Maniak Ceramah…

Mei 28, 2015

>> Ceramah, bagi orang Indonesia, akan terasa begitu keren, hebat, dapat menghasilkan uang lagi.

>> Seorang penceramah akan dipandang “berilmu”, harga diri naik, gengsi sosial juga semakin oke.

>> Kadang seorang penceramah dapat honor alias amplop. Tapi kadang juga “garingan” alias hanya diberi sebotol aqua gelas.

>> Posisi mentereng saat berceramah, membuat banyak orang jadi rebutan. Terutama bapak-bapak senior yang dulu di masa mudanya “kurang bahagia” dan “kurang dikenal kiprahnya”.

>> Hingga mimbar seperti Khutbah Jumát, ceramah Ramadhan, atau ceramah Shubuh pun, menjadi idaman banyak lelaki… (halah kok pakai bahasa alay sih).

>> Kalau para penceramah itu berilmu, pintar komunikasi, pengalaman berbicara; tentu sangat tidak masalah, bahkan sangat baik buatnya. Tapi kebanyakan penceramah amatiran ini kan kurang ilmu; gaya komunikasi seadanya; bahkan mengerti masalah saja kadang tidak. Ini sumber masalah serius.

>> Jujur saja, kadang kami jadi “malas” ikut Jumátan gara-gara para penceramah amatiran ini. Tapi karena tahu bahwa Jumátan itu wajib bagi laki-laki, ya dipaksakan hadir. Meskipun haduh…gimana ya rasanya.

>> Kalau para penceramah amatiran itu tahu diri masih lumayan. Lha biasanya, mereka sudah kurang berilmu, sudah begitu sering menghalang tampilnya anak-anak muda yang lebih baik kualitasnya. Maunya, mimbar ceramah dia kekep sendiri. Tidak boleh untuk anak-anak muda. Katanya, “Jangan. Nanti jadi saingan!

>> Inilah kondisi yang sangat menyedihkan di tengah Ummat kita. Banyak orang sok pandai berceramah, padahal sejatinya mereka belum layak berdiri di atas mimbar.

>> Alangkah baik kalau budaya “maniak mimbar” ini dibereskan. Minimal dikurangi. Terimakasih.

(Admin).

 


Beras Palsu…

Mei 23, 2015

* Sudah lama dikenal, orang China mampu membuat telur palsu. Bentuk, rasa, tekstur mirip. Bahkan cangkang mirip. Tapi tetap saja TELUR PALSU. Tentu sangat berbahaya.

* Di China juga pernah ditangkap produsen BURGER PALSU. Dagingnya dibuat dari olahan kardus & bumbu penyedap. Astaghfirullah.

* Lagi-lagi di China, ada ribuan bayi ginjalnya bermasalah. Kenapa? Karena mereka minum SUSU PALSU. Bentuk seperti susu bubuk biasa. Tapi di dalamnya dicampur bahan MELAMIN. Katanya bahan melamin bisa jadi sumber “protein palsu”. Ya melamin yang suka dipakai bahan gelas, mangkok, piring. Astaghfirullah…lagi.

* Kini ada lagi, BERAS PALSU. Waktu itu ada “mobil esemka palsu”. China lagi, China lagi. Dunia penuh kepalsuan dan kecurangan.

* Bukan cuma kita yang ditipu, sesamanya sendiri juga ditipu. Kok ada ya manusia tega begitu? Ya ada. Wong sudah gelap mata, buta hati, buta akal. Astaghfirullah…

* Keterikatan yang mendarah daging kepada “makan babi, arak, judi, & perzinahan” membuat sebagian manusia berlaku “semau gue”. Tiada takut dosa & siksa.

* Konon, kalau ada yang meninggal. Dalam peti kuburnya disertai uang, perhiasan, harta. Maka itu kuburan China sering jadi sasaran “pemburu harta”. Untuk apa uang & harta itu? “Buat nyogok dewa di sana!” Astaghfirullah…tidak di dunia, tidak di alam kubur, masih korupsi juga. Itu membuktikan, mereka merasa diri bersalah.

* “Wa laa ta’tsau fil ardhi mufsidin.” Jangan berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

(Join-Now).


Mahasiswa dan Kekuasaan

Mei 23, 2015

>> Scara teori, mahasiswa di manapun, tidak ada yg mampu meruntuhkan kekuasaan suatu pemerintah.

>> Gerakan Mei 1998 bukanlah melulu mahasiswa. Mereka hanya jadi “kuda troya” belaka. Ditunggangi kekuatan besar di baliknya.

>> Bahkan opini besar tentang “gerakan mahasiswa 1998” adalah strategi media untuk menyembunyikan pelaku sebenarnya.

>> Untuk menjatuhkan sebuah kekuasaan, butuh kekuatan besar dan proses rumit. Sebagai perbandingan, menjatuhkan Bashar Assad pun tidak mudah.

>> Untuk mengubah sebuah kekuasaan, dibutuhkan hal-hal berikut:

[1]. Opini kuat dan massif bahwa si penguasa sudah tidak pantas lagi. Itu butuh penguasaan MEDIA.

[2]. Butuh kader-kader penggerak, militan, terlatih, pengalaman sosial kuat. Jumlahnya juga harus banyak. Bisa ribuan orang. Mereka ini pelaksana kerja lapangan.

[3]. Butuh dana besar. Tidak mungkin gerakan ini tanpa dana. Itu nonsens. Dana bisa triliunan rupiah. Dan tidak mungkin dari sumber kencleng.

[4]. Butuh dukungan dunia internasional. Terutama dari negara-negara pendukung pemerintah itu.

[5]. Butuh strategi mematahkan intelijen. Karena lembaga intelijen pasti bertugas menjaga kekuasaan.

[6]. Butuh strategi meredam militer & kepolisian. Karena para pemimpin mereka pasti pro penguasa.

[7]. Butuh pemikiran hebat untuk menghadapi kontra opini oleh para politisi (partai politik) dan pengamat.

[8]. Butuh pengalihan perhatian massa, agar tidak mengganggu rencana.

[9]. Butuh pemimpin kharismatik sebagai simbol perlawanan.

[10]. Butuh momentum yg tepat & mendukung.

>> Semua hal di atas tak mungkin dijalankan oleh para mahasiswa. Di negeri manapun, tidak ada revolusi oleh mahasiswa.

>> Bahwa mahasiswa idealis patriotik, mungkin ya. Tapi perubahan politik tak semudah impian dan lamunan.

>> Jangan terlalu membebani mahasiswa. Tapi bebanilah pastisipasi kita dalam kehidupan nyata. Itu lebih fair.

(El-Shami).


Pahami Kehebatan Tilawah Al-Qur’an

Mei 23, 2015

Beauty

>> Zaman jahiliyah, orang Arab sudah mahir-mahir soal syair. Tapi yang diutamakan: isi syair. Bukan lafadz atau bunyi.

>> Barulah Al Qur’an yang datang membawa: keindahan sastra, kedalaman makna, sekaligus bacaan “melodi”.

>> Dengan membaca saja, secara TARTIL, tanpa ditambah apa-apa, itu seperti lantunan lagu yang indah.

>> Seolah, bagi Muslim, bacaan Al Qur’an seperti pengganti lagu & musik.

>> Ingat lho, ini bukan BUDAYA ARAB. Tapi anugerah DARI LANGIT. Kenapa? Karena sebelum itu bangsa Arab TIDAK KENAL bacaan teks berlagu (bermelodi) seperti Al Qur’an itu.

>> Bila Nabi Dawud As dianugerahi suara seruling yang sangat merdu; maka Rasulullah dianugerahi TILAWAH QUR’AN yang hebat.

>> Semakin beriman seorang Muslim, pancaran pengaruh bacaan Al Qur’an-nya smakin kuat. Alhamdulillah.

>> Kaum Yahudi begitu iri dengan LAGU LANGIT ini, sampai mereka membuat tradisi baca Taurat/Talmud dengan lagu. Biasanya mereka baca gulungan (scroll) panjang. Anak-anak mereka dididik ketat dalam hal ini.

>> Kaum Nasrani paling parah. Mereka kehilangan akar agamanya, karena akarnya adalah budaya Bani Israil (budaya itu diambil oleh Yahudi). Maka mereka mencipta “lagu langit” dalam bentuk lagu-lagu koor gereja. Mengutamakan bacaan kolektif. Mereka sangat disiplin dalam menjaga kaidah lagu-lagu ini. Pengetahuan mereka tentang musik begitu kuat. Lagu-lagu gereja itu sering diperdengarkan dalam Misa-misa.

>> Masyarakat budaya Jawa juga merasa butuh pada lagu dengan sentuhan rohani. Mereka membuat konsep lagu Mocopat, Dandang Gulo, Asmorodono, Megatruh, Pucung, dll. Ustadz Hartono Ahmad Jaiz paham hal ini. Tapi sering juga lagu-lagu itu dipakai dalam suasana hedon dan mistik.

>> Kaum nasionalis tak ketinggalan. Mereka buat syair-syair memuja Tanah Air. Supaya nuansa spiritualnya dapat, mereka cipta konsep lagu HYMNE. Hymne ini seperti “lagu suci” yang selalu dikumandangkan dalam suasana khidmat.

>> Lantunan doa, lagu rohani, atau ayat-ayat suci dikenal secara internasional dg istilah RECITATION. Kita menyebutnya RESITA. Dalam istilah Arab: TILAWAH (membaca). Kata ahli Islam, “Tilawah” hanya dipakai untuk Al Qur’an saja.

>> Pemerintah sekuler Turki pernah membuat adzan dengan versi bahasa Turki. Sangat aneh dan ganjil. Sampai akhirnya adzan Turkish itu ditinggalkan Muslim di sana.

>> Pernah diperdengarkan adzan versi China. Juga sangat aneh, ganjil, bikin geli.

>> Tilawah Qur’an bukan soal BACAAN teks biasa. Ia adalah ANUGERAH MELODI DARI LANGIT. Ia adalah berkah besar. Maka itu MARI BERSAMA KITA JAGA ANUGERAH agung ini.

>> “Fa idza qara’nahu fattabi’ qur’anahu” (kalau Kami -lewat Jibril As- telah membacakan Al Qur’an, maka ikutilah bacaannya). Al Qiyamah 18.

SELAMAT BERTEKUN-TEKUN MENJAGA KITABULLAH.

(BlueWater).


Kesalahan Membaca Al-Qur’an dengan Lagu Mocopat

Mei 23, 2015

Bismillahir Rahmaanir Rahiim.

Setelah intens mengkaji kasus pembacaan Al Qur’an dg lagu (nagham) Mocopat; kami menyimpulkan adanya kesalahan fatal padanya, yaitu:

[1]. Memaksakan diri (takalluf). Sesuatu yang mudah disulit-sulitkan. Padahal dalam ayat: “Bacalah apa yang dimudahkan -bagimu- dari Al Qur’an.” Al Muzammil 20.

[2]. Keluar dari ranah bahasa Arab, karena Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Sedang lagu Mocopat lahir dalam karakter bahasa Jawa.

Dan bahasa orang yang mereka tuduhkan -Nabi belajar- kepadanya adalah bahasa ‘ajam, sedang ini adalah bahasa Arab yg terang.” An Nahl 103. Ayat ini bermakna, pentingnya menjaga keaslian bahasa Al Qur’an.

[3]. Karakter Mocopat adalah lagu HIBURAN (entertainment kedaerahan). Malah dalam seni Tandak atau Tayub sering disertai minum khamr & mesum. Membaca Al Qur’an dalam lagu begini adalah bentuk PERENDAHAN MARTABAT Kitabullah itu. Padahal kita diperintahkan mengagungkan syiar-syiar Allah, khususnya Al Qur’an.

Siapa yg mengagungkan syiar-syiar Allah, maka hal itu timbul dari ketakwaan hati.” Al Hajj: 23.

[4]. Bacaan dengan lagu etnikal sangat berpotensi memecah belah Ummat. Dulu Khalifah Utsman Ra menyatukan qiraat Al Qur’an adalah untuk mghindari perpecahan. Padahal mereka sama-sama orang Arab. Jika lagu Mocopat disebarkan, maka setiap etnik akan menuntut punya lagu sesuai nafsu masing-masing. Inilah memfitnah Al Qur’an dan memecah belah Ummat.

Dan hendaknya kalian berpegang teguh dg agama Allah, dan jangan berpecah belah.” Ali Imran: 103.

[5]. Bacaan dg lagu Mocopat akan menyusahkan hati orang-orang Mukmin, khususnya para pembaca/penghafal Al Qur’an. Mereka akan merasa ASING dan ANEH dengan bacaan itu. Hal ini termasuk fitnah bagi Mukmin dan Mukminah.

Dalam Surat Al Buruuj 10 disebutkan, orang-orang yang mendatangkan kesusahan (fitnah) bagi Mukmin dan Mukminaat, diancam siksa Jahannam.

[6]. Pembacaan dg lagu etnik ‘ajamiyah seperti Mocopat, lama-lama akan menggeser bacaan TARTIL yang sesuai Syariat. Hal itu sama dengan upaya menghapus BUDAYA QUR’ANI dari tengah masyarakat Muslim. Ini termasuk amal kekufuran, yaitu memadamkan ilmu-ilmu Qur’ani.

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dg mulut-mulut mereka, dan Allah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (Ash Shaff: 8).

DARI beberapa uraian ini, kami simpulkan bahwa membaca Al Qur’an dengan lagu Mocopat adalah TIDAK DIPERBOLEHKAN. Termasuk juga dengan lagu-lagu entertainment lain.

Al Qur’an adalah KITAB SUCI. Kita harus memberlakukannya dengan SUCI, HORMAT, dan PEMULIAAN.

Membaca Al Qur’an adalah perkara ritual (ibadah) untuk mencapai ridha Allah. Bukan hajat nafsu & entertainment.

Demikian semoga dipahami, terimakasih. Wallahu a’lam bis shawaab.

(Abinya Syakir).


Mereka Membolehkan Lagu Apa Saja…

Mei 23, 2015

* Di balik bacaan Al Qur’an, sejatinya ada RAHMAT ALLAH. Tapi kita kurang melihatnya.

* Kalau kita diminta membaca FASIH dan TERATUR seperti imam-imam masjid di Saudi. Pastilah sangat sulit. Butuh hafalan, latihan, pengalaman panjang.

* Apalagi kalau disuruh membaca Qiraah ala MTQ, pasti lebih susah lagi. Selain mengerti lagu, hafal ayat, nafas harus panjang, suara harus jernih. Ini lebih susah.

* Maka SEMUA Muslim di dunia dimudahkan membaca Al Qur’an. Sesuai kemampuan, keadaan, dan kebisaan dia melagukan masing-masing. TIDAK DIWAJIBKAN mengikuti lagu-lagu sulit yang dia tidak mampu melakukannya.

* Kaidahnya ada dalam ayat: “Faqra’u maa tayassara minal Qur’an” (bacalah apa yang Dia mudahkan dari Al Qur’an). Surat Al Muzammil.

* Di sini terdapat rahmat Allah. Kita tidak dibebani membaca dengan lagu-lagu tertentu. Bacalah yang dimudahkan bagimu. Selagi mengikuti tajwid, panjang pendek, waqaf, dan makhraj huruf…insya Allah sampai pada BACAAN AL QUR’AN yang benar.

* Melagukan Al Qur’an dengan lagu (nagham) non Arab, sangat bisa dilakukan. Bahkan mau memakai irama melayu, pop, dangdut, juga bisa. Membaca dengan model koor GEREJANI juga bisa.

* Tapi cara begitu jelas MEMAKSAKAN DIRI, mementingkan aspek hiburan, dan menyebarkan fitnah. Ya faktanya timbul keresahan sosial seperti saat ini.

* Herannya, sebagian ulama yang pakar ilmu Al Qur’an malah terkesan PERMISSIF. Apa dia tidak sadar, bahwa menyatukan Ummat itu sangat sulit, sedang memecah belah sangat mudah? Entahlah.

* Menjadi alim itu kan bukan cuma title Pak. Tapi ada amanat Allah dan Rasul-Nya di sana. Iya tidak.

* “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Surat Al Anfaal: 27).

* Mereka membolehkan bacaan Al Qur’an di atas metode lagu-lagu hiburan. Astaghfirullah…

(Mine).


Kalau Langgam Mocopat Populer…

Mei 23, 2015

* Harusnya penguasa membuat sebanyak-banyak SOLUSI atas masalah masyarakat. Bukan malah “panen masalah” terus. Yang kemarin belum selesai, kini bermunculan sensasi-sensasi baru. Ya kasihan lah rakyat ini. Kapan mereka diopeni, Bozz?

* Kali ini penguasa angkat “bacaan Al Qur’an dengan lagu Mocopat”. Didengarkan di istana, dalam acara formal.

* Kalau gaya MOCOPAT ini laku keras, maka dunia hiburan Kejawen bisa semakin marak membahana.

* Sekaligus hal ini akan MEMBABAT penyebaran TAHSIN TILAWAH yang selama ini berkembang baik di masyarakat.

* Konsep MOCOPAT pasti susah diselaraskan dengan TAHSIN TILAWAH. Itu terbukti, si pembaca di istana itu pun memaksakan diri mengikuti irama Mocopat. Untuk sekaliber Qari’ saja harus bekerja keras, apalagi orang biasa?

* Demi Allah, saat kami dulu saat di SD diajari konsep Mocopat, Dandangulo, dll. sangat sulit memahami. Tapi saat diajar mengaji di masjid, biasa saja. Kenapa begitu?

* KARENA ada ayat: “Wa laqad yas-sarnal qur’an li dzikri” (sungguh telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk dipelajari).

* Juga ada ayat: “Faqra’uu maa tayassara minal qur’an” (bacalah apa yang dimudahkan dari Al Qur’an).

* Konsep dasar lagu-lagu etnik, pasti sangat sulit; dan bisa memecah belah Ummat juga, jika dikaitkan bacaan Al Qur’an.

* Sekarang ada orang berteriak-teriak: Apa Indonesia cuma Jawa saja? Karena mereka tersinggung aspek etnikalnya. Padahal Muslim Jawa sendiri juga tidak mau hal itu. Hanya penguasa saja yang punya niatan tertentu di balik manuvernya. Nas’alullah al ‘afiyah.

* Ada kaidah “maa laa tatimmul wajiba illa bihi wa huwa wajib“. Tidak sempurna suatu kewajiban selain dengan suatu perkara, maka hukum perkara itu adalah wajib.

* Aplikasinya begini… MENJAGA AL QUR’AN ADALAH WAJIB. Maka menjaga sarana-sarana untuk menopang kelestarian Al Qur’an adalah wajib juga. Seperti Tahsin Tilawah.

* Bagaimana kalau ada Rektor Univ Studi Al Qur’an membolehkan pakai lagu Mocopat? JAWAB: Maukah dia mengajarkan lagu itu pada anak, cucu, istri, keluarga, murid-murid, dan semua manusia? Begitu saja jawabnya. Kalau dia mau, silakan dipakai sendiri cara itu dalam ibadahnya. Tidak usah ditularkan ke manusia yang lain.

* Janganlah ada usaha merusak ilmu-ilmu Islam secara pelan-pelan. Nas’alullah al ‘afiyah.

(Mine).


Isi Hidupmu dengan Beberapa Perkara Ini…

Mei 23, 2015

[1]. Memulai perbuatan baik dengan BASMALAH, dan menutupnya dengan HAMDALAH.

[2]. Menunaikan urusan-urusan, sebaik-baiknya, sesuai daya dan kekuatan.

[3]. Senantiasa DZIKIR dan DOA mohon pertolongan Allah SWT.

[4]. Berbagi kebaikan, apa saja, semampunya.

[5]. PASRAH DIRI kepada Allah atas apapun kenyataan yang terjadi.

Smoga hidupmu baik. Smoga barakah, selamat, mencapai husnul khatimah. Amin amin ya Rahmaan. (Khas).

Faith Islam

 


Jadikan Orang-orang Ini Sebagai Temanmu !!!

Mei 23, 2015

[1]. Seseorang yang hormat dan sopan kepada ORANGUA-nya. Dia tak akan menyakitimu.

[2]. Laki-laki yang PEMALU kepada wanita. Dia tak akan menyakiti wanita-wanitamu. Dan dia juga BUKAN seorang homo.

[3]. Seorang pendekar atau jago BELADIRI. Dia akan mengajarimu cara bertahan hidup.

[4]. Laki-laki yang tekun ke MASJID. Insya Allah dia amanat dan punya moralitas.

[5]. Seorang GURU. Jika akhlaknya kurang baik, dia tetap punya ilmu untuk dibagi.

[6]. Orang MISKIN yang sopan. Mereka adalah pendukung setia & tidak khianat.

[7]. Orang yang mau MENDENGAR. Dia bukan orang fanatik, dan mau mendengar kebenaran.

KENALI 7 kelompok itu dan jadikan temanmu. Semoga Allah memimpin jalan kita kepada Ridha-Nya. Amin amin amin. (Khas).

Teman Baik Teman yang Jujur

Teman Baik Teman yang Jujur


Inilah Era Merunduq…

Mei 23, 2015

+ Sudahlah Bang. Jangan merunduk terus. Tak baik itu.
~ Ya tanggung. Dikit lagi.
+ Saking merunduk, sampai tidak ingat ada kawan.
~ Maaf, maaf. Tadi keasyikan.
+ Orang zaman sekarang aneh. Merunduk di mana-mana.
~ He he he. Asyik sih.

"Maen Gadget Tak Mengenal Tempat"

“Maen Gadget Tak Mengenal Tempat”

+ Sadarlah Bang. Dunia tak selebar kotak gadget.
~ Iya betul. Setuju.
+ Abang setuju, tapi update status terus.
~ Status?
+ Ia maen medsos. Atau maen fesbuq.
~ Apa medsos? Apa fesbuk?
+ Lagi maen gadget kan?
~ Apa gadget? Ra ngerti aku.
+ Aah sudahlah. Gak ada guna ngomong sama orang keras kepala.
~ Hhmm… TARA !! Beres sudah. Alhamdulillah. Gak merunduk lagi sekarang. Leher terasa pegel.
+ Sudah diposting statusnya Bang?
~ Status apa sih? Ra ngerti aku.
+ Lha dari tadi Abang ngapain merunduk terus?
~ JAHIT BAJU. Ni baju robek-robek. Saya perbaiki.
+ Hah, jahit baju?
~ Iya. Ini bajunya. Lihat sudah dijahit.
+ Astaghfirullah. Kirain…
~ Tenang saja. Santai. Kalem…
+ Itu teman Abang yang merunduk di sana ngapain? Dari tadi tangannya keliatan ketak ketik?
~ Dia lagi ngitung dagangan. Pake kalkulator segedhe Ipad.
+ Terus yang di sana, di pojokan? Dia juga merunduk terus?
~ Dia lagi “metani” (cari) kutu kucing. Hobinya gitu, kalau lagi rehat belajar.
+ Lha itu Bapak-bapak, dari tadi aku lihat dia merunduk terus? Ngapain dia?
~ Dia sakit leher. Salah posisi tidur.
+ Astaghfirullah… Aku salah sangka. Ternyata di sini merunduk sebenarnya. Astaghfirullah…
~ Tenang saja, santai. Cool, calm, confident…

TAMAT.

(WeAre).