WAHAI BANGSA & RAKYAT INDONESIA.

(TheGodam).


Selamat Malam, Jendral !!!

April 29, 2015

++ Jendral, kenapa Anda senang banget dg slogan “NKRI Harga Mati”.

>> Pasti dong. Stiap prajurit harus hafal slogan itu. Dan disebarkan dimana-mana.

++ Memang kenapa, Jendral?

"Selamat Malam, Jendral"

“Selamat Malam, Jendral”

>> Ya tahu sendirilah, slama ini banyak ancaman-ancaman terhadap keutuhan bangsa.

++ Contoh ancamannya apa dan dari mana?

>> Misalnya gerakan radikal, ektsrem, teroris. Itu membahayakan NKRI.

++ Apakah ancaman bagi NKRI cuma teroris saja, Jendral?

>> Ya teroris paling bahaya.

++ Bagaimana dg konglomerat yang punya dana triliunan rupiah, dan terus merusak dan menyandera kehidupan politik nasional?

>> No comment.

++ Bagaimana dg investor-investor asing yg terus merajalela menguasai aset-aset bangsa?

>> Gak tahu.

++ Bagaimana dg gerakan China Rantauan yg mau menguasai negeri ini?

>> Ra weruh.

++ Bagaimana dg gerakan PKI yg kian berani tampil terbuka dan buat manuver?

>> Oh ya, benarkah?

++ Bagaimana dg gerakan Syiah yg terus mematangkan revolusi di negeri ini?

>> Syiah bukan teroris kan. Dia orang Muslim kan? Kenapa antar Muslim tidak bersatu?

++ Aneh, bukan ulama, tapi sok tahu. Anda mau negeri ini jadi seperti Suriah, Yaman, Libanon, dan Irak?

>> Jangan didramatisir.

++ Bagaimana dg rezim penguasa yg terus menerus menghancurkan sendi-sendi agama, kekuatan ekonomi rakyat, dan menindas semena-mena?

>> Ya itu semua ada mekanismenya. Ada aturan. Smua ada UU-nya.

++ Jadi mau Anda apa Kopral, eh maksudnya, Jendral?

>> Pokoknya begini ya. Ini negara hukum. Ini negara Pancasila. Smua ada aturannya. Stiap aturan bisa KAMI AKALI. Eh maksudnya, harus dipatuhi. Apapun namanya…yang penting “NKRI harga mati”.

++ Aneh Anda Jendral! Orang-orang yg tulus membela bangsa, dimusuhi. Sedang yg jelas-jelas merusak bangsa, malah dibela. Aneh bin ajaib.

>> Itu hak saya dong. Mau apa kek, itu urusan saya.

++ Sangat menyedihkan, Jendral!

>> Apa maksudmu?

++ Dengan kata-kata “NKRI Harga Mati” itu seolah Anda mau menjual negara ini.

>> Kok bisa, apa alasannya?

++ Ya Anda bermaksud menjual negara ini tapi dengan “harga mati” atau “harga pas”. Tanpa tawar-menawar.

>> Bukan, bukan begitu maksudnya.

++ 1001 kata Anda mau membela diri, percuma Jendral. Rakyat melihat kelakuan, bukan omongan.

>> Terserah, suka-suka.

++ Selamat malam Jendral. Moga esok hari dapat pembeli dengan harga yang cocok.

PESAN: Ingat selalu saudaraku. Kita ini anak-cucu para pahlawan, para patriot! Jangan Anda gentar atas tekanan orang-orang yang tidak tulus mencintai bangsa dan rakyatnya sendiri.

(TheWall).


Karakter Kaum Nusantara

Maret 17, 2015

* Nusa itu pulau. Antara ya antara. Maksudnya negeri yang penduduknya tinggal di gugusan pulau-pulau. Sama seperti Britania, Jepang, Filipina, dan lainnya.

* Setelah puluhan tahun terlibat dalam aktivitas sosial (berhubungan dg masyarakat), sedikit banyak kami dapat MEMBACA KARAKTER masyarakat negeri kita ini.

* Sebenarnya, secara teori kita sudah diberitahu tentang KARAKTER itu. Tapi di lapangan sering tidak cocok dg kenyataan.

* Di sini kami ingin berbagi. Semoga tulisan sederhana ini bisa memberi manfaat. Amin.

Berikut karakter khas ORANG NUSANTARA:

#1 SANGAT RAMAH DAN SOPAN. Ya ini karakter khas. Diakui semua kalangan. Termasuk keunggulan bangsa kita.

#2 HIDUP SECARA EMOSIONAL BUKAN ILMIAH. Emosional maksudnya, menuruti “apa yang enak di hati”. Soal baik atau buruk, itu nanti. Yang penting “enak di gue”. Sulit membangun karakter ilmiah. Beda dg umumnya bangsa Eropa. Kita bisa lama-lama dijajah, karena sikap ini.

Memahami Karakter Nusantara

Memahami Karakter Nusantara

#3 KURANG BERNYALI. Atau penakut menghadapi risiko. Beda dg orang2 Arab yang pemberani dan militan. Coba lihat, kalau ada gerakan perubahan, yang terlibat hanya mahasiswa saja. Itu pun biasanya yang IPK di bawah 2.

#4 LOYALITAS KURANG. Sekalipun ke kawan sendiri, atau kerabat sendiri, kurang loyal. Beda dengan orang China. Mereka loyal ke sesamanya. Kadang antar sesama malah menjatuhkan.

#5 KURANG PERCAYA DIRI. Ini masalah akut. Faktor fisik jadi alasan minder. Padahal orang China, Jepang, Korea, Mongol, Afrika Tengah, dengan kondisi lebih prihatin tetap percaya diri.

#6 BERJIWA RELIJIUS. Ini kelebihan dan keutamaan. Sejahat-jahatnya orang Nusantara, tetap ada insyafnya. Bila sudah nikah, bila sudah sepuh, timbul keinsyafan.

* Ada plus dan minusnya.

* Dari sini kami rekomendasikan beberapa hal:

a. Jangan terlalu menuntut ke masyarakat, nanti kita lelah sendiri; b. Berikan sesuatu yg nyata, bukan hanya teori; c. Jangan biarkan masyarakat ambil sikap sendiri, tapi harus diberi TELADAN BAIK; d. Terus menerus galakkan PEMBERDAYAAN, karena ia bisa perbaiki kelemahan; e. Manfaatkan kelebihan karakter untuk mencapai kemuliaan hidup di AKHIRAT (melalui dakwah).

Demikian, smoga manfaat. Mohon maaf atas smua kesalahan. Terimakasih.


Titik Temu Wahabi-NU

Februari 19, 2015

Ini adalah buah pikiran sangat bagus dari Prof. Dr. Ali Mustafa Ya’qub tentang realitas dakwah di Nusantara. Beliau adalah Imam Besar Masjid ISTIQLAL Jakarta; salah satu pakar hadits di negara kita; juga anggota Dewan Komisi Fatwa MUI. Suara beliau dan lengkingan kepeduliannya, sangat layak diapresiasi.

Berikut tulisan beliau dari Opini REPUBLIKA, 13 Februari 2015. Sekaligus kami rekam pandangan beliau di blog ini.

“TITIK TEMU WAHABI-NU”

 (Friday, 13 February 2015, 14:00 WIB).

Banyak orang terkejut ketika seorang ulama Wahabi mengusulkan agar kitab-kitab Imam Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, diajarkan di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah Islam di Indonesia. Hal itu karena selama ini dikesankan bahwa paham Wahabi yang dianut oleh pemerintah dan mayoritas warga Arab Saudi itu berseberangan dengan ajaran Nahdlatul Ulama yang merupakan mayoritas umat Islam Indonesia.

"Damailah NU dan Wahabi"

“Damailah NU dan Wahabi”

Tampaknya selama ini ada kesalahan informasi tentang Wahabi dan NU. Banyak orang Wahabi yang mendengar informasi tentang NU dari sumber-sumber lain yang bukan karya tulis ulama NU, khususnya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari. Sebaliknya, banyak orang NU yang memperoleh informasi tentang Wahabi tidak dari sumber-sumber asli karya tulis ulama-ulama yang menjadi rujukan paham Wahabi.

Akibatnya, sejumlah orang Wahabi hanya melihat sisi negatif NU dan banyak orang NU yang melihat sisi negatif Wahabi. Penilaian seperti ini tentulah tidak objektif, apalagi ada faktor eksternal, seperti yang tertulis dalam Protokol Zionisme No 7 bahwa kaum Zionis akan berupaya untuk menciptakan konflik dan kekacauan di seluruh dunia dengan mengobarkan permusuhan dan pertentangan.

Untuk menilai paham Wahabi, kita haruslah membaca kitab-kitab yang menjadi rujukan paham Wahabi, seperti kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dan termasuk kitab-kitab karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang kepadanya paham Wahabi itu dinisbatkan. Sementara untuk mengetahui paham keagamaan Nahdlatul Ulama, kita harus membaca, khususnya kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari yang mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Kami telah mencoba menelaah kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dan membandingkannya dengan kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah dan lain-lain. Kemudian, kami berkesimpulan bahwa lebih dari 20 poin persamaan ajaran antara Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dan imam Ibnu Taymiyyah. Bahkan, seorang kawan yang bukan warga NU, alumnus Universitas Islam Madinah, mengatakan kepada kami, lebih kurang 90 persen ajaran Nahdlatul Ulama itu sama dengan ajaran Wahabi.

Kesamaan ajaran Wahabi dan NU itu justru dalam hal-hal yang selama ini dikesankan sebagai sesuatu yang bertolak belakang antara Wahabi dan NU. Orang yang tidak mengetahui ajaran Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, maka ia tentu akan terkejut. Namun, bagi orang yang mengetahui Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, mereka justru akan mengatakan, “Itulah persamaan antara Wahabi dan NU, mengapa kedua kelompok ini selalu dibenturkan?”

Di antara titik-titik temu antara ajaran Wahabi dan NU yang jumlahnya puluhan, bahkan ratusan itu adalah sebagai berikut. Pertama, sumber syariat Islam, baik menurut Wahabi maupun NU, adalah Alquran, hadis, ijma, dan qiyas. Hadis yang dipakai oleh keduanya adalah hadis yang sahih kendati hadis itu hadis ahad, bukan mutawatir. Karenanya, baik Wahabi maupun NU, memercayai adanya siksa kubur, syafaat Nabi dan orang saleh pada hari kiamat nanti, dan lain sebagainya karena hal itu terdapat dalam hadis-hadis sahih.

Kedua, sebagai konsekuensi menjadikan ijma sebagai sumber syariat Islam, baik Wahabi maupun NU, shalat Jumat dengan dua kali azan dan shalat Tarawih 20 rakaat. Selama tinggal di Arab Saudi (1976-1985), kami tidak menemukan shalat Jumat di masjid-masjid Saudi kecuali azannya dua kali, dan kami tidak menemukan shalat Tarawih di Saudi di luar 20 rakaat. Ketika kami coba memancing pendapat ulama Saudi tentang pendapat yang mengatakan bahwa Tarawih 20 rakaat itu sama dengan shalat Zhuhur lima rakaat, ia justru menyerang balik kami, katanya, “Bagaimana mungkin shalat Tarawih 20 rakaat itu tidak benar, sementara dalam hadis yang sahih para sahabat shalat Tarawih 20 rakaat dan tidak ada satu pun yang membantah hal itu.” Inilah ijma para sahabat.

Ketiga, dalam beragama, baik Wahabi maupun NU, menganut satu mazhab dari mazhab fikih yang empat. Wahabi bermazhab Hanbali dan NU bermazhab salah satu dari mazhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Baik Wahabi (Imam Ibnu Taymiyyah) maupun NU (Imam Muhammad Hasyim Asy’ari), sama-sama berpendapat bahwa bertawasul (berdoa dengan menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh) itu dibenarkan dan bukan syirik.

Kendati demikian, Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya, al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin, mensyaratkan bahwa dalam berdoa dengan tawasul menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh, kita tetap harus yakin bahwa yang mengabulkan doa kita adalah Allah SWT, bukan orang yang namanya kita sebut dalam tawasul itu. Wahabi dan NU sama-sama memercayai adanya karamah para wali (karamat al-awliya) tanpa mengultuskan mereka.

Memang ada perbedaan antara Wahabi dan NU atau antara Imam Ibnu Taymiyyah dan Imam Muhammad Hasyim Asy’ari. Namun, perbedaan itu sifatnya tidak prinsip dan hal itu sudah terjadi sebelum lahirnya Wahabi dan NU.

Dalam praktiknya, baik Wahabi maupun NU, tidak pernah mempermasalahkan keduanya. Banyak anak NU yang belajar di Saudi yang notabenenya adalah Wahabi. Bahkan, banyak jamaah haji warga NU yang shalat di belakang imam yang Wahabi, dan ternyata hal itu tidak menjadi masalah. Wahabi dan NU adalah dua keluarga besar dari umat Islam di dunia yang harus saling mendukung. Karenanya, membenturkan antara keduanya sama saja kita menjadi relawan gratis Zionis untuk melaksanakan agenda Zionisme, seperti tertulis dalam Protokol Zionisme di atas. Wallahu al-muwaffiq. n

Ali Mustafa Yaqub
Imam Besar Masjid Istiqlal

*) Semoga pandangan brilian Prof. Dr. Ali Mustafa Ya’qub ini bisa menjadi siraman sejuk untuk mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara. Di sana memang banyak yang menginginkan kaum Muslimin tercerai-berai; tapi kita paham siapa mereka, dan apa tujuan missinya. Nas’alullah al ‘afiyah.