Jangan Memberi Musuh Alasan Memukulmu

Mei 8, 2011

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Dalam Al Qur’an dan As Sunnah kita telah dijelaskan, bagaimana sikap orang-orang kafir. Mereka bersikap keras kepala, fanatik buta, kejam, zhalim, sombong, dan sebagainya. Dalam salah satu surat Al Qur’an disebutkan istilah “Ulaika hum syarrul bariyyah“. Ini salah satu tamtsil tentang betapa buruknya sifat orang kafir dan kekufuran.

Artinya, kalau kita berharap mereka akan bersikap rahmah, kasih-sayang, bersikap adil, peduli, terbuka, mau dialog, dll. kepada kaum Muslimin, ya kita seperti mengharap sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Contoh sederhana, sikap orang Budha. Dimanapun orang Budha dikenal lembut, pengasih, anti kekerasan, anti tindakan zhalim. Tetapi bagaimana sikap mereka di Thailand terhadap kaum Muslim Pattani? Bagaimana sikap mereka di Burma terhadap kaum Muslim Rohingnya? Ternyata, kaum Budhis itu bersikap kejam juga kepada kaum Muslimin. Kaum kufar yang dikenal “lembut” saja seperti itu, apalagi yang sudah terkenal kekejamannya?

Sekali lagi, kita tak bisa berharap banyak kepada sifat pengasih, empati, adil, mengayomi, dll. kepada kaum kufar. Berdasarkan telaah Kitabullah dan As Sunnah, serta realitas sejarah, kaum kufar umumnya bersikap zhalim kepada kaum Muslimin. Kalaupun ada yang berbuat adil, itu sangat sedikit.

Jangan Memberi Mereka Alasan...

Dengan demikian, kita tidak bisa mengharapkan BELAS-KASIH dan PEMBELAAN kaum kufar terhadap kehidupan kaum Muslimin. Andaikan hati nurani mereka mulai bicara jujur, syaitan dan hawa nafsu mereka akan segera menguasai, sehingga kejujuran nurani itu akan tertutupi kembali.

Jika memahami kondisi seperti ini, seharusnya kaum Muslimin berhati-hati dalam berbuat dan bertindak. Kita JANGAN MEMBERIKAN ALASAN bagi kaum kufar untuk menyerang diri kita, menghancurkan kehidupan kita, serta merusak kehormatan kita.

Bersikaplah sebaik-baiknya, sehingga MENYULITKAN kaum kufar untuk menghantam kita dari sudut-sudut yang mereka inginkan. Bisa jadi, karena watak kufurnya itu, mereka akan selalu mencari celah untuk menghajar kita. Tetapi bila kita berhati-hati, dan tidak memberi alasan bagi mereka, maka mereka pun akan berpikir ulang untuk menyerang kita.

Maka tindakan kecil, berupa menyerang kepentingan kaum kufar, hal itu bisa berbalik menjadi gelombang besar yang menghantam kita. Mungkin karena kita sudah sangat muak dengan kekejaman kaum kufar, lalu kita menyerang mereka, dengan maksud melakukan balas dendam. Tetapi tindakan itu bisa mengundang serangan hebat mereka.

“Nah, itu lihat! Muslim melakukan teror. Muslim sudah menyerang kehidupan dunia! Ayo kita habisi mereka sampai anak-cucunya! Bahkan sampai kucing-kucingnya yang lucu juga!” begitu logika berpikir kaum kufar.

Andaikan di sisi kita ada Daulah Islamiyyah atau Khilafah Islamiyyah, tentulah lembaga ini yang akan melindungi Ummat dan membuat perhitungan dengan kaum kufar. Tetapi ya karena lembaga itu tak ada, konsep itu tidak eksis, ya akhirnya kita sendiri yang harus secara mandiri menjaga kehidupan kita.

Ada sebuah ayat dalam Al Qur’an yang bisa menjadi pedoman. Bahwa Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahua.” (Al An’am: 108).

Memaki sesembahan orang kufar tidak boleh dilakukan, karena khawatir nanti mereka akan balas memaki sesembahan kita, Allah Ar Rahmaan Ar Rahiim. Hal itu pernah terjadi di Indonesia ini.

Suatu saat pemuda-pemuda Islam mencela Kitab Injil sebagai kitab porno. Lalu muncul bantahan dari seorang kafir yang mengatakan, “Menurut saya, kitab suci yang paling porno di dunia ialah Al Qur’an. Ha ha ha…” Nah, ini contoh nyata bagaimana orang kafir balas memaki Kitab Suci kita, karena kita telah memaki kitab suci mereka. Seharusnya kaum Muslimin belajar dari kenyataan-kenyataan seperti ini.

Kalau memaki sesembahan orang kafir saja dilarang, padahal belum tentu hal itu merugikan mereka. Apalagi kalau kita menyerang mereka dengan serangan-serangan tertentu? Jelas, mereka akan balas menyerang balik kita. Dan perbuatan seperti ini dilarang dalam Islam.

Rasulullah Saw pernah mengatakan, bahwa setiap perbuatan baik itu adalah sedekah. Kalau tak bisa berbuat baik, berkata-kata baik juga sedekah. Kalau tak bisa berkata-kata baik, maka bersikap DIAM sehingga tak menimbulkan madharat, itu juga sedekah.

Begitulah wahai Akhi dan Ukhti fillah rahimakumullah…

Kalau kita belum bisa membantu kaum Muslimin, belum bisa memberikan perlindungan yang kuat, belum bisa menyelamatkan hidup mereka dari bencana dan malapetaka, belum bisa menyantuni mereka dengan harta, dengan makanan-minuman, atau belum bisa mendoakan mereka; SETIDAKNYA JANGAN BERBUAT SESUATU YANG AKAN MEMBUAT MEREKA DIHAJAR OLEH KAUM KUFAR.

Bila tak mampu berbuat baik, minimal bersikaplah diam, sehingga dengan diam itu bisa menyelamatkan nasib kaum Muslimin.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

AM. Waskito.