Mengenal Sayyid Quthb Rahimahullah…

April 5, 2017

Dihukum Mati karena Menolak Sekularisme

Paling mudah mengenal beliau, dari kitab tafsirnya, FI ZHILALIL QUR’AN. Ini kitab tafsir TERBUKA, untuk Ummat Islam. Bukan hanya untuk anggota Al Ikhwan. Sama seperti TAFSIR AL AZHAR, untuk semua Muslim, bukan hanya anggota Muhammadiyah.

LAHIRNYA kitab Tafsir FI ZHILALIL QUR’AN sangat mengejutkan dunia Arab. Banyak yang kagum, karena ia merupakan karya ANALISIS AL QUR’AN dengan bahasa modern. Meski pun banyak juga yang “panas dingin”. Wajar ‘n manusiawi… 😀

KEUNGGULAN TAFSIR SAYYID QUTHB ini adalah:
a). Beliau ahli dalam TADABBUR AL-QUR’AN. Pintar mencari kaitan ayat ke ayat. Selain HAFAL AL QUR’AN, beliau juga SASTRAWAN.
b). Bahasa analisis beliau begitu dalam dan modern. Seperti memakai pendekatan ilmuwan Psikologi Sosiologis.
c). Pilihan-pilihan kata beliau, mengagumkan banyak orang.

BAHWA ada kekurangan ini itu, biasa. Namanya karya manusia. Kitab AR RISALAH saja ada kekurangannya.

SAYANG banget kalau ada yang sangat benci SAYYID QUTHB, tapi tidak memahami segi kebaikan beliau. Biasanya, para pengeritik beliau adalah orang-orang yang tidak jelas apa karya dan sumbangannya bagi perjuangan Islam dan kaum Muslimin. 😥

(WeAre).


Baca dan Aminkan Para Pembaca…!!!

April 5, 2017

Alhamdulillah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah Muhammad wa alihi wa ashabihi ajma’in.

Allahummagh-firlana warhamna wahdina wa ‘afina warzuqna. (Ya Allah ampuni kami, sayangi kami, berikan kami petunjuk, selamatkan kami, dan beri kami rezeki).

Robbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hablana min ladunka rohmatan, innaka antal wahhab (Wahai Rabb kami, jangan Engkau gelincirkan hati-hati kami setelah Engkau beri petuntuk, limpahkan kami dari sisi-Mu berupa kasih sayang, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Pemurah).

Allahummaj’al tsa’rona ‘ala man zholamana (Ya Allah jadikan balasan atas orang yang menzhalimi kami)

Wanshurna ‘ala man ‘aadana (tolonglah kami atas siapa yang memusuhi kami)

Wa laa taj’al mushibatana fi dinina (jangan jadikan musibah menimpa agama kami)

Wa laa taj’alid dunya akbaro hammina wa laa mabla-gho ‘ilmina (jangan jadikan DUNIA sebagai impian kami tertinggi dan muara tujuan ilmu kami)

Wa LAA TUSALLITH ‘ALAINA MAN LAA YARHAMUNA (jangan kuasakan kami kepada pemimpin YANG TIDAK MENYAYANGI KAMI). 

Amin amin ya Mujibas sa’ilin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.

.

.

***) Bantu dengan Aminkan, Sebarkan, agar Allah memberikan PEMIMPIN MUSLIM untuk DKI Jakarta dalam Pilkada April 2017 ini. Amin amin ya Sami’.

(MotherLand).


Selamat Pagi, Pak! (dialog fiktif)

April 5, 2017

Wartawan: “Selamat pagi, Pak Kombes,”

Polis: “Selamat pagi,”

Wartawan: “Kami mendapat informasi, polisi menangkap Mr. X dengan tuduhan makar. Benarkah demikian?”

Polis: “Memang benar demikian. Kami menangkap Mr. X setelah mendapat cukup bukti bahwa X diduga hendak makar dan berniat menggulingkan pemerintahan yang sah, lalu mendirikan negara ISIS di sini.”

Alat Makar Berbahaya

Wartawan: “Bukti-bukti apa yang bapak dapat?”

Polis: “Kami menemukan uang tunai sebesar 18 juta, beberapa lembar slip pengambilan uang dari bank, serta stroke belanja Carref**r di dalam kantong celana tersanga,”

Wartawan: “Luar biasa! Bagaimana bapak bisa mengambil kesimpulan bahwa tersangka hendak makar dengan barang-barang bukti tersebut?”

Polis: “Pertama, di struk belanja, kami temukan pembelian 2 buah panci. Ini kan aneh sekali. Untuk apa seorang laki-laki berbelanja begitu banyak panci?”

Wartawan: “Lalu uang tunai 18 juta. Kami menduga bahwa uang tersebut adalah sebagian uang revolusi yang berhasil dikumpulkan. Uang tunai, lalu panci! Tidak perlu orang cerdas untuk menyimpulkan ada niat makar dari dua temuan barang bukti tersebut. Cukup kami-kami saja,”

Polis: “Kami memperkirakan, tersangka butuh setidaknya 3 miliar untuk menggulingkan pemerintahan yang sah,”

Wartawan: “3 miliar? Luar biasa! Dalam US Dolar atau Euro, Pak?”

Polis: “Rupiah dong. Kita sedang bicara rupiah,”

Wartawan: “Hah? 3 miliar rupiah? Uang segitu buat kampanye jadi bupati saja kurang Pak. Apa mungkin cukup untuk menggulingkan pemerintahan sebuah negara? Bapak yakin 3 miliar rupiah?”

Polis: “Anda meragukan keterangan saya?”

Wartawan: “Saya tidak berani Pak. Oh iya, apa yang mereka rencanakan dengan dana sebesar itu?”

Polis: “Mereka sepertinya akan bergerilya. Masuk ke DPR melalui gorong-gorong, lalu menguasai dan mengambil alih gedung DPR/MPR. Setelah menguasai dewan, mereka kemudian bergerak ke Istana Negara juga melalui gorong-gorong, masuk melalui septictank, tembus ke toilet Istana, kemudian mandi sebentar untuk bersiap-siap menggulingkan pemerintahan yang sah. Untunglah sebelum terlaksana, aksi mereka berhasil kami gagalkan,”

Wartawan: “Dengan dana 3 miliar rupiah, kita-kira senjata apa yang akan mereka gunakan dalam menghadapi pasukan negara dan kepolisian?”

Polis: “Selain bom panci, kami menduga mereka juga menggunakan senjata rakitan dan bambu runcing. Untuk sementara, kami baru menemukan dua panci, dan 18 juta uang tunai. Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti lainnya,”

Wartawan: “Luar biasa kinerja kepolisian. Terimakasih Pak Kombes untuk wawancaranya. Selamat siang Pak!”

.

.

Sumber: Ibnu Hari Wibowo, efbi.


INI MASALAH TAUHID YANG PENTING…

April 5, 2017

***Khusus bagi para pemerhati. Yang belum paham, tak usah memaksakan diri***

Allah Menciptakan alam semesta

Bismillah. Intinya begini, Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa orang-orang musyrikin Makkah sejatinya “juga bertauhid”, yaitu Tauhid Rubbubiyah. Dalilnya, ayat-ayat dalam Al Quran, ketika kaum musyrikin ditanya: siapa pencipta langit bumi, siapa pemilik alam, siapa pemberi rezeki, dan lain lain? Mereka jawab, ALLAH. Nah, berarti bertauhid kan?

PEMBANTAH Ibnu Taimiyah berkata, orang-orang musyrik itu bohong, cuma ngaku-ngaku, atau sekedar verbalitas (di mulut) saja. Jadi, mereka tetap musyrik, kafir, karena menyembah berhala. Mereka tidak bertauhid sama sekali. Kata mereka begitu.

COBA Anda cek Al Qur’an pada ayat ayat berikut ini:
– Yunus 31.
– Al Mukminun 84-89.
– Al Ankabut 61 dan 63.
– Luqman 25.
– Az Zumar 38.
– Az Zukhruf 87.

DALAM ayat-ayat itu menegaskan pendapat Ibnu Taimiyah; tapi juga ada unsur menafikan pengakuan kaum musyrikin.

METODE IBNU TAIMIYAH: Orang-orang musyrikin Makkah, mereka bertauhid Rubbubiyah, tapi berbuat syirik dalam ibadah (Uluhiyah).

FAKTA SEJARAH: Kaum musyrikin Makkah tahu dan kenal Allah; sesuai paham dan keyakinan mereka. Mereka mendirikan Ka’bah dengan harta bersih. Abdul Muthalib menamakan putranya ABDULLAH (hamba Allah). Tapi di sekitar Ka’bah ada ratusan berhala yang disembah. Percaya kepada Allah, iya; menyembah berhala, iya juga. Nantinya saat Fathu Makkah, semua berhala dibersihkan oleh Nabi dan Shahabat dari Makkah.

JALAN TENGAH: Mungkin yang dimaksud Ibnu Taimiyah dengan “Tauhid Rubbubiyah” pada diri kaum musyrikin Makkah; adalah FITHROH TAUHID yang ada pada setiap manusia. Bukankah manusia diciptakan di atas Fithroh Tauhid? Maksudnya, stiap orang secara fithroh butuh pada Tuhan, mengakui Tuhan, bersandar pada Tuhan. Pemimpin Komunis Soviet pernah “gak sengaja” berkata: “Kalau perjanjian ini tidak terlaksana, kita bisa dihukum oleh Tuhan.” Nah, smua manusia punya rasa keagamaan itu, sekalipun atheis.

Orang Barat menyebutnya sebagai “sense of religion“. Hizbut Tahrir menyebut “Gharizah Tadayun” (insting beragama). Fithroh ini ada di hati stiap insan, trutama saat dalam situasi kritis/emergency.

KITA bisa menerima konsep Ibnu Taimiyah, dengan asumsi keyakinan kaum musyrikin sebatas ungkapan “fithroh manusia” saja. Belum mencukupi SYARAT IMAN seperti yang dikehendaki Syariat.

Di sisi lain, ada perbedaan antara “rasa keagamaan” kaum musyrikin dengan TAUHID RUBBUBIYAH di hati orang-orang beriman. Karena Tauhid Rubbubiyah yang kuat, akan mendekatkan seseorang pada maqom ULUL ALBAB (Ali Imron 190).

Semoga bermanfaat, wallahu a’lam bis shawaab.

(Sam Hikmat).


DULU PERNAH MENDAPATI…

April 5, 2017

Ada seorang penceramah, agak senior. Dia layaknya seorang ahli Matematika. Bapak itu mengajarkan kebenaran IMAN benar-benar memakai ilmu logika.

Misalnya logika seperti ini: “Kalau A terjadi karena B, lalu A dan B disatukan hasilnya C, kemudian B dikurangi A jadi D, lalu D dicampur C jadi A.”

Nah, saat melihat kenyataan begitu, saya ANGKAT TANGAN. Tidak mau menempuh jalan itu. Mengapa? Pastinya, Nabi Saw dulu saat mengajarkan agama bukan begitu caranya.

*) Lagi pula, kalau konsep LOGIKA begitu diterima, maka nanti ia akan menjadi “manhaj” untuk memandang segalanya. Pastinya, setelah itu, Anda akan lelah…

Kalau gak percaya, coba saja…

(WeAre).


Apa Hasilnya…?

April 5, 2017

* Wahdah Islamiyah dituduh teroris oleh MetroTV ==> Hasilnya, nama Wahdah makin melambung.

* Ustadz Khalid Basalamah digeruduk Banser Sidoarjo ==> Hasilnya, beliau tambah terkenal di mana mana.

* Ustadz Adi Hidayat ditahdzir oleh Ustadz Abdullah Taslim dkk. ==> Hasilnya, nama beliau jadi me-NASIONAL, makin dicari orang.

* Julia Perez sakit berat, kurus kering, koar koar dukung Hoxhox ==> Hasilnya…?? Malaikat maut mungkin tambah gemez aja ke dia. 😀

(Senyum).


AYAT YANG SANGAT PENTING (BAGI PARA PENCARI REZEKI)

April 5, 2017

Dalam Al Qur’an kita sering membaca ayat yang bunyinya begini: “Allohu yabsuthur rizqo li man yasya’u wa yaqdir.” Ayat demikian diulang di beberapa tempat.

Artinya: “Allah meluaskan rezeki bagi SIAPA yang Dia kehendaki, dan Dia membatasi (rezeki itu bagi SIAPA yang Dia kehendaki).”

MULA-MULA… Kita harus meyakini ayat ini. Bahwa Allah hakikatnya PENGATUR REZEKI kita. Harus diyakini, diimani, dan diridhai. (Konsep YIR: Yakin, Iman, Ridha).

Usaha adalah SARANA bukan HAKIKAT

SETELAH YAKIN… Silakan cari jalan-jalan atau sebab-sebab untuk MENJEMPUT REZEKI tersebut. Kata orang bisnis, cari KIAT-KIAT mendapat income. Tentu kemudian laksanakan.

DALAM MANA…kita mencari jalan/sebab datangnya rezeki itu, lakukan sebaik mungkin (IHSAN). Tapi JANGAN DIYAKINI bahwa datangnya rezeki kita SEMATA dari jalan/sebab itu. Jangan. Tetap kembalikan urusan SUMBER REZEKI ke ayat semula, yaitu: Allah Al Bashith Al Qadiir.

KITA bicara USAHA sebatas bicara sebab-sebab saja, bukan MEMASTIKAN bahwa rezeki kita sepenuhnya ada di sana. Sebab kalau kita seperti itu, sebagai ORANG BERIMAN Anda akan dibuat kelelahan. Nas’alullah al ‘afiyah.

BUKAN berarti TIDAK SERIUS usaha, tidak. Kan tadi sudah disebut, berbuat terbaik (IHSAN). Tapi jangan meyakini bahwa usaha itu sebagai hakikat SUMBER REZEKI kita. Sumber rezeki, tetap Allah Ta’ala.

BETAPA banyak rezeki Allah yang diberikan ke kita, melebihi nilai INCOME bulanan kita. Coba berapa nilai SEHAT Anda kalau dihitung secara nominal? Ingat untuk buang air atau keluar keringat saja, bagi yang tidak bisa melakukan; harus operasi dengan biaya besar.

Baca entri selengkapnya »