Beberapa Rahasia Politik…

Juni 21, 2015

>> Kalau disebarkan, berarti bukan rahasia lagi? Ya, akur. Atau jadi “rahasia umum”.

>> Sepintas lalu, pendirian politik kami seolah SELALU ANTI REZIM BERKUASA. Padahal tidak selalu begitu.

>> KAIDAH politik kami sangat sederhana: “Siapa yang pro Islam dan Ummat, kami dukung. Siapa yang anti Islam dan Ummat, kami berlepas diri.”

>> Kepentingan Ummat, kami terjemahkan sebagai “5 Perkara Dasar Muslim”: Agamanya, jiwanya, ekonominya, moralnya, dan eksistensi generasinya. Sering disebut Al Maqashid Asy Syariah.

>> Dalam sistem Non Syariah, kami tidak membawa-bawa istilah ULIL AMRI, karena tidak relevan. Ulil Amri hanya untuk pemerintahan Syariat.

>> RAHASIA 1:

Sejujurnya, saya termasuk TIDAK SETUJU pada Gerakan Reformasi 1998. Mengapa? Karena konsep Reformasi Pak Amien Rais ketika itu ingin MEROMBAK Orde Baru secara total.

Padahal: (a). Tidak semua produk Orde Baru jelek. Indonesia belum pernah Swasembada Beras, selain di era Orde Baru. Waktu itu saya berpikir, jika ada beberapa gerbong kereta rusak, gantilah gerbong itu. Jangan dibakar seluruh kereta dari depan sampai belakang.

(b). Di 7 tahun terakhir pemerintah Soeharto, beliau sangat APRESIATIF dengan ide-ide Islami.

>> RAHASIA 2: Sejujurnya, saya TIDAK PERNAH mengkritik Pemerintah Habibie (Mei 1998 – Oktober 1999). Karena saya meyakini, beliau adalah bagian dari kepentingan Islam di negeri ini.

Beberapa hari sebelum Sidang Umum MPR Oktober 1999, saya tulis artikel ke Republika, memuji Habibie dan membandingkan dg Gusdur dan Megawati. Tapi sayang, tulisanku ditolak redaktur Republika.

>> Itulah dua pengalaman penting, bahwa kami TIDAK SELALU MEMUSUHI REZIM. Kami hanya galau dengan rezim ANTI ISLAM, semisal Gusdur, Megawatt, SBY, dan Jokovic saat ini.

>> Dari mana kami simpulkan mereka Anti Islam? Ya dari konsep, ideologi, kebijakan mereka yang nyata-nyata MERUGIKAN urusan agama, jiwa, harta, akal, keturunan Ummat Islam.

>> Begitu. Smoga yang sedikit ini menginspirasi. Amin. Alhamdulillahi Rabbil A’la.

(WalkOn).


RAHASIA TRAGEDI MEI 1998…

Juni 24, 2014

(Hasil co-pas dari akun Facebook. Mohon maaf kata-kata banyak disingkat).

Alhmdulillahi Rabbil ‘alamiin. Setelah skian lama akhirnya bangsa Indnsia tahu dalang sbenarnya dr Krusuhan Mei 98.  Bbrp fakta sjarah layak kt telaah…

[A]. LB Moerdani adl jendral militer kuat di zaman Orba. Dia dalang pembantaian Priok September 1984. Moerdani mmerangi kaum Islamis atas nama “bela negara & Pancasila”.

[B]. Thn 1988 Moerdani brusaha lakukan kudeta politik ke Soeharto, tp gagal. Ktnya, gerakan dia dilaporkan Prabowo ke Soeharto. Sjk itu Soeharto mulai mndekat ke Ummat Islam, dan mnjauh dr Moerdani Cs.

[C]. Stl Moerdani disingkirkn Soeharto, bkn brarti kkuatan & prmainan dia brakhir. Dia mrencanakn hancurkan Soeharto scara kekerasan. Dunia intrnasional & elemen2 Nashrani dukung rncana Moerdani. Trmsuk IMF, media liberal, pengamat2 ekonomi.

Manusia Paling Anti Islam di Indonesia.

Manusia Paling Anti Islam di Indonesia.

[D]. Krusuhan Mei 98 benar2 mrupakn “maha karya” Moerdani Cs. Dia gerakkan masa mhasiswa kiri, Nasrani, dan pndukung PDIP dr Bogor. Tpatnya Mega Mendung, Puncak. Waktu itu signal komunikasi militer dirusak shg antar kesatuan tdk bisa saling koordinasi.

[E]. Pertanyaan: Mgkinkah Moerdani melakukan itu smua? Kita pun balik brtanya: mungkinkah kerajaan & kemampuan militer Moerdani yg pernah jadi “anak emas” Soeharto lenyap bgitu sj? Kalo para pensiunan perwira msh bnyak yg bisa jadi pejabat, aplg seorg Moerdani. Lobi2 dia sgat dijunjung tinggi di Washington ato Vatikan.

[F]. Moerdani org Katholik, tp scara agama dia dianggap “ora ono apa2ne”. Kayak org tdk bragamalah. Ada kabar, dia smp tega bunuh orgtua sndri. Wal ‘iyadzubillah. Tp org ini sgat diandalkan kkuatan asing, krn dia SGAT2 ANTI ISLAM. Mirip komunis-lah.

[G]. Krusuhan Mei 98 bukan trjadi sbg kejadian biasa, tp ia adalah GONG (momen puncak) dr konspirasi besar unt mghancurkan Soeharto. Soeharto dihancurkn lewat Krisis Moneter, tekanan IMF, opini mdia2 TV, dan puncaknya Krusuhan Mei.

[H]. Harus dicatat, sblum peristiwa Mei 98, Indnsia dilanda banyak kerusuhan sosial (konflik horizontal), spt kerusuhan Situbondo, Tasikmalaya, Banyuwangi, kampanye Pemilu 1997, dll. Krusuhan2 ini mrupakan “aksi pemanasan” mnuju aksi puncak (Mei 98). Ingat PKI thn 65 juga trlebih dulu buat aksi2 pemanasan di Indramayu, Kediri, dll. Pola grakn PKI slalu bgitu.

[I]. Bahkan Kerusuhan 27 Juli 1996 sbenarnya msh SATU PAKET dg ide “pemanasan” ini. Tp tujuannya unt “menciptakan pahlawan” yaitu Megawati & PDIP. Anda tahu tdk, yg mmberi nama “PDI Perjuangan” itu siapa? Nama itu diberikan oleh RCTI, lalu diikuti mdia2 lain, lalu diadopsi Mbak Mega Cs.

[J]. Bukti paling meyakinkan bhw Krusuhan Mei disetir oleh Moerdani, didukung elemen2 komunis, elemen2 Nashrani, dll. adlah trjadinya TRAGEDI AMBON 1999, TRAGEDI MALUKU UTARA 2000, TRAGEDI SAMPIT SAMBAS. Itu trjadi stlah posisi Presiden RI jatuh ke tangan Habibie, yg dikenal sbg 4 MUSUH trbesar Moerdani (selain Soeharto, Prabowo, & Islam). Moerdani Cs sgat marah stlah Habibie jadi presiden. Tdnya yg diplot adlah Mega dr PDIP, lwt pemilu. Maka itu dendam mrk dicurahkn lewat krusuhan2 di basis2 mayoritas non Muslim.

[K]. Fakta lain yg sgat mnjijikkan, Moerdani Cs mendorong demo2 mahasiswa spt Forkot, Famred, SMID, PRD, dll unt mnjatuhkn Habibie pd 1999. Minimal gagalkan Habibie jadi presiden lagi. Moerdani mmakai tangan Arifin Panigoro (pernah jadi kompatriot Mega di PDIP). Fakta2 ini sgat jelas.

[L]. Tak dilupakan adl peranan mdia2 masa pro komunis-liberalis spt Tempo, Kompas, Media Indnsia, Suara Pembaharuan, RCTI, SCTV, Indosiar, dll. Mrk ini SANGAT KEJAM dlm mmutar balikkan fakta. Mrk menyembunyikan KONSPIRASI MOERDANI dg menjadikan Prabowo Subianto sbg dalang Kerusuhan Mei 98. Mrk sembunyikan OTAK sebenarnya, dan mgorbankan seorang PATRIOT yg peduli nasib bangsa. Monster disebut pahlawan; pahlawan dsebut monster.

[M]. Tak dilupakan adalah peran Gus Dur. Dia ini adl kader komunis yg dibina di tubuh Ummat Islam. Dia mgawal Moerdani pasca Tragedi Priok 84. Dia prnah mncalonkn Moerdani sbg calon presiden unt “ngetest” emosi Ummat. Dia jadi “pahlawan Reformasi” brsama Mega & Amien. Dia juga wkt jadi presiden RI ingin mghapus Tap MPRS no. 25 ttg larangan ajaran komunis/marxis. Org ini memfitnah tokoh2 Islam sbg biang krusuhan sosial yaitu AS (Adi Sasono), ES (Egi Sudjana), AR (Amien Rais). Kebencian tokoh satu ini kpd Islam sdh tdk trbendung ktika dia bilang Al Qur’an sbg “kitab suci paling porno”. Smoga Allah Ta’ala mmbinasakan org ini & para pembelanya. Amin ya Sami’.

[N]. Tak dilupakan sosok jendral “cuci tangan” yaitu Wiranto. Menurut Prof. Salim Said, dia ini anak buah Moerdani juga. Jendral ini seharusnya paling “digantung di Monas” untuk kasus Kerusuhan Mei 1998, tapi dia lolos dan selalu lolos. Cerdik nian. Dosa besar Wiranto: a. Meninggalkan Jakarta saat genting; b. Memfitnah Prabowo; c. Memecah belah Habibie dan Prabowo, juga memecah-belah barisan Ummat Islam.Dia mengaku memegang “surat dekrit keamanan” dari Soeharto, tapi tidak mau tanggung-jawab pasca Krusuhan Mei dan kerusuhan demo aktivis anti Habibie sampai menjelang Sidang MPR November 1999. Aneh sekali.

Oportunis. Cari Selamat. Korbankan Sejarah Bangsa.

Oportunis. Cari Selamat. Korbankan Sejarah Bangsa.

[O]. Terkait surat pemecatan Prabowo Subianto (oleh DKP). Coba perhatikan, tanggal surat pemecatan itu pada BULAN AGUSTUS 1998. Tentu saja masa-masa genting Kerusuhan Mei sudah lewat, presiden sudah berganti, dan institusi TNI babak-belur. Saat momen itu, perwira-perwira TNI (yang menanda-tangani surat pemecatan) sok jadi “pahlawan kesiangan”. Mereka mengorbankan Prabowo Subianto, untuk menyelamatkan TNI dan nasib mereka. Padahal saat menjelang Kerusuhan Mei, mereka sudah tahu instruksi pengamanan situasi keamanan nasional. Prabowo bekerja resmi di tingkat itu, tapi dipecat juga. Tentu saja, mereka jadikan Prabowo sebagai “kambing hitam”. (Sama seperti aneka kasus korupsi, yang selalu jadi korban adalah level bawah).

[P]. Kalo kt perhatikan gerakan2 para pendukung Jokowi, modusnya tdk jauh beda. Fitnah, opini mdia, intimidasi, pencitraan, konspirasi, dll. Sama saja, hanya beda2 cover. Hrs diingat di tubuh pnsiunan prwira2 TNI juga ada anasir2 yg mmuluskan agenda PKI juga.

Begitulah modus org2 kafir komunis. Mrk tdk berani vis a vis. Slalu dan slalu buat konspirasi unt mrusak kehidupan brsama. Mrk bikin ulah, lalu mnuduh Ummat Islam sbg pelaku. Smoga kt mndpat hikmah dr fakta kekejian2 kaum kufar ini. Amin ya Rabbi.

(Admin).

 


Ibu Ainun Habibie: Hati Seorang Wanita

Mei 24, 2010

Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Telah wafat Ibu Hasri Ainun Habibie. Wafat pada Sabtu, 22 Mei 2010, pukul 17.35 di Jerman. Tepatnya di RS Ludwig-Maximilians – Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen. Beliau meninggal setelah menjalani perawatan kurang lebih 60 hari sejak 24 Maret akibat gangguan paru-paru yang akut. Ibu Ainun wafat dalam usia 72 tahun, setelah pihak RS Ludwig Maximilians mengaku “angkat tangan” untuk merawat beliau.

Teriring doa, “Allahummaghfirlaha warhamha wa ‘afiha wa’fuanha.” Semoga Allah mengampuninya, merahmatinya, memberikan keselamatan dan memaafkan kesalahannya. Amin Allahumma amin.

Ada sebuah pertanyaan besar dalam hati ketika memikirkan mundurnya Pak Habibie secara total dari dunia politik, dan enggannya Bu Ainun tinggal di Indonesia. Mengapa harus tinggal di Jerman? Mengapa harus berlama-lama di negeri orang? Bukankah seburuk-buruk keadaan negeri sendiri, itu lebih baik daripada negara orang lain? Hal ini menjadi buah kerisauan yang lama terpendam.

Ternyata, Bu Ainun memilih tetap berada di Jerman, bahkan wafat pun kalau perlu di Jerman. Meskipun kemudian, jenazah beliau tetap akan dikebumikan di TMP Kalibata Jakarta. Artinya, Bu Ainun tetap kembali ke Tanah Air, setelah sekian lama hijrah dari negerinya sendiri.

AMW.

========================================================

CATATAN:

Tulisan ini semula dibuat dengan prasangka baik. Namun bukan berarti kita membenarkan budaya sekuler yang banyak dianut keluarga besar BJ. Habibie. Tidak bisa. Budaya tidak memakai jilbab bagi wanita, anak menantu tidak memakai jilbab, cucu-cucu wanita tidak diajari memakai jilbab, kebiasaan memakai pakaian seksi, berkawan mesra dengan orang-orang non Muslim, dll. semua itu tidak benar. Mohon maaf atas kekhilafan yang ada. Maklum, kita baru tahu jeroan sebuah keluarga, setelah “diberitahu” media-media massa. Tapi soal pemikiran-pemikiran Habibie yang positif dengan Ummat Islam, alhamdulillah tetap diapresiasi secara adil.


Perahu Golkar “Pecah”

Juli 17, 2009

Kekalahan telak Jusuf Kalla, menurut versi quick count, adalah kenyataan yang sangat aneh. Sebab kekalahannya bukan hanya dari unsur eksternal, tetapi juga dari internal Partai Golkar sendiri. Ibarat pohon pisang, ia ditebas kampak dari kanan dan kiri, maka robohnya pohon itu hanya menunggu waktu saja.

Dari unsur eksternal sudah dimaklumi, Jusuf Kalla adalah penantang terberat kandidat in cumbent. Sehingga wajar kalau kantong-kantong pendukungnya “digarap intensif”, termasuk di Sulawesi Selatan sendiri. Dari unsur internal, gerakan-gerakan yang dimotori “Triple A” (Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, dan Agung Laksono) berhasil mengempesi dukungan pemilih Golkar terhadap JK. Dan tentu, “Triple A” ini tidak akan mulus gerakannya, kalau tidak didukung unsur eksternal.

Kasihan sekali, orang sepotensial JK dikadali oleh elit-elit politik dari kubunya sendiri. Bagi Akbar Tandjung, prestasi menggembosi JK merupakan prestasi kedua, setelah tahun 1999 lalu dia sukses menggembosi BJ. Habibie. Sepertinya, Akbar memiliki keahlian khusus dalam soal gembos-menggembosi. Mungkin dulu, sebelum menjadi konglomerat, dia pernah magang di tambal ban.

Dibandingkan Habibie, komitmen JK terhadap Islam tergolong lunak. Dia di berbagai kesempatan mengklaim diri sebagai orang NU. Semua orang Indonesia tahu, NU itu mewakili garis ormas Islam yang lunak. Namun di mata Akbar Cs., yang seperti itu pun harus “disikat” juga. Seolah, jangan ada sedikit pun representasi Islam dalam kancah perpolitikan nasional. Cukuplah Islam diwakili para politisi oportunis, mudah dibuai oleh kucuran dana, selalu manut saat mendapat jatah menteri, dan mental-mental sejenis. Islam yang memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa dan negara, sepertinya HARAM di mata Akbar. Islam harus menjadi jongos kapitalisme, budak pasar bebas, atau skrup kecil industrialisasi.

Ideologi kapitalisme yang dulu dipraktikkan oleh Qarun, tampaknya dibela mati-matian di jaman ini. Hanya bedanya, kalau dulu Qarun mewakili individu, maka kini kapitalisme diusung oleh jaringan korporasi lokal dan internasional. Idenya masih sama, ketamakan tak terkendali terhadap kekayaan, tetapi cara operasinya lebih cerdas. Neo Qarun di jaman modern lebih fasih mengucapkan: Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh; alhamdulillah; insya Allah; Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan lain-lain. Kalau perlu, mereka membuat biro Haji dan Umrah untuk meyakinkan tentang “keshalihan” dirinya.

Partai Golkar kini diambang perpecahan. Satu kubu membawa misi idealis, untuk membangun kemandirian bangsa. Satu kubu lagi, mengusung bendera pragmatis, selalu menempel ke kekuasaan, apapun alasannya.

Kekalahan JK –masih versi quick count- merupakan bukti kekalahan kubu idealis. Mereka sudah bekerja maksimal membangun pencitraan diri JK melalui program-program kampanye. Tetapi mereka tidak waspada terhadap “silent operation” yang mengarah ke potensi pendukungnya.

Dalam konteks ini, kita masih bersyukur bahwa sebagian politisi masih menghargai idealisme, meskipun akhirnya mereka “kalah” dalam kompetisi. Idealisme adalah usaha dan pengorbanan tulus untuk niat-niat kebaikan. Ia jauh dari tendensi-tendesi sempit, rendah, dan bercorak materi semata.

Dulu waktu BJ. Habibie dihancurkan oleh Akbar Tandjung, kita merasa sangat kesal. Betapa tidak, negara waktu itu dalam kondisi hancur-hancuran sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan, keahlian, dan keberpihakan. Namun sayang, Habibie dengan segala keahliannya yang sedang dibutuhkan negara, justru “dihabisi” secara politik. Alasannya, karena dia peduli dengan nasib rakyat Indonesia. Begitu pula, ketika ada sosok JK yang sebenarnya jauh dari kesan radikal, dia telah bekerja nyata, dan menghendaki bangsanya menjadi bangsa mandiri dan bermartabat. Dia juga dihabisi dengan cara-cara tidak kesatria.

Lalu pertanyannya, siapakah Akbar Tandjung ini? Mengapa dia selalu sukses “menghabisi” orang-orang potensial di negeri ini?

Saya teringat sekitar tahun 1998 lalu. Waktu itu Reformasi baru bergulir. Golkar berubah menjadi Partai Golkar dengan Ketua Umumnya, Akbar Tandjung. Para mahasiswa bersuara keras, mereka menuntut agar Golkar dibubarkan, seperti PKI dibubarkan pasca G30S/PKI dulu. Namun dengan keberaniannya, Habibie tetap memelihara Golkar. Dia rela menjadi bumper, untuk menyelamatkan Golkar.

Lalu apa balasan bagi pengorbanan Habibie itu? Ya, dia disingkirkan secara menyakitkan oleh Akbar Tandjung Cs. Waktu itu Akbar menjadi Ketua DPR dan menolak pertanggung-jawaban Habibie dalam SU MPR. Bahkan Akbar ikut membantu menyerang Habibie, lewat “skandal Bank Bali”.

Dan lebih hebatnya lagi. Dalam poster-poster kampanye Partai Golkar tahun 1999 lalu, disana ada foto Akbar Tandjung di sisi sebuah tulisan: “Golkar Paraadigma Baru”. Di bawah tulisan itu adalah ungkapan: “Fastabiqul Khoirot”. Demi Allah, saya geleng-geleng kepala kalau ingat poster “Fastabiqul Khoirot” itu. Kok ada ya manusia kayak begitu? (Atau jangan-jangan saya saja yang kurang gaul alias kuper).

Sekali lagi pertanyaannya, siapakah Akbar Tandjung? Apakah dia seorang patriot bangsa? Nasionalis sejati? Politisi berjiwa negarawan? Elit politik yang penuh idealis? Pahlawan pembangunan? Atau kebalikan dari semua itu?

Wallahu A’lam bisshawaab.

AMW.


Beberapa Pemikiran BJ. Habibie

April 9, 2009

Tadi malam, menjelang hari “H” pencontrengan Pemilu 2009, saya menyaksikan dialog BJ. Habibiie di MetroTV dalam acara Save Our Nation. Disana mencuat beberapa ide pemikiran yang layak kita renungkan, sekaligus sebagai kilas balik melihat perjalanan bangsa ini.

Dalam konteks menyelamatkan arah perjalanan Indonesia ke depan, pemikiran-pemikiran Habibie masih layak diperhitungkan. Meskipun beliau sendiri sudah lama tidak terjun dalam kiprah politik praktis. Di titik ini, tidak mengapa kita menempatkan dia sebagai BAPAK BANGSA. Dibandingkan Abdurrahman Wahid, Habibie memiliki modal untuk disebut sebagai Bapak Bangsa. Habibie memiliki khazanah pemikiran-pemikiran konstruktif, dia tidak berkepentingan terhadap jabatan, dan tidak mendendam secara emosional kepada lawan-lawan politiknya. Dan satu lagi, Habibie memiliki jasa-jasa besar bagi bangsa ini yang tidak sanggup dicapai oleh pemimpin-pemimpin politik manapun di era Reformasi (pasca Pemilu 1999).

SOSOK HABIBIE

Sebelumnya, sedikit kita bahas sosok Habibie. Nama beliau Bacharuddin Jusuf Habibie. Dari namanya kelihatan beliau lahir dari keluarga yang melek nilai-nilai Islam. Di mata masyarakat, beliau dikenal dengan sebutan Pak Habibie. Namun di mata para kolega dekatnya, beliau dipanggil Rudy. Mungkin itu diambil dari kata “Ruddin” pada namanya. Pak Habibie juga dikenal sebagai Mr. Cracker, karena beliau sangat ahli dalam masalah retakan pesawat. Beliau memiliki rumus teoritik yang dapat menghitung potensi retakan di tubuh pesawat berdasarkan faktor -faktor yang mempengaruhinya.

Habibie lahir dari keluarga campuran, Bugis dan Jawa. Ayahnya dari Bugis, ibunya dari Jawa. Beliau pernah satu tahun kuliah di ITB, lalu meneruskan studi ke Jerman, sampai pulang sebagai seorang doktor di bidang teknologi. Selama 20 tahun Habibie menjadi Menristek di era Orde Baru, lalu menjadi Wapres di akhir regim Orde Baru. Dan puncaknya beliau menjadi Presiden RI pertama di jaman Reformasi, tanpa didampingi Wapres, memerintah selama 17 bulan. Habibie mengembangkan kiprah politik dengan wadah ICMI, dan membangun The Habibie Center setelah dia turun dari jabatan Presiden.

Dalam kiprahnya di bidang teknologi, Habibie mengenalkan teori “lompatan kodok”. Maksudnya, untuk menguasai teknologi, sekalian saja kuasai teknologi yang paling sulit. Nanti, kalau yang tersulit sudah bisa dikuasai, maka teknologi yang tingkat kesulitannya di bawahnya akan lebih mudah dikuasai. Teknologi pesawat terbang (aeronautika) adalah yang tersulit di bawah teknologi antariksa dan bersaing dengan teknologi energi nuklir. Karena itu di jamannya Pak Habibie serius membangun IPTN. Jika IPTN bisa ditangani dengan baik, maka teknologi seperti otomotif, elektronik, senjata, manufaktur, dll. akan jauh lebih mudah dikuasai.

Hanya karena di Indonesia ada semacam ketentuan yang berlaku sangat kuat, yaitu: BANGSA INDONESIA TIDAK BOLEH MAJU. Maka segala jalan yang akan membawa bangsa ini kepada kebangkitan, kemandirian, dan lepas dari eksploitasi asing dihalang-halangi. Cukuplah bangsa Indonesia menjadi bangsa bodoh, miskin, banyak hutang, bertengkar terus, amoral, maniak hiburan, dan sebagainya. Jadi, hadirnya orang-orang seperti Habibie akan dipandang sebagai ISYARAT KUAT bahwa Indonesia ingin lepas dari penjajahan. Dan hal itu sangat dilarang oleh para kolonialis.

Namun kadang, kondisi bangsa Indonesia juga yang menjadi penghalangnya. Ide-ide Habibie dapat ditangkap dengan baik oleh orang-orang yang mau memahami (dan bisa memahami). Sementara, masyarakat secara umum kesadarannya belumlah matang.

Disini kita akan singgung sebagian pemikiran Habibie yang terlontar dalam acara Save Our Nation itu. Tujuannya tentu bukan untuk melebih-lebihkan pemikirannya, tetapi mengambil sisi-sisi tertentu yang bermanfaat dalam kehidupan dan layak diapresiasi. Terhadap pemikirannya yang tidak positif, ya sudah semestinya ditinggalkan.

Baca entri selengkapnya »


Politik Itu Kejam? Ya Iyalah…

Maret 14, 2009

“Politik itu kejam!” Begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Orang-orang yang biasa berjalan dengan panduan etika, menjunjung tinggi moral, serta hidup bersendikan kejujuran; mereka mengerti makna ungkapan itu.

Salah satu wajah kekejaman dunia politik dapat dipahami dari ungkapan lain yang tidak kalah populernya. Disana disebutkan, “Dalam politik tidak ada lawan abadi atau kawan abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi!” Artinya, lawan politik hari ini bisa menjadi kawan politik esok hari; begitu pula kawan politik hari ini, bisa menjadi lawan politik esok hari. Status lawan dan kawan bisa ditetapkan secara mendadak, tergantung keuntungan politik yang akan didapat.

Disini kita akan membahas sebagian bukti “kekejaman” dunia politik dengan segala macam intrik, siasat, dan pergumulan di dalamnya.

Koalisi SBY-JK

Sebuah contoh, pasangan SBY-JK dalam Pemilu 2004. Pasangan ini pada awalnya tidak didukung partai-partai besar. Mereka adalah pasangan minor yang tidak dianggap bernilai. SBY mau berpasangan dengan JK, karena JK adalah mantan menteri sekaligus penguasaha kaya; sementara JK mau menjadi wakil SBY, karena dia yakin pesona SBY bisa memenangkan Pilpres 2004.

Untuk memenangkan Pemilu 2004, Partai Demokrat sebagai pendukung utama SBY berusaha menggandeng siapa saja. Salah satunya ialah PBB (Partai Bulan Bintang), meskipun ia tidak lolos electoral threshold. Sejak awal Pilpres, ketika sebagian aktivis Islam menghembuskan isu SBY sebagai “antek Amerika”, PBB sudah menjadi mitra setia Partai Demokrat. Ketika Pilpres putaran kedua, SBY lolos menghadapi pasangan Mega-Hasyim. Nah, saat itu semua mata yang tadinya meremehkan SBY, bahkan menyebutnya sebagai “antek Amerika”, mendadak berubah rasa. Dengan segala kecanggihan silat-lidah bahasa diplomasi, mereka mulai merapat ke SBY-JK dan menawarkan dukungan. Disini sangat tampak, bahwa para pendukung baru itu sangat berambisi mencapai kekuasaan. Maka jadilah skema koalisi-koalisi baru mendukung pasangan SBY-JK. Sementara Golkar waktu itu belum menentukan langkah, sebab mereka masih harus mendinginkan rasa “sakit hati” akibat pasangan jagoannya kalah (Wiranto dan Shalahuddin Wahid). “Ngadem dulu dah,” mungkin begitu bahasa lugu para politisi Golkar waktu itu.

Uniknya, koalisi PD dengan PBB mulai terabaikan. PD lebih tertarik melihat teman-teman partai yang agak “gemukan”. Padahal PBB adalah sohib PD ketika banyak aktivis Islam menuduh SBY sebagai “antek Amerika”. PBB mau menjadi bumper SBY, tetapi mulai terabaikan ketika SBY-JK didatangi kekuatan-kekuatan politik yang lebih potensial. Keterabaian PBB terus bergulir, setelah Pemerintahan SBY-JK memegang tampuk kepemimpinan. Puncaknya ketika Yuzril Ihza sebagai Menkumdang dan HAM dicopot oleh SBY-JK, diganti orang lain. Orang-orang PBB jelas sakit hati banget. Sikap politik PBB terakhir, mereka merasa kapok menjalin koalisi tanpa ada komitmen kesetiaan. (Tapi kalau misal SBY menjadi presiden lagi, lalu PBB diberi tawaran posisi menteri lagi, saya yakin tawaran itu akan mereka terima juga. Ya dalam politik kan istilah “sakit hati” itu relatif. Ia bisa diatur-atur, asal ada “bagi hasil” yang cocok).

Tapi bukan berarti saya bersimpati kepada PBB. Ini hanya sekedar penjelasan tentang aplikasi filosofi politik sekuler, “Dalam politik tidak ada lawan abadi atau kawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi.”

Baca entri selengkapnya »